PEMANFAATAN MEDIA MACROMEDIA FLASH TERHADAP MINAT BELAJAR IPS SEJARAH KELAS VIII SMP NEGERI 1 PECANGAAN

(1)

i

PEMANFAATAN MEDIA MACROMEDIA FLASH

TERHADAP MINAT BELAJAR IPS SEJARAH KELAS

VIII SMP NEGERI 1 PECANGAAN

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Sejarah pada Universitas Negeri Semarang

Oleh Lutfi Amiq NIM 3101409046

JURUSAN SEJARAH

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2013


(2)

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah di setujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial UNNES pada :

Hari : Tanggal :

Dosen Pembimbing I

Dr. Subagyo, M.Pd. NIP. 19510808 198003 1 003

Dosen Pembimbing II,

Mukhammad Shokheh, S.Pd., M.A. NIP. 19800309 200501 1 1001

,

Mengetahui Ketua Jurusan Sejarah

Arif Purnomo, S.Pd, S.S, M.Pd NIP.19730131 199903 1 002


(3)

iii

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang pada :

Hari : Tanggal :

Mengetahui: Penguji I

Andy Suryadi, S.Pd, M.Pd. NIP. 19791124 200604 1 001

Penguji II

Dr. Subagyo, M.Pd. NIP. 19510808 198003 1 003

Penguji III

Mukhammad Shokheh, S.Pd., M.A. NIP. 19800309 200501 1 1001

Mengetahui Dekan,

Dr. Subagyo, M. Pd. NIP. 19510808 198003 1 003


(4)

iv

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang, Agustus 2013

Lutfi Amiq NIM 3101409046


(5)

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN



Ilmu diperoleh dengan lidah bagi orang yang gemar bertanya dan

dengan akal bagi orang yang suka berpikir”.



Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka

apabila kamu telah selesai dari suatu urusan, kerjakanlah dengan

sungguh-sungguh urusan ya

ng lain”. (QS. Al Insyirah : 6 dan 7)

Karya yang sangat sederhana ini saya

persembahkan untuk :

1. Bapak dan Ibu tercinta yang senantiasa selalu

memberikan doa serta kasih sayang yang tulus

kepadaku.

2. Keluarga Besar Bpk. M. Thoyib dan seluruh

karyawan Al-Fath..

3. Seseorang yang senantiasa kuimpikan dan

selalu memberi semangat untuk hari esokku.

“Oh Dik”

.

4. Adik-

adikku di “EXSARA” yang senantiasa

selalu menghiburku.

5. Teman-teman seperjuanganku Pend. Sejarah

2009.

“Kalian Luar Biasa”


(6)

vi PRAKATA

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang atas limpahan rahmat, karunia dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pemanfaatan media Macromedia Flash terhadap Minat Belajar IPS Sejarah Siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Pecangaan Jepara”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh studi strata 1 di Universitas Negeri Semarang guna meraih gelar Sarjana Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang.

Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan serta kerjasama dari semua pihak. Oleh karena itu rasa terima kasih dan hormat yang sedalam-dalamnya penulis sampaikan kepada :

1. Prof. Dr. Fatkhur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menimba ilmu. 2. Dr. Subagyo, M. Pd., Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan dosen pembimbing satu

yang telah dengan sabar dan teliti memberikan bimbingan dan pengarahan hingga terselesaikannya skripsi ini..

3. Arif Purnomo, S.Pd., S.S. M. Pd., Ketua Jurusan Sejarah FIS UNNES yang telah memberikan kesempatan untuk meneruskan penelitian ini hingga selesai. 4. Mukhammad Sokheh, S.Pd., M.A, dosen pembimbing dua yang telah dengan

sabar dan teliti memberikan bimbingan dan pengarahan hingga terselesaikannya skripsi ini.


(7)

vii

5. Kepala Sekolah SMP N 1 Pecangaan Jepara, yang telah memberikan ijin penelitian kepada penulis dalam rangka pembuatan skripsi ini di sekolah yang dipimpin.

6. Guru bidang studi sejarah di SMP N 1 Pecangaan Jepara yang dengan sabar memberikan bantuan, bimbingan dan pengarahan pada penulis di lapangan dalam mendapatkan data-data yang dibutuhkan.

7. Bapak dan Ibu tercinta yang telah memberikan begitu banyak dorongan, doa, dan dukungan baik moral maupun material hingga penulis dapat menyelesaikan studinya.

8. Sahabat seperjuanganku Pendidikan Sejarah 2009, kawan-kawanku di EXSARA yang telah memberikan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini serta semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Semoga jasa dan bantuan yang telah diberikan mendapatkan pahala dari Allah SWT. Akhirnya penulis berharap semoga skrpsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Semarang, Agustus 2013

Lutfi Amiq 3101409046


(8)

viii SARI

Amiq, Lutfi. 2013 “Pemanfaatan Media Macromedia Flash terhadap Minat Belajar IPS Sejarah Siswa Kelas VIII SMP N 1 Pecangaan Jepara”. Skripsi. Jurusan Sejarah. Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negeri Semarang.

Kata kunci : minat belajar, Macromedia Flash, IPS Sejarah

Dalam proses belajar-mengajar selain guru dan siswa, dua unsur yang sangat penting yaitu metode pembelajaran dan media pembelajaran. Namun, sekarang proses pembelajaran khususnya Mata Pelajaran IPS Sejarah di SMPN 1 Pecangaan Jepara jarang menggunakan media pembelajaran. Hal itu menyebabkan siswa berpendapat bahwa pelajaran IPS Sejarah itu menjenuhkan, padahal hampir semua kelas di SMP N 1 Pecangaan Jepara dilengkapi oleh proyektor. Dalam penelitian ini, peneliti menawarkan menggunakan media Macromedia Flash untuk mengatasi masalah yang muncul. Macromedia Flash merupakan jenis media audio visual. Program ini berisi materi pelajaran IPS Sejarah dengan tampilan animasi-animasi dalam bentuk gambar gerak dan juga animasi suara yang bervariasi yang memungkinkan supaya siswa lebih aktif dan tidak jenuh dalam mengikuti pelajaran IPS Sejarah. Sehingga guru bisa memanfaatkan fasilitas dan teknologi media yang ada secara maksimal. Rumusan masalah dari penelitian ini adalah: (1) bagaimana minat belajar siswa yang menggunakan media Macromedia Flash, (2) bagaimana minat belajar siswa yang tidak menggunakan media Macromedia Flash, (3) adakah perbedaan minat belajar siswa yang menggunakan media Macromedia Flash dan yang tidak menggunakan media Macromedia Flash.

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP N 1 Pecangaan Jepara tahun ajaran 2013/2014, dengan kelas kontrol VIII D dan kelas eksperimen kelas VIII C. Sampel dipilih menggunakan teknik nonprobability sampling tipe purposive sampling. Metode pengumpulan data menggunakan metode observasi, angket dan dokumentasi.

Hasil dari penelitian ini adalah: (1) minat belajar IPS Sejarah siswa kelas yang menggunakan Macromedia Flash tinggi dengan rata-rata nilai angket 92,79 (2) minat belajar IPS Sejarah siswa kelas yang tidak menggunakan Macromedia Flash rendah dengan rata-rata nilai angket 70.1. Simpulan dalam penelitian ini yaitu: berdasarkan hasil uji hipotesis (uji t) dua pihak nilai posttest diperoleh nilai

sig. (0,000) < α (0,05), yang berarti ada perbedaan yang signifikan minat belajar sejarah kelas VIII C dengan kelas VIII D.


