baik. Sedangkan pada kelas kontrol, siswa masih merasa monoton dan bosan terhadap pembelajaran IPS Sejarah karena tidak ada sesuatu yang bisa
menghidupkan suasana kelas mereka. Sehingga mereka kurang termotivasi dan minatnya rendah pada pembelajaran IPS Sejarah.
C. Pembahasan
Sejarah tidak hanya membantu para siswa dari berbagai umur dan kemampuan untuk menemukan posisi mereka pada masa sekarang dengan
cara menciptakan “hubungan yang menenteramkan” dengan masa lampau, tetapi juga secara tidak langsung mengandung filsafat tentang asal usul yang
bermakna di masa lalu dan tujuan yang bermakna di masa depan, yang harus menjadi alasan bagi kerja keras manusia di masa sekarang Kochhar,
2008:63.
Salah satu permasalahan yang selama ini dihadapi dalam dinamika pembelajaran IPS Sejarah adalah menurunnya minat siswa sehingga mata
pelajaran IPS Sejarah dianggap kering dan membosankan. Siswa hanya menganggap pelajaran IPS Sejarah hanya untuk mendapatkan sebuah nilai
prestasi yang berbentuk angka, tanpa perlu pemahaman makna didalam pembejaran IPS Sejarah. Pada hakekatnya pembelajaran IPS Sejarah dengan
menggunakan pendekatan kontruktivisme lebih efektif dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu diperlukan adanya inovasi baru dalam
pembelajaran IPS Sejarah kontruktivistik yang dikemas kedalam konsep e- learning sehingga siswa dapat secara aktif dan konstruktif dalam membangun
ide kemampuan mereka untuk selalu berpikir kritis terhadap kontribusi
perkembangan teknologi internet sebagai media pembelajaran. Artinya siswa tidak hanya sekedar mengetahui suatu konsep, namun secara lebih efektif
memanfaatkan secara positif kemajuan dari konsep tersebut.
Dari hasil observasi awal yang dilakukan peneliti sebelum dilaksanakan tindakan pada pembelajaran IPS Sejarah, guru belum menggunakan alat-alat
pendukung yang sebenarnya sudah ada, sehingga penyampaian materi belum maksimal. Sedangkan buku paket digunakan sebagai satu-satunya media
dalam menyampaikan materi. Guru juga tidak menggunakan metode atau pun media yang memungkinkan materi pelajaran dapat disampaikan secara lebih
optimal dalam meningkatkan aktivitas siswa pada kegiatan belajar mengajar. Keadaan ini tentu saja mempengaruhi minat maupun aktivitas siswa itu
sendiri. Minat merupakan salah satu hal yang ikut menentukan keberhasilan seseorang dalam segala bidang, baik dalam studi, kerja dan kegiatan- kegiatan
lain, hal tersebut karena minat akan memunculkan perhatian yang spontan terhadap bidang tersebut Loekmono, 1994:62. Dengan demikian proses
belajar akan berjalan lancar bila disertai dengan minat belajar sehingga dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang-bidang
tertentu. Setelah diadakan penelitian dengan membandingkan “dua keadaan”
atau dua populasi yang berbeda Sudjana, 2005:238, antara Macromedia Flash dengan metode ceramah tanpa media, hasil analisis data akhir
Posttest kelas VIII C dengan perlakuan Macromedia Flash menunjukkan skor rata-rata minat siswa dalam belajar IPS Sejarah sebesar 92,79 dengan
presentase 74,23. Sedangkan skor rata-rata kelas VIII D dengan metode ceramah tanpa media menunjukkan skor 70,1 dengan presentase 56,06.
