Penutupan lahan di TNGC tahun 2006

Tabel 5 Lanjutan No. Tipe penutupan lahan Deskripsi tampilan citra Gambar citra Landsat 6 Badan air Badan air berwarna biru tua 7 Awan dan bayangan awan Awan berwarna putih dan bayangan berwarna hitam

5.1.2 Penutupan lahan di TNGC tahun 2006

Hasil pengolahan citra Landsat dengan waktu penyiaman citra 24 September 2006 adalah peta penutupan lahan TNGC Gambar 6. Nilai overall classification accuracy peta tutupan lahan tahun 2006 adalah 86.49. Berdasarkan Tabel 6 dan Tabel 7, luas tipe penutupan lahan di TNGC tahun 2006 dijelaskan sebagai berikut: 1 Tipe petutupan lahan yang terluas di TNGC adalah hutan alam dengan luas 6345.99 ha. Hutan alam yang ada di TNGC sebagian besar merupakan hutan sekunder. Persebaran hutan alam paling luas yaitu di Kecamatan Argapura dengan luas 1932.48 ha dan terkecil pada Kecamatan Sukahaji dengan luas 14.67 ha. 2 Tipe penutupan lahan terluas kedua adalah semak dengan luas 3295.26 ha. Semak merupakan lahan berupa rumput, tumbuhan bawah atau ilalang yang tumbuh karena adanya pembukaan lahan atau lahan bekas garapan yang ditinggalkan. Semak mendominasi luasan TNGC di beberapa wilayah karena lahannya sebagian berbatu dan adanya faktor kebakaran hutan yang menyebabkan suksesi secara alami. Semak belukar terluas berada di Kecamatan Pasawahan dengan luas 671.76 ha diikuti Kecamatan Argapura dengan luas 622.53 ha, dan yang terkecil berada di Kecamatan Cikijing dengan luas 21.24 ha. 3 Tidak ada data merupakan penutupan lahan terluas ketiga dengan luas 1864.35 ha. Luas penutupan lahan ini terkait dengan kondisi saat penyiaman citra berupa awan, bayangan awan, serta punggungan bukit-bukit. 4 Hutan tanaman pinus merupakan tipe penutupan lahan terluas keempat dengan luas 1458.27 ha. Hutan tanaman pinus di TNGC dahulu dikelola Perum Perhutani. Distribusi hutan tanaman pinus terluas berada di Kecamatan Argapura dengan 477.99 ha, kemudian Kecamatan Mandirancan dengan luas 200.43 ha dan yang terkecil di Kecamatan Sukahaji dengan luas 1.17 ha. 5 Lahan terbuka merupakan penutupan lahan terluas kelima dengan luas 1413.36 ha. Lahan terbuka diakibatkan oleh kebakaran lahan-lahan semak belukar yang menyebabkan semak-semak menjadi tanah-tanah hitam. Selain itu karena adanya pembukaan lahan oleh masyarakat sebelum digarap menjadi lahan pertanian. Lahan terbuka di TNGC yang terluas berada di Kecamatan Pasawahan dengan luas 1025.55 ha, kemudian Kecamatan Argapura dengan luas 152.91 ha dan yang terkecil berada di Kecamatan Cikijing dengan luas 0.9 ha. 6 Ladang merupakan tipe penutupan lahan terluas keenam dengan luas 789.3 ha. Ladang adalah lahan pertanian kering yang ditanami sayur-sayuran seperti kubis, cabai, kentang, petcay dan lainnya. Ladang merupakan lahan garapan yang sudah lama diterapkan oleh masyarakat dan sudah ada sebelum adanya kawasan TNGC atau semenjak masih dikuasai oleh Perum Perhutani, sehingga ladang masih banyak terdapat di dalam kawasan taman nasional. Luasan ladang yang terluas berada di wilayah Kecamatan Argapura dengan 440.19 ha, kemudian di Kecamatan Talaga dengan luas 220.59 ha dan terluas ketiga di Kecamatan Cigugur dengan luas 36.27 ha. 7 Badan air merupakan tipe penutupan lahan yang terkecil yang sangat jelas terdeteksi di wilayah danauSitu Sangiang dengan luas 19.17 ha dan Talaga Remis dengan luas 2.34 ha. Gambar 6 Peta penutupan lahan TNGC tahun 2006.

5.1.3 Penutupan lahan di TNGC tahun 2009