(9)

ix DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN KELULUSAN ... iii

PERNYATAAN ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

PRAKATA ... vi

SARI ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian... 7

D. Manfaat penelitian ... 7

E. Batasan Istilah ... 8

F. Sistematika Penulisan Skripsi ... 9

BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Media …... 11


(10)

x

C. Minat Belajar ………... 22

D. Kerangka Berfikir ... 28

E. Hipotesis ... 30

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian …... 31

B. Metode dan Desain Penelitian ... 32

C. Lokasi Penelitian ... 34

D. Populasi penelitian ... 34

E. Sampel Penelitian ... 34

F. Variabel Penelitian ………..………... 35

G. Alat dan Tehnik Pengumpul Data ………...………36

H. Analisis Hasil Uji Coba Instrumen ………..…….…..………... 37

I. Teknik Analisis Data ………...……….……….. 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum ... 44

B. Hasil Penelitian ... 49

C. Pembahasan ... 58

BAB V PENUTUP A. Simpulan... 63

B. Saran ... 64

DAFTAR PUSTAKA ... 65 LAMPIRAN


(11)

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Pretest-posttest Control Group Design ………...……..…... 33

Tabel 3.2. lembar observasi …………... 36

Tabel 3.3 Skor Angket ... 37

Tabel 3.4 Validitas Instrumen ……… 39

Tabel 3.4 Reliabilitas Instrumen ... 40

Tabel 4.1 Uji Normalitas (pretest) …………... 53

Tabel 4.1 Uji Normalitas (posttest) …………... 53

Tabel 4.2. Uji Homogenitas (pretest) ... 54

Tabel 4.2. Uji Homogenitas (posttest) ... 54

Tabel 4.3. Uji perbedaan dua rata-rata (pretest) ... 55

Tabel 4.3. Uji perbedaan dua rata-rata (posttest) ………..………... 56


(12)

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman 1. Macromedia Flash………...…...…. 19 2. Kerangka Berpikir ………..………...………. 29


(13)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Kisi – Kisi Angket ………..…...…. 68

2. Angket Penelitian ………..………...……….. 69

3. Contoh jawaban siswa kelas VIII C ………...……… 74

4. Contoh jawaban siswa kelas VIII D ……….. 79

5. RPP ………. 84

6. Silabus ………..……… 100

7. Uji Validitas dan Reliabilitas ………..………. 104

8. Analisis butir soal nomor 1 ………..………… 105

9. Hasil Pretest (Kontrol) ………..………... 106

10.Hasil Pretest (Eksperimen) ………..………. 107

11.Hasil Posttest (Kontrol) ………..…….. 108

12.Hasil Posttest (Eksperimen) ………..………..………. 109

13.Uji Normalitas (Pretest) ………...…… 111 14.Uji Homogenitas (Pretest) ….…………..……….… 117 15.Uji T (Pretest) ……….………..… 118 16.Uji Normalitas (Posttest) …………...………...… 120

17.Uji Homogenitas (Posttest) ………...……..……….… 126


(14)

1 BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Proses belajar-mengajar atau proses pembelajaran merupakan suatu kegiatan melaksanakan kurikulum suatu lembaga pendidikan, agar dapat mempengaruhi para siswa mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Tujuan pendidikan pada dasarnya mengantarkan para siswa menuju pada perubahan-perubahan tingkah laku baik intelektual, moral maupun sosial agar dapat hidup mandiri sebagai individu dan makhluk sosial. Dalam mencapai tujuan tersebut siswa berinteraksi dengan lingkungan belajar yang diatur guru melalaui proses pembelajaran (Sudjana, 2001:1).

Dalam proses belajar-mengajar selain guru dan siswa, dua unsur yang sangat penting adalah metode pembelajaran dan media pembelajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan. Pendekatan atau metode yang dirumuskan harus mampu mengoptimalkan motivasi belajar siswa, membuat siswa terlatih belajar secara mandiri, mengefektifkan proses belajar siswa dan mampu mengimbangi pesatnya teknologi yang berkembang.

Proses belajar-mengajar memang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan siswa dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru. Untuk menunjang proses belajar mengajar, maka diperlukan media pembelajaran. Seiring dengan perkembangan serta kemajuan sains dan teknologi yang semakin pesat, dunia pendidikan pun perlu mengadakan inovasi atau pembaharuan dalam berbagai bidang termasuk dalam strategi


(15)

pelaksanaannya. Oleh karena itu, pendidikan adalah masalah yang menarik untuk terus dikaji dan terus dikembangkan. Keberhasilan pendidikan sangat tergantung pada unsur manusia dan unsur yang paling penting paling menentukan keberhasilan adalah guru, karena guru harus dapat membangkitkan minat menyampaikan materi-materi yang lebih menarik (Sudjana, 1989:113).

Namun kenyataan sekarang yang ada, proses pembelajaran khususnya Mata Pelajaran IPS Sejarah SMP pada umumnya jarang menggunakan media pembelajaran. Karena Pelajaran IPS terpadu di SMP mengandung empat pokok mata pelajaran yaitu Sejarah, Geografi, Sosiologi dan Ekonomi. Tidak jarang mata pelajaran tersebut hanya diampu oleh satu guru, sehingga guru tersebut merasa tidak sempat jika harus mempersiapkan media pada masing-masing pelajaran tersebut. Proses pembelajaran yang demikian akan membuat siswa menjadi jenuh, berakibat motivasi belajar kurang dan rendahnya prestasi belajar. Padahal proses pembelajaran adalah sebuah komunikasi. Sedangkan suatu komunikasi harus didukung dengan perantara atau media agar informasi atau pesan yang disampaikan sumber pesan (guru) dapat diterima secara maksimal oleh penerima pesan (peserta didik).

Dari hasil observasi awal yang dilakukan peneliti sebelum dilaksanakan tindakan pada pembelajaran IPS Sejarah, guru dalam mengajarnya di ruang kelas tidak menggunakan media dan menyampaikan materi belum dilakukan secara maksimal dalam menggunakan alat-alat pendukung yang sebenarnya sudah ada, sedangkan buku paket digunakan sebagai satu-satunya sumber


(16)

dalam menyampaikan materi. Guru juga tidak menggunakan metode atau pun media yang memungkinkan materi pelajaran dapat disampaikan secara lebih optimal dalam meningkatkan aktivitas siswa pada kegiatan belajar mengajar. Keadaan ini tentu saja mempengaruhi minat maupun aktivitas siswa itu sendiri. Tidak dapat dipungkiri bahwa siswa sudah terbiasa dengan metode pembelajaran yang digunakan oleh guru. Pembelajaran yang hanya mengutamakan buku sumber dan metode ceramah di ruang kelas saja memberikan kesan bahwa mata pelajaran IPS Sejarah merupakan pelajaran yang kurang menarik dan kurang bermakna.

Pada jenjang sekolah, pendidikan diajarkan berbagai macam bidang ilmu pengetahuan, salah satunya Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). IPS perlu diajarkan di sekolah karena dalam masyarakat terjadi perubahan-perubahan pada sikap dan perilaku manusia. Proses perubahan tersebut memerlukan sarana yang sengaja dirancang dan dikembangkan untuk mencapai taraf kehidupan manusia dan masyarakat yang lebih baik.

Pengajaran IPS di sekolah merupakan salah satu mata pelajaran yang sengaja dirancang dan dilaksanakan untuk mengembangkan karakteristik warga negara Indonesia yang baik, khususnya dalam cara berfikir, bersikap dan berperilaku sosial dalam hidup bermasyarakat (Suprayogi dkk, 2007:12). IPS ini diajarkan pada tiap jenjang sekolah mulai dari sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas (SMA). Pada jenjang SMP, IPS termasuk bidang studi terpadu karena terdiri dari beberapa cabang ilmu yaitu : sosiologi, ekonomi, geografi dan sejarah.


(17)

Kedudukan media pembelajaran ada dalam komponen mengajar sebagai salah satu upaya untuk mempertinggi proses interaksi guru-siswa dan interaksi siswa dengan lingkungan belajarnya. Dengan demikian fungsi utama dari media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar, yakni menunjang penggunaan metode mengajar yang dipergunakan guru (Sudjana, 1987:7).