Perbedaan yang signifikan tersebut juga ditunjukkan dengan bedasarkan hasil Uji-T nilai dari sig adalah 0,000
α dengan α = 0.05, dengan kata lain bahwa terdapat perbedaan yang signifikan minat belajar siswa yang menggunakan
Macromedia Flash dengan siswa yang tidak menggunakan Macromedia Flash. Maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan Macromedia
Flash ternyata menghasilkan minat belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan metode ceramah tanpa media pada mata pelajaran IPS Sejarah siswa
kelas VIII Semester Ganjil SMPN 1 Pecangaan Jepara Jawa Tengah tahun pelajaran 20132014
”. Berdasarkan hasil analisis data yang telah dibahas sebelumnya, berikut
ini diuraikan deskripsi dan iterpretasi data hasil penelitian. Berdasarkan hasil uji hipotesis menunjukan bahwa minat belajar kelas eksperimen yang
menggunakan media pembelajaran Macromedia Flash lebih baik dari pada kelas kontrol yang menggunakan metode pembelajaran konvensional dalam
pembelajaran. Hasil uji tersebut menunjukan bahwa media pembelajaran Macromedia
Flash memberikan perbedaan yang signifikan terhadap minat belajar IPS Sejarah antara siswa kelas VIII C dan kelas VIII D SMP N 1 Pecangaan
Jepara Tahun pelajaran 20132014. Sedangkan hasil observasi aktivitas siswa pada saat pembelajaran di kelas VIII C menunjukkan bahwa siswa mengikuti
proses pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran Macromedia
Flash baik sekali. Hal ini ditunjukkan dengan perolehan skor 92,79 dengan presentase 74,23. Hal ini juga disebabkan oleh proses pembelajaran dengan
menggunakan media Pembelajaran Macromedia Flash dapat lebih menarik perhatian siswa, sehingga dapat menumbuhkan minat belajar siswa. Bahan
ajar menjadi lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh para siswa, dan membuat siswa menguasai tujuan pembelajaran lebih baik.
Metode mengajar juga menjadi lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa
tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga. Selain itu siswa juga lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian
guru, tetapi juga
aktivitas lain,
seperti mangamati,
melakukan, mendemonstrasikan, dan lain-lain. Hal tersebut senada dengan yang
dikemukakan oleh Ibrahim 1982:12 bahwa fungsi atau peranan media dalam proses belajar mengajar antara lain dapat menghindari terjadinya verbalisme,
membangkitkan minat atau motivasi, menarik perhatian, mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan ukuran, mengaktifkan siswa dalam belajar dan
mengefektifkan pemberian rangsangan untuk belajar. Hal ini terbukti dari hasil statistik yang sudah dianalisis menunjukan
hasil yang sangat signifikan dengan probabilitas di bawah 0,005 yaitu 0,000 yang artinya bahwa perlakuan yang diberikan pada kelas VIII C yaitu
pemanfaatan Macromedia Flash memberikan perbedaan minat belajar antara siswa kelas VIII C dan kelas VIII D. Hal ini juga ditunjukan dari rata-rata
skor angket siswa kelas VIII D yang lebih tinggi dari pada rata-rata skor
angket kelas kontrol, yaitu 92,79 70,1. Sehingga perbedaan rata-ratanya sebesar 22,69 dengan presentase kenaikan sebanyak 18,15.
63
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dibahas pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa :
1. Minat belajar siswa yang menggunakan media Macromedia Flash lebih tinggi karena saat itu siswa aktif bertanya dan antusias sehingga proses
pembelajaran berlangsung kondusif, interaktif dan komunikatif. Hal tersebut dibuktikan dengan skor minat rata-rata adalah 92,79 dengan
presentase 74,23.
2. Minat belajar siswa yang tidak menggunakan media Macromedia Flash lebih rendah karena saat itu siswa pasif dan tidak fokus. Sehingga proses
pembelajaran berlangsung monoton dan menjenuhkan. Hal tersebut dibuktikan dengan skor minat rata-rata adalah 70,1 dengan presentase
56,06.
3. Terdapat perbedaan yang
signifikan dalam penggunaan media
pembelajaran Macromedia Flash terhadap minat belajar IPS Sejarah siswa kelas VIII SMPN 1 Pecangaan, Jepara semester ganjil Tahun Pelajaran
20132014 sebanyak 22,69 dengan presentase 18,17. Sisanya dapat disebabkan oleh faktor-faktor lain seperti, tingkat kecerdasan siswa, siswa
memang sudah berminat terhadap IPS Sejarah dan motivasi belajar siswa
itu sendiri.