Sesuai dengan Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi, yang menuntut siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran maka komputer dapat dijadikan salah satu media untuk membantu proses pembelajaran. Media berbantuan komputer diharapkan dapat dijadikan sebagai media yang efektif untuk sumber belajar yang dapat meningkatkan prestasi siswa. Permendiknas No. 22 Tahun 2006 ini mempunyai beberapa

ciri yang sama dengan “Kurikulum 2004”, antara lain: pembelajaran berbasis kompetensi, pendekatan kontekstual dan evaluasi alternatif. Pembelajaran berbasis kompetensi dapat diartikan sebagai sistem pembelajaran yang hasil belajarnya berupa kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh siswa.

Pembelajaran dengan komputer dapat merangsang siswa untuk mengerjakan berbagai latihan dikarenakan tersedianya berbagai animasi, ilustrasi grafik, dan warna yang menambah realitis. Komputer juga dapat mengakomodasikan iklim yang lebih efektif dengan cara yang lebih individual dan tidak membosankan. Selain itu, pemanfaatan komputer dapat memberikan umpan balik secara langsung kepada siswa sehingga kekeliruan dapat segera diperbaiki (Arsyad, 2002:54).


(18)

Banyak cara yang dikembangkan dalam pembelajaran yang melibatkan siswa aktif melalui simulasi komputer, salah satunya adalah dengan penggunaan program Macromedia Flash. Program ini dimungkinkan supaya siswa lebih aktif dalam mengikuti pelajaran IPS Sejarah. Karena Program ini berisi materi pelajaran IPS Sejarah. Selain itu siswa tidak jenuh dengan tampilan animasi-animasi dalam bentuk gambar gerak dan juga animasi suara yang bervariasi. Siswa juga bisa menjawab soal-soal Sejarah yang dikemas dalam bentuk petualangan.

Penulis memilih siswa SMP sebagai objek penelitian karena usia anak SMP masih mempunyai jiwa penasaran yang tinggi terhadap kemajuan teknologi dan juga antusias jika melihat atau memainkan permainan atau game pada komputer. Sehingga mereka juga akan antusias jika mereka belajar mata pelajaran IPS Sejarah dengan menggunakan media komputer dalam hal ini adalah program Macromedia Flash yang diharapkan menumbuhkan minat belajar siswa SMP pada mata pelajaran IPS Sejarah.

Dari pengamatan peneliti, Guru IPS Sejarah di SMP N 1 Pecangaan masih mengajar dengan menggunakan metode ceramah biasa tanpa media. Dimana siswa cenderung masih pasif dan kurang berminat dalam proses pembelajaran tersebut. Minat belajar siswa terhadap mata pelajaran IPS Sejarah tergolong rendah, sebagai contoh banyak siswa yang tertidur dan bicara ketika pembelajaran Sejarah sedang berlangsung. Mereka seperti hanya mendengarkan guru membacakan dongeng di kelas sehinnga membuat para siswa jenuh dan bosan.


(19)

Padahal sekarang hampir semua SMP sudah memperbaiki sarana pembelajaran di sekolah masing-masing, salah satunya adalah komputer dan proyektor sebagai media pembelajaran. Dan itu bisa dimanfaatkan untuk menunjang pembelajaran IPS Sejarah di SMP. Tetapi hal itu kurang dimanfaatkan oleh Guru. Melihat kenyataan tersebut maka guru dituntut untuk mengembangkan satu model pembelajaran IPS Sejarah yang dapat melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran IPS Sejarah. Salah satu model pembelajaran siswa aktif dengan media komputer berbasis Macromedia Flash .

Berdasarkan uraian diatas, menarik untuk diteliti guna mengetahui pemanfaatan media Macromedia Flash terhadap minat belajar IPS Sejarah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Pecangaan.

B. Rumusan Masalah

Untuk mengetahui hal yang akan dibahas dalam penelitian ini, maka penulis mengemukakan masalah yang akan diteliti, yaitu :

1. Bagaimana minat belajar siswa yang menggunakan media Macromedia Flash pada mata pelajaran IPS Sejarah kelas VIII di SMP Negeri 1 Pecangaan?

2. Bagaimana minat belajar siswa yang tidak menggunakan media Macromedia Flash pada mata pelajaran IPS Sejarah kelas VIII di SMP Negeri 1 Pecangaan?

3. Adakah perbedaan minat belajar siswa yang menggunakan media Macromedia Flash dan yang tidak menggunakan media Macromedia


(20)

Flash pada mata pelajaran IPS Sejarah kelas VIII di SMP Negeri 1 Pecangaan?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui minat belajar siswa yang menggunakan media Macromedia Flash pada mata pelajaran IPS Sejarah kelas VIII di SMP Negeri 1 Pecangaan.

2. Mengetahui minat belajar siswa yang tidak menggunakan media Macromedia Flash pada mata pelajaran IPS Sejarah kelas VIII di SMP Negeri 1 Pecangaan.

3. Mengetahui perbedaan minat belajar siswa yang menggunakan media Macromedia Flash dan yang tidak menggunakan media Macromedia Flash pada mata pelajaran IPS Sejarah kelas VIII di SMP Negeri 1 Pecangaan.

D. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat, antara lain:

1. Bagi peneliti, mengetahui langkah didalam pembelajaran IPS Sejarah melalui Macromedia Flash Player dan implementasinya terhadap minat belajar siswa.

2. Bagi sekolah, penelitian ini sebagai salah satu media pembelajaran yang berguna untuk meningkatkan ketrampilan mengajar khususnya


(21)

ketrampilan menerapkan media Macromedia Flash pada mata pelajaran IPS Sejarah.

3. Bagi penentu kebijakan pendidikan, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan untuk salah satu contoh pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran IPS Sejarah.

E. Batasan Istilah

1. Media Pembelajaran

Media adalah alat yang menyampaikan pesan atau menghantarkan pesan-pesan pembelajaran (Arsyad, 2011 : 4). Media merupakan salah satu faktor yang turut menentukan keberhasilan pengajaran karena ia membantu siswa dan guru dalam menyampaikan materi pelajaran sehubungan dengan tujuan pengajaran yang telah dirumuskan dalam perencaan pengajaran (Rivai & Sudjana, 2001:64).

2. Macromedia Flash.

Macromedia Flash adalah sebuah program animasi yang telah banyak digunakan oleh para animator untuk menghasilkan animasi professional. Di antara program-program animasi yang paling fleksibel dalam pembuatan animasi Interaktif, Game, Company Profile, Presentasi, Movie, dan tampilan animasi lainnya (Anonim, 2007:3).

3. Minat belajar siswa

Minat belajar merupakan ketertarikan dan kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan terlibat dalam aktivitas belajar karena menyadari pentingnya atau bernilainya hal yang ia pelajari. Jika dikaitkan


(22)

dengan aktivitas belajar, minat belajar merupakan salah satu alat motivasi atau alasan bagi siswa untuk melakukan aktivitas belajar. Dalam hal pembelajaran sejarah, apabila seorang siswa mempunyai minat terhadap mata pelajaran tersebut maka siswa tersebut akan merasa senang mempelajararinya, kemudian akan memperhatikan materi pelajaran tersebut.

4. Pembelajaran Sejarah

Pembelajaran sejarah adalah perpaduan antara aktifitas belajar dan mengajar yang didalamnya mempelajari tentang peristiwa pada masa lampau yang erat hubungannya dengan masa kini (Widja, 1989:23). Komponen-komponen yang mempengaruhi pembelajaran sejarah tersebut adalah tujuan pembelajaran, materi dan bahan pelajaran, strategi pembelajaran dan alat bantu atau media pembelajaran sejarah. Dalam penelitian ini menggunakan materi IPS Sejarah kelas VIII SMP.

F. SISTEMATIKA PENULISAN SKRIPSI

Penulisan skripsi ini disusun dengan sistemtika pembahasan sebagai berikut: 1. Bagian awal skripsi yang memuat:

Halaman judul, pengesahan, sari, motto dan persembahan, prakata, daftar isi dan daftar lampiran.

2. Bagian pokok skripsi yang memuat: BAB 1 PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan tentang : latar belakang masalah, identifikasi dan pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penelitian;


(23)

BAB 2 LANDASAN TEORI

Bab ini berisi tentang Landasan teori dan kerangka pemikiran BAB 3 METODE PENELITIAN

Bab ini menguraikan tentang: metode pendekatan, jenis penelitian, metode penentuan sampel yang digunakan, lokasi penelitian, fokus dan variabel penelitian, sumber data, alat dan tehnik pengumpulan data.

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini menguraikan tentang hasil penelitian BAB 5 PENUTUP

Bab ini menguraikan tentang simpulan dan saran.


(24)

11 BAB II

LANDASAN TEORI A. Pengertian Media

Media berasal dari bahasa latin “medius” yang secara harfiah berarti

tengah”, “perantara atau pengantar”. Gerlach & Ely menyatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi, yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, ketrampilan atau sikap (Arsyad, 2011:3).

Menurut Hamidjojo media merupakan semua bentuk perantara yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau menyebar ide, gagasan atau pendapat sehingga ide, gagasan atau pendapat yang dikemukakan itu sampai kepada penerima yang dituju. Apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran maka media itu disebut media pembelajaran (Latuheru, 1993:3).

Tujuan dari proses belajar-mengajar dapat dicapai dengan baik bila ditunjang oleh berbagai faktor, antara lain media pembelajaran. Media merupakan salah satu faktor yang turut menentukan keberhasilan pengajaran karena ia membantu siswa dan guru dalam menyampaikan materi pelajaran sehubungan dengan tujuan pengajaran yang telah dirumuskan dalam perencaan pengajaran. Dalam kondisi ini penggunaan media pembelajaran dapat meningkatkan efesien proses dan mutu hasil belajar-mengajar (Rivai & Sudjana, 2001:64). Apapun batasan yang diberikan, ada persamaan diantara batasan tersebut yaitu media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan


(25)

untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi dan tujuan pembelajaran tercapai (Sadiman, 2010:7).

Berdasarkan definisi tersebut, Peneliti menyimpulkan bahwa media pembelajaran adalah suatu alat atau wahana yang dapat memudahkan siswa dalam mempelajari materi pelajaran. Media pembelajaran yang digunakan harus dapat menarik perhatian siswa pada kegiatan belajar mengajar dan lebih merangsang kegiatan belajar siswa.

1. Tujuan Penggunaan Media Pembelajaran

Ada beberapa pengertian tentang media pembelajaran yang telah dipelajari, tujuan dari penggunaan suatu media yaitu untuk membantu guru menyampaikan pesan-pesan secara mudah kepada peserta didik, sehingga peserta didik dapat menguasai pesan-pesan secara mudah, cepat, dan akurat. Dalam kerangka proses belajar mengajar yang dilakukan guru, penggunaan media dimaksudkan agar peserta didik yang terlibat dalam kegiatan belajar itu terhindar dari gejala verbalisme, yakni mengetahui kata-kata yang disampaikan guru tetapi tidak memahami arti atau maknanya.

Sumantri (2001:153) Secara khusus mengemukakan bahwa media pengajaran digunakan dengan tujuan sebagai berikut:


(26)

a. Memberikan kemudahan kepada peserta didik untuk lebih memahami konsep, prinsip, sikap, dan keterampilan tertentu dengan menggunakan media yang paling tepat menurut karakteristik bahan.

b. Memberikan pengalaman belajar yang berbeda dan bervariasi sehingga lebih merangsang minat peserta didik untuk belajar.

c. Menumbuhkan sikap dan keterampilan tertentu dalam teknologi karena peserta didik tertarik untuk menggunakan atau mengoperasikan media tertentu;

d. Menciptakan situasi belajar yang tidak dapat dilupakan peserta didik. Begitu juga Ibrahim (1982:12) mengemukakan fungsi atau peranan media dalam proses belajar mengajar antara lain dapat menghindari terjadinya verbalisme, membangkitkan minat atau motivasi, menarik perhatian, mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan ukuran, mengaktifkan siswa dalam belajar dan mengefektifkan pemberian rangsangan untuk belajar.

Beberapa manfaat praktis dari penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar, yaitu media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar. Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi langsung antara siswa dan lingkungannya dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya. Media pembelajaran dapat mengatasi


(27)

keterbatasan indra, ruang, dan waktu. Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka (Arsyad, 2011 : 25).

Menurut Arsyad (2011:30) dalam perkembangannya media pembelajaran mengikuti perkembangan teknologi. Berdasarkan perkembangan teknologi tersebut, media pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam empat kelompok.

a. Teknologi Cetak

Teknologi cetak merupakan cara untuk menghasilkan atau menyampaikan materi, seperti buku dan materi visual statis terutama melalui proses pencetakan mekanis atau fotografis. Kelompok media hasil teknologi cetak meliputi teks, grafis, foto atau repsentasi fotografik dan reproduksi.

b. Teknologi Audio-Visual

Teknologi audio-visual merupakan cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronik untuk menyajikan pesan-pesan audio dan visual. Pengajaran melalui audio-visual jelas bercirikan pemakaina perangkat keras selama proses belajar, seperti mesin proyektor film, tape recorder dan proyektor visual yang lebar.

c. Teknologi Berbasis Komputer

Teknologi ini merupakan cara atau menyamapikan materi dengan menggunakan sumber-sumber yang berbasis mikroprosesor. Perbedaan


(28)

antara media yang dihasilkan oleh teknologi berbasis komputer dengan yang dihasilkan dari dua teknologi lainnya adalah karena informasi atau materi disimpan dalam bentuk digital bukan dalam bentuk cetakan atau visual. Pada dasarnya teknologi berbasis komputer menggunakan layar kaca untuk menyajikan informasi kepada siswa. Berbagai jenis aplikasi teknologi berbasis komputer dalam pengajaran umumnya dikenal sebagai computer assisted instruction (pengajaran dengan bantuan komputer).

d. Teknologi Gabungan

Teknologi ini merupakan cara untuk menghasilkan dan menyampaikan materi yang menggabungkan pemakaian beberapa bentuk media yang dikendalikan oleh komputer. Perpaduan beberapa jenis teknologi ini dianggap teknik yang paling canggih apabila dikendalikan oleh komputer yang memiliki kemampuan yang hebat seperti jumlah RAM yang besar, hard disc yang besar dan monitor yang bersolusi tinggi ditambah dengan peripheral (alat-alat tambahan seperti video disc player, perangkat keras untuk bergabung dalam satu jaringan dan sistem audio).

2. Media Pembelajaran Sejarah

Media Pembelajaran dirasa sangat perlu demi kebaikan dan kelancaran kegiatan pembelajaran untuk tercapainya tujuan pendidikan nasional. Semua hal yang dapat memberikan hal positif dalam rangka penyaluran ilmu kepada siswa perlu dikerahkan. Menurut Widja (1989:60)


(29)

media pembelajaran adalah sesuatu yang bisa digunakan sebagai alat bantu dalam mendukung usaha-usaha pelaksanaan strategi serta metode mengajar yang menjurus kepada pencapaian tujuan pembelajaran. Dalam pembelajaran sejarah, penggunaan media ini sangat penting karena akan membantu siswa dalam memvisualisasikan peristiwa sjarah sedemikian rupa sehingga memudahkan siswa dalam menangkap serta menghayati gamparan peristiwa sejarah tersebut. Atas dasar kenyataan ini, peranan dari media merupakan instrumen penting dalam proses pembelajaran.

Dalam aspek media pembelajaran sejarah, terdapat 12 jenis yang dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Contoh-contohnya adalah peninggalan sejarah, model atau tiruan, museum, ruang sejarah atau laboratorium, media grafis: peta, bagan, cetak : buku, modul, cerpen, roman, media proyeksi, media dengar atau audio, audiovisual, internet, multimedia, pelaku dan saksi sejarah. Macromedia Flash yang penulis gunakan bisa dikategorikan sebagai media pembelajaran sejarah yang berbasis multimedia, audiovisual berbantuan media proyeksi.

3. Macromedia Flash

a. Pengertian Macromedia Flash

Macromedia Flash adalah suatu program aplikasi berbasis vektor standar authoring tool professional yang digunakan untuk membuat animasi dan bitmap yang sangat menarik untuk membuat animasi logo, movie, game, menu interaktis, dan pembuatan aplikasi-aplikasi web (Istiono, 2008:13). Macromedia Flash adalah program grafis yang


(30)

diperuntukan untuk motion atau gerak dan dilengkapi dengan script untuk programming (action script) dengan program ini memungkinkan pembuatan animasi media interaktif, game. Software ini mempunyai banyak keunggulan dibandingkan dengan software animasi lainnya di antaranya adalah program yang berorientasi objek, mampu mendesain gambar berbasis vektor, kemampuannya menghasilkan animasi gerak dan suara dan dapat dipergunakan sebagai software pembuat situs website, serta masih banyak keunggulan lainnya dibandingkan dengan software animasi lain (Madcom, 2004:12).

Dengan keunggulan dan kelebihan yang dimilikinya, Macromedia Flash Professional 8.0 sebagai teknologi Audiovisual, mampu menghasilkan fitur-fitur baru yang dapat dimanfaatkan dalam pendidikan. Berdasarkan beberapa pengertian Macromedia Flash yang telah di paparkan oleh para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa Macromedia Flash dalam pembelajaran itu adalah suatu software animasi media pembelajaran untuk membantu guru dalam menyampaikan pembelajaran agar lebih menarik dan mudah di pahami Siswa dan penerapannya menggunakan komputer dan proyektor. Software Macromedia Flash sangat berguna dalam mendukung kesuksesan sebuah presentasi dan Proses Belajar Mengajar (PBM). Dalam Macromedia Flash, kita dapat memasukan elemen-elemen seperti gambar atau movie, animasi, presentasi dan game.


(31)

b. Penggunaan Macromedia Flash dalam pembelajaran sejarah

Dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting. Dalam kegiatan tersebut ketidak jelasan bahan-bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara kerumitan bahan yang akan disampaikan.

Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi mempengaruhi banyak sector kehidupan guru yang bergelut di bidang pendidikan dan pengajaran juga tidak luput dari pengaruh tersebut. Guru dituntut untuk mengikuti perkembangan teknologi, terutama sekali Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang berkembang sangat pesat dalam beberapa tahun terakhir. Apabila guru tidak mampu mengikuti kecepatan perubahan teknologi, maka dikhawatirkan guru akan gagal menjalankan fungsinya sebagai pengajar dan pendidik.

Seiring dengan kemajuan teknologi, ada banyak sarana dan prasarana yang membuat proses belajar mengajar (PBM) pada mata pelajaran IPS Sejarah jauh lebih menyenangkan bagi peserta didik. Ini mengakibatkan PBM yang mengandalkan kapur dan papan tulis nampaknya akan semakin ditinggalkan tergilas oleh kemajuan teknologi.

Guru IPS Sejarah dalam kegiatan pengajarannya dapat memanfaatkan laptop (komputer jinjing) dan LCD proyektor dalam memberi materi pelajaran kepada para siswanya. Melalui kecanggihan teknologi ini PBM pastinya akan menjadi jauh lebih menarik. Semakin


(32)

kreatif guru dalam memanfaatkan teknologi, maka akan semakin baik pula daya serap siswa terhadap materi pelajaran IPS Sejarah. Macromedia Flash merupakan salah satu media audio-visual yang dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran sejarah. Tampilan, animasi dan karakter yang ada dalam Macromedia Flash dapat menarik perhatian siswa dalam proses pembelajaran. Sehingga siswa tidak lagi menganggap bahwa pelajaran IPS Sejarah itu sulit dan menjenuhkan. Contoh media pembelajaran sejarah yang berupa Macromedia Flash adalah Macromedia Flash buatan dari erlangga multimedia sejarah untuk SMP kelas VIII.


(33)

B. IPS Sejarah

Kata IPS merupakan kata yang sering didengar dari tingkat Sekolah Dasar sampai tingkat Universitas. Ilmu Pengetahuan Sosial dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan suatu pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabang-cabang ilmu sosial. IPS dalam kurikulum 2006 menekankan pada standar isi, pada jenjang SD dan SMP, IPS berstruktur terpadu dari mata ajar sejarah, geografi dan ekonomi. Sedangkan IPS di SMA berstruktur terpisah atau mono disiplin dari masing-masing mata ajar sejarah, geografi, ekonomi dan sosiologi.


(34)

Dalam kurikulum sekolah, IPS sebagai satu bidang studi yang merupakan perwujudan pendekatan interdisipliner dan terpadu antar pelajaran ilmu sosial dengan menampilkan masalah sosial yang nyata sehari-hari yang mencakup hubungan antar orang, antar orang dengan lingkungan, hubunan dengan lembaga, antar kelompok, antar bangsa, antar manusia dengan benda keperluan hidupnya. Dengan IPS peserta didik dibekali seperangkat pengethuan, sikap dan ketrampilan yang bukan hanya penting bagi kelanjutan pendidikan siswa melainkan juga bermanfaat bagi persiapan untuk hidup selaras serasi dan seimbang di dalam masyarakat kelak. Secara umum, IPS bertujuan memeprsiapkan peserta didik atau subyek didik menjadi seorang warga Negara yang baik, pemikir dan pewaris serta penerus budaya bangsanya. Untuk itu sekolah perlu membekali peserta didik dengan berbagai kemampuan, antara lain pengetahuan, keterampilan, nilai sikap dan partisipasi sosial (Suprayogi dkk, 2007:12).

IPS sejarah adalah bagian dari mata pelajaran IPS. IPS sejarah merupakan pelajaran yang menanamkan pengetahuan tentang proses perubahan dan perkembangan masyarakat Indonesia dan dunia dari masa lampau hingga kini secara ilmiah dan sistematis. Atas dasar pengertian itu pengajaran IPS Sejarah berfungsi untuk menyadarkan siswa akan adanya peroses perubahan dan perkembangan masyarakat dalam dimensi waktu dan untuk membangaun prespektif serta kesadaran sejarah dalam menemukan, memahami, dan menjelaskan jati diri bangsa di masa silam sekarang dan masa depan, di tengah perubahan tata hubungan baru dunia yang cepat.


(35)

Sejarah merupakan salah satu ilmu sosial yang yang mempunyai

kontribusi terhadap IPS. sejarah disebut “ratu” atau “ibu” ilmu-ilmu sosial. Sejarah menjadi dasar ilmu-ilmu humaniora dan ilmu-ilmu sosial. Sejarah merupakan ilmu yang mempelajari kehidupan umat manusia yang berkaitan dengan ruang dan waktu. Sejarah juga menjelaskan masa kini yang mempunyai kontinuitas dan koherensi (Kochhar, 2008:22).

Tujuan kurikuler IPS Sejarah di SMP adalah agar siswa memiliki pengetahuan dasar tentang hubungan perkembangan sejarah daerahnya dengan sejarah nasional, sehingga dapat menghargai perjuangan daerah lainnya. Disamping itu siswa juga memiliki pengetahuan dasar tentang hubungan perkembangan sejarah Indonesia dalam hubungannya dengan negara tetangga, sehingga dapat melihat kedudukan Indonesia dalam kehidupan antar bangsa (Suprayogi dkk, 2007:17). Hal tersebut senada dengan pendapat Ballard, pengajaran sejarah di sekolah harus dikembangkan

untuk dua hal, yaitu “kebanggaan nasional” dan “pengembangan saling pengertian antar bangsa” (Su‟ud, 2007:102).

C. Minat Belajar

1. Pengertian Minat Belajar

Salah satu faktor utama untuk mencapai sukses dalam segala bidang, baik berupa studi, kerja, hobi atau aktivitas apapun adalah minat. Hal ini karena dengan tumbuhnya minat dalam diri sesorang akan melahirkan perhatian untuk melakukan sesuatu dengan tekun dalan jangka


(36)

waktu yang lama, lebih berkonsentrasi, mudah untuk mengingat dan tidak mudah bosan dengan apa yang dipelajari.

Minat merupakan bentuk sikap ketertarikan atau sepenuhnya terlibat dengan suatu kegiatan karena menyadari pentingnya atau bernilainya kegiatan tersebut (Sudarsono, 2003:8). Definisi lain bahwa ”Minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan

yang besar terhadap sesuatu” (Syah, 2008:136).

Begitu pun dengan Slameto (2010:180) mengatakan bahwa Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Hillgard memberi rumusan tentang

minat sebagai berikut „Interest is persisting to pay attention to and enjoy some activity or content.’ yang berarti minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan (Slameto, 2010: 57).

Dari pemaparan para ahli di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa minat adalah ketertarikan dan kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan atau terlibat terhadap sesuatu hal karena menyadari pentingnya atau bernilainya hal tersebut. Dengan demikian minat belajar dapat kita definisikan sebagai ketertarikan dan kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan terlibat dalam aktivitas belajar karena menyadari pentingnya atau bernilainya hal yang ia pelajari.

Dalam hal pembelajaran sejarah, apabila seorang siswa mempunyai minat terhadap mata pelajaran tersebut maka siswa tersebut akan merasa


(37)

senang mempelajararinya, kemudian akan memperhatikan materi pelajaran tersebut.

2. Klasifikasi Minat Belajar

Beberapa ahli telah mencoba mengklasifikasikan minat berdasarkan pendekatan yang berbeda satu sama lain, sehingga minat dapat dikatagorikan seperti berikut ini: Menurut Super & Krites (Suhartini, 2001:25) mengklasifikasikan minat menjadi empat jenis berdasarkan bentuk pengekspresian dari minat:

a. Expressed interest, minat yang diekspresikan melalui verbal yang menunjukkan apakah seseorang itu menyukai atau tidak menyukai suatu objek atau aktivitas.

b. Manifest interest, minat yang disimpulkan dari keikutsertaan individu pada suatu kegiatan tertentu.

c. Tested interest, minat yang disimpulkan dari tes pengetahuan atau keterampilan dalam suatu kegiatan.

d. Inventoried interest, minat yang diungkapkan melalui inventori minat atau daftar aktivitas dan kegiatan yang sama dengan pernyataan.

Menurut Surya (2007:122) menggolongkan minat menjadi tiga jenis berdasarkan sebab-musabab atau alasan timbulnya minat :

a. Minat Volunter adalah minat yang timbul dari dalam diri siswa tanpa adanya pengaruh dari luar.

b. Minat Involunter adalah minat yang timbul dari dalam diri siswa dengan adanya pengaruh situasi yang diciptakan oleh guru.


(38)

c. Minat Nonvolunter adalah minat yang timbul dari dalam diri siswa secara paksa atau dihapuskan.

3. Indikator Minat Belajar

Pada umumnya minat seseorang terhadap sesuatu akan diekspresikan melului kegiatan atau aktivitas yang berkaitan dengan minatnya. Sehingga untuk mengetahui indikator minat dapat dilihat dengan cara menganalisa kegiatan - kegiatan yang dilakukan individu atau objek yang disenanginya, karena minat merupakan motif yang dipelajari yang mendorong individu untuk aktif dalam kegiatan tertentu. Dengan demikian untuk menganalisa minat belajar dapat digunakan beberapa indikator minat sebagai berikut :

Menurut Suhartini (Suhartini, 2001:26) analisa minat dapat dilakukan terhadap keinginan untuk mengetahui atau memiliki sesuatu, objek-objek atau kegiatan yang disenangi, jenis kegiatan untuk mencapai hal yang disenangi, usaha untuk merealisasikan keinginan atau rasa senang terhadap sesuatu. Pendapat tersebut sesuai dengan apa yang dikemukakan Slameto (2010:180), bahwa:

Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa anak didik lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula dimanipestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Anak didik yang memiliki minat terhadap subjek tertentu cenderung untuk memberi perhatian yang lebih besar terhadap subjek tersebut.

Selain itu, minat dapat diekpresikan anak didik melalui pernyataan lebih menyukai sesuatu daripada yang lainnya, partisipasi dalam aktif dalam suatu kegiatan, memberikan perhatian yang lebih besar yang lebih


(39)

besar terhadap sesuatu yang diminatinya tanpa menghiraukan yang lain (Djamarah, 2002:132). Dari kedua pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa minat belajar siswa dapat dilihat dari bagaimana minatnya dalam melakukan aktivitas yang mereka senangi dan ikut terlibat atau berpartisipasi dalam proses pembelajaran serta perhatian yang mereka berikan. Dengan demikian, indikator minat yang digunakan sebagai acuan penelitaian ini adalah perasaan senang, perhatian, dan rasa ingin tahu. Minat yang diungkap melalui penelitian ini adalah minat belajar siswa terhadap mata pelajaran IPS Sejarah.

4. Cara Menumbuhkan Minat Belajar

Dalam hal belajar apabila seorang siswa mempunyai minat terhadap pelajaran tertentu maka siswa tersebut akan merasakan senang dan dapat memberi perhatian pada mata materi pelajaran sehingga menimbulkan sikap keterlibatan ingin belajar. Sesuatu yang menarik minat dan dibutuhkan anak, akan menarik perhatiannya, dengan demikian mereka akan bersungguh-sungguh dalam belajar (Djamariah, 2002:81). Senada dengan hal ini Loekmono (1994 : 62) berpendapat bahwa Minat merupakan salah satu hal yang ikut menentukan keberhasilan seseorang dalam segala bidang, baik dalam studi, kerja dan kegiatan- kegiatan lain, hal tersebut karena minat akan memunculkan perhatian yang spontan terhadap bidang tersebut. Dengan demikian proses belajar akan berjalan lancar bila disertai dengan minat belajar sehingga dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang-bidang tertentu.


(40)

Minat belajar harus ditumbuhkan sendiri oleh masing-masing individu. Ada pun pihak lain hanya memperkuat menumbuhkan minat dan untuk memelihara minat yang telah dimiliki seseorang. Menurut Loekmono (1994: 60) beberapa hal yang bisa dilakukan oleh siswa untuk menumbuhkan minat terhadap bidang studi tertentu yaitu berusaha memperoleh informasi tentang bidang studi tersebut, melakukan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan bidang studi tersebut.

Dalam upaya memperkuat atau menumbuhkan minat dan untuk memelihara minat yang telah dimiliki siswa, pihak di luar siswa khususnya guru pun dapat membantu hal tersebut. Tanner & Tanner mengungkapkan bahwa

Para pengajar disarankan untuk berusaha memanfaatkan minat siswa yang telah ada ataupun membentuk minat-minat baru pada diri siswa dengan jalan memberikan informasi pada siswa mengenai hubungan antara suatu bahan pengajaran yang akan diberikan dengan bahan pengajaran yang lalu, menguraikan kegunaannya bagi siswa di masa yang akan datang (Slameto, 2010:181).

Selain itu menurut Rooijakkers Menumbuhkan minat-minat baru dapat pula dicapai dengan cara menghubungkan bahan pengajaran dengan suatu berita sensasional yang sudah diketahui kebanyakan siswa (Slameto, 2010:181). Ada beberapa macam cara yang dapat guru lakukan untuk membangkitkan minat anak didik, diantaranya sebagai berikut:

a. Membandingkan adanya suatu kebutuhan pada diri anak didik, sehingga dia rela belajar tanpa paksaan.


(41)

b. Menghubungkan bahan pelajaran yang diberikan dengan persoalan pengalaman yang dimiliki anak didik, sehingga anak didik mudah menerima bahan pelajaran.

c. Memberikan kesempatan kepada anak didik untuk mendapatkan hasil belajar yang baik dengan cara menyediakan lingkungan belajar yang kreatif dan kondusif.

d. Menggunakan berbagai macam bentuk dan teknik mengajar dalam konteks perbedaan individual anak didik (Djamarah, 2002:133).

D. Kerangka Berpikir

Proses pembelajaran sangat dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor tersebut bisa dari siswa, guru, lingkungan dan lain-lain. Selain itu penggunaan metode dan media pembelajaran juga sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran, dalam hal ini mata pelajaran IPS Sejarah.

Penggunaan media pembelajaran sangat dibutuhkan untuk menumbuhkan minat belajar dalam pembelajaran sejarah. Penggunaan media pembelajaran tentunya harus sesuai dengan materi pembelajaran sejarah. Dalam pembelajaran sejarah, biasamya guru mengajar dengan metode ceramah biasa tanpa media, yang membuat siswa cenderung pasif dalam pembelajaran. Salah satu media yang dapat menumbuhkan minat belajar sejarah adalah dengan menggunakan media komputer dengan aplikasi Macromedia Flash .

Media pembelajaran Macromedia Flash merupakan media pembelajaran yang diterapkan dengan cara siswa akan diperlihatkan materi


(42)

IPS Sejarah yang terdapat pada aplikasi Macromedia Flash tersebut. Tentunya dengan perangkat penunjang lain, seperti komputer dan proyektor. Dengan menggunakan media Macromedia Flash diharapkan dapat menarik perhatian dan minat siswa.

Skema : Kerangka berpikir Pemanfaatan Macromedia Flash Pada Mata Pelajaran IPS Sejarah Terhadap Minat Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Pecangaan.

Guru

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Metode ceramah tanpa media Proses Pembelajaran Sejarah :

 Tujuan Pembelajaran

 Materi & bahan pembelajaran

 Strategi pembelajaran

 Media/alat bantu pembelajaran Minat belajar siswa:

Perasaan senang, Perhatian, Rasa ingin tahu

Media Pembelajaran :

 Teknologi cetak

 Teknologi audiovisual

 Teknologi berbasis komputer

 Teknologi gabungan

Media Macromedia Flash :

Teknologi Audiovisual, penyampai pesan pembelajaran, sumber informasi,

pembelajaran aktif dan komunikatif

Minat belajar siswa:

Perasaan senang, Perhatian, Rasa ingin tahu


(43)

E. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian tentang tingkah laku, fenomena sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto, 2006: 71). Berdasarkan uraian dalam kerangka berfikir diatas tersebut maka peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut:

(Ho) : Tidak ada perbedaan minat belajar siswa yang menggunakan Macromedia Flash dan yang tidak menggunakan Macromedia Flash (Ha) : Ada perbedaan minat belajar siswa yang menggunakan media Macromedia Flash dan yang tidak menggunakan Macromedia Flash


(44)

31 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif jenis eksperimen. Penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan (Sugiyono, 2010:107). Dalam penelitian ini, statistik memegang peranan dalam menganalisa data-data penelitian untuk menjawab permasalahan penelitian.

Penelitian eksperimen bertujuan untuk meneliti kemungkinan hubungan sebab-akibat dengan cara memberikan satu atau lebih kondisi perlakuan kepada satu atau lebih kelompok eksperimental, dan membandingkan hasilnya terhadap satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak menerima perlakuan. Adapun karakteristik dari pendekatan kuantitatif yang membedakan dengan penelitian-penelitian lainnya sesuai yang diungkapkan oleh Arikunto (2006:13), yaitu sebagai berikut:

1. Adanya kejelasan unsur: tujuan, pendekatan, subjek, sampel, sumber data sudah mantap dan rinci sejak awal

2. Langkah penelitiannya direncanakan sampai matang ketika tahap persiapan

3. Mengajukan hipotesis yang akan diuji dalam penelitian

4. Dalam desain penelitiannya sudah jelas langkah-langkah penelitian dan hasil yang diharapkannya


(45)

5. Kegiatan dalam pengumpulan data memungkinkan untuk diwakilkan 6. Analisis data dilakukan setelah semua data terkumpul

Alasan peneliti menggunakan pendekatan ini dalam penelitian yaitu dikarenakan hasil penelitiannya lebih terukur dan sifatnya baku karena berdasarkan angka-angka dan hasil temuan penelitian di lapangan. Hal inilah yang mendorong penulis untuk mengembangkan penelitian dengan pendekatan kuantitatif.

B. Metode dan Desain Penelitian

Metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu penetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, mengantisipasi masalah dalam pendidikan (Sugiyono, 2010:6). Berdasarkan tujuan dalam penelitian ini, yakni untuk mengetahui perbandingan minat belajar siswa yang menggunakan media Macromedia Flash dengan yang tidak menggunakan media Macromedia Flash adalah metode penelitian eksperimen.

Jenis penelitian eksperimen yang digunakan adalah penelitian quasi eksperimental design. Dalam desain ini, peneliti tidak dapat mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen. penelitian quasi eksperimental design digunakan karena pada kenyataannya sulit mendapatkan kelompok control yang digunakan untuk penelitian. Ciri utama dari quasi eksperimental design adalah bahwa sampel yang digunakan untuk


(46)

kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak diambil secara acak dari populasi tertentu (Sugiyono, 2010:114).

Adapun jenis desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah nonequivalent Control Group Design yaitu menempatkan subjek penelitian ke dalam dua kelompok kelas yang terdiri dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang dipilih tidak secara acak atau random (Sugiyono, 2010: 116). Mekanisme penelitian dari kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol tersebut digambarkan dalam tabel dibawah ini : Tabel 3.1. Nonequivalent Control Group Design

Kelompok Pretest Perlakuan Posttest

Kontrol K1 - K2

Eksperimen E1 X E2

(Sugiyono, 2010:112) Keterangan :

K1 : Pretest yang dilaksanakan pada kelas kontrol E1 : Pretest yang dilaksanakan pada kelas eksperimen

X : Perlakuan berupa Media Macromedia Flash sebagai media belajar yang diberikan pada kelas eksperimen

K2 : Posttest yang dilaksanakan pada kelas kontrol E2 : Posttest yang dilaksanakan pada kelas eksperimen

Dalam desain ini, kedua kelompok diberikan pretest dengan soal yang sama. kemudian kelompok eksperimen diberikan treatment berupa pembelajaran dengan media Macromedia Flash, sedangkan kelas kontrol tidak diberikan treatment. Selanjutnya, kedua kelompok tersebut diberikan


(47)

postest sebagai nilai akhir. Hasil pretest dan posttest kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol dibandingkan untuk melihat adanya perbedaan minat belajar siswa dengan menggunakan Media Macromedia Flash dan yang tidak menggunakan media Macromedia Flash pada mata pelajaran IPS sejarah.

C. Lokasi Penelitian

Tempat pelaksanaan penelitian ini adalah di SMP Negeri 1 Pecangaan dengan alamat di Jalan Kudus-Jepara, Krasak, pecangaan Jepara. Alasan pemilihan lokasi tersebut dikarenakan adanya kecenderungan kurang dimanfaatkannya fasilitas proyektor di kelas oleh guru IPS Sejarah. Padahal hampir seluruh kelas dilengkapi dengan fasislitas tersebut.

D. Populasi Peneiltian

Populasi merupakan keseluruhan subyek penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Pecangaan tahun ajaran 2013/2014 sebagai populasi penelitian. Siswa kelas VIII terdiri atas delapan kelas yaitu kelas VIII A sampai dengan VIII H, siswa masing-masing kelas berjumlah 28 siswa. Jumlah yang sama ini dikarenakan standart yang tinggi yang dituntut dari pihak sekolah sehingga menyeleksi siswa sedemikian rupa yang menjadikan tingkat homogenitas diantara mereka cukup tinggi.

E. Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2010: 118). Teknik pengambilan sampel yang


(48)

digunakan pada penelitian ini adalah teknik nonprobability sampling tipe purposive sampling. Dalam teknik ini, setiap unsur (anggota) populasi tidak diberikan peluang yang sama untuk dijadikan sampel. Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan penentuan tertemtu. Salah satu cara dalam tipe purposive sampling adalah dengan cara meilih sampel dengan rekomendasi dari seseorang yang berpengalaman, dalam hal ini adalah guru. Sampel dalam penelitian ini diambil dua kelas, satu kelas digunakan sebagai kelas eksperimen yakni kelas VIII C yang menggunakan media Macromedia Flash dan kelas VIII D sebagai kelas kontrol yang tidak menggunakan media Macromedia Flash.

F. Variabel Penelitian

Menurut Arikunto (2006:118), variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Variabel penelitian sebagai pembeda. Sebelum melalukan penelitian, peneliti terlebih dahulu menentukan variabel yang akan diteliti. Variabel penelitian berfungsi pembeda antara variabel yang satu dengan yang lain. Didalam variabel penelitian ini terdiri dari dua variabel yakni:

1. Variabel bebas (X) :

Variabel Bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat (Arikunto, 2006:119). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah media Macromedia Flash.


(49)

Variabel Terikat adalah variabel yang dapat diukur dan diamati yang berasal dari akibat variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah minat belajar IPS sejarah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Pecangaan Jepara Jawa Tengah tahun ajaran 2013-2014.

G. Alat dan Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi

Metode observasi ini digunakan untuk mengambil data aktifitas siswa dalam pembelajaran yang dijadikan sampel peneliti yaitu kelas VIII B. Selain itu observasi juga dilakukan untuk mendapatkan data kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran. Pengumpulan data juga dibantu oleh siswa dengan cara mengisi lembar observasi

Tabel 3.2. lembar observasi No. Indikator pertanyaan

1. Minat siswa dalam pembelajaran IPS Sejarah? 2. Kendala dalam pembelajaran IPS Sejarah?

3. Pemanfaatan media dalam Pembelajaran IPS Sejarah? 4. Sudahkah mengenal Macromedia Flash?

5. Kendala penggunaan media Macromedia Flash?

2. Dokumentasi

Metode dokumentasi digunakan untuk mendapatkan daftar nama-nama siswa yang akan menjadi kelas sampel. Disamping itu untuk mendapatkan nilai ulangan blok semester gasal pada kelas VIII. Skor


(50)

inilah yang akan dimanfaatkan untuk menguji sampel pada tahap pendahuluan (sebelum perlakuan).

3. Kuesioner (Angket)

Kuesioner (Angket) merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2010:199). Penelitian ini menggunakan jenis angket tertutup yaitu kuesioner yang disusun dengan menggunakan pilihan jawaban. Dalam angket ini responden memberikan jawaban yang sudah disediakan berupa pilihan jawaban seperti butir a, b, c, d, dan e sehingga membutuhkan waktu singkat dalam menjawabnya.

Tabel 3.3. Skor Angket

H. Analisis Hasil Uji Coba Instrumen 1. Validitas Instrumen

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2006:168). Suatu instrumen dikatakan valid atau sahih manakala mempunyai tingkat

Pernyataan positif Skor Jawaban A Jawaban B Jawaban C Jawaban D Jawaban E 5 4 3 2 1

Pernyataan negative skor Jawaban A Jawaban B Jawaban C Jawaban D Jawaban E 1 2 3 4 5


(51)

validitas yang tinggi, mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat.

Sebelum angket yang sesungguhnya disebar, terlebih dahulu perlu dilakukan uji coba instrumen pada beberapa responden sebagai sampel. Hal ini dimaksudkan untuk menghilangkan butir pernyataan yang tidak relevan, mengevaluasi apakah pertanyaan yang diajukan dalam angket mudah dimengerti oleh responden atau tidak, dan untuk mengetahui lamanya pengisian angket.

Uji validitas instrumen dalam penelitian ini dilakukan dengan membandingkan nilai rtabel dengan rxy dengan rtabel = 0,374. Apabila rtabel < 0,374 maka dapat dikatakan butir instrumen tersebut valid. Namun sebaliknya, apabila diperoleh rtabel > 0,374 maka dapat dikatakan bahwa butir instrumen tersebut tidak valid.

rumus :

rxy = koefisien korelasi x dan y N = Jumlah responden

X = Jumlah skor butir soal

Y = Jumlah skor total yang benar (Arikunto, 2006: 162).

Berdasarkan hasil akhir pengolahan data tersebut dapat diketahui banyaknya jumlah soal adalah 30 sedangkan yang tidak valid sebanyak 5, sehingga yang dapat digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 25 item



2 2

2

 

2

Y X -XY Y Y N X X N N rxy          


(52)

soal yang rincian penghitungannya dapat dilihat pada lampiran. Sebaran soal-soal yang valid dan tidak valid dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.4. Validitas Instrumen

Valid Tidak valid

1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 13, 15, 16, 17, 18, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 28, 29, 30

11, 12, 14, 19, 27

Angket yang tidak valid bisa disebabkan oleh beberapa faktor, karena terlalu mudah, terlalu sulit dan bisa juga responden menjawab asal-asalan. 2. Reliabilitas instrumen

Reliabilitas menunjukkan pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat dipergunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen sudah baik (Arikunto, 2006 :178). Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai r11 > 0,374.

Analisis hasil reabilitas instrumen (berupa angket) dapat dilihat pada table berikut:


(53)

Tabel 3.5. Reliabilitas instrumen

Berdasarkan uji reliabilitas soal pretest, yang telah dilakukan diperoleh angka reliabilitas memuaskan, karena Alpha lebih dari 0,374 yaitu sebesar 0,82, maka seluruh indikator empirik adalah reliabel.

I. Teknik Analisis Data

Pengolahan data kuanitatif yang dilakukan dalam penelitian ini mencakup data hasil tes angket yang diberikan kepada kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Setelah semua data terkumpul, maka pengolahan data dimulai dengan memberi skor terhadap hasil pretes dan postes untuk kedua kelompok penelitian tersebut. Langkah berikutnya adalah menghitung normalitas, homogenitas varians, perbedaan rata-rata hasil pretest dan posttest, dan uji-t. Langkah selanjutnya adalah menganalisis perbandingan minat belajar siswa antara yang menggunakan media Macromedia Flash dengan yang tidak menggunakan media Macromedia Flash pada mata pelajaran IPS sejarah di SMP Negeri 1 Pecangaan Jepara. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan SPSS 16.0 for windows. Pengolahan data ini dilakukan untuk data hasil tes yang siswa sebelum diberikan materi pembelajaran atau pretes maupun tes yang diberikan sesudah diberikan treatment atau postes. Pengolahan data selengkapnya adalah sebagai berikut:

Cronbach's Alpha

N of Items


(54)

1. Uji Persyaratan a. Uji Nomalitas

Uji normalitas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah data diambil dari perolehan skor angket siswa berdistribusi normal atau tidak dan ini dilakukan terhadap data pretest dan posttest dari kedua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Uji Normalitas dalam penelitian ini menggunakan Uji

Kolmogorov-smirnov dengan taraf signifikansi (α) 0.05, untuk menguji hipotesisnya

dapat dibuat pemisalan bahwa:

Ho = data ditolak apabila nilai sig < α dengan α = 0.05, maka data tidak berdistribusi normal

H1 = data diterima apabila nilai sig > α dengan α = 0.05, maka data berdistribusi normal

Apabila nilai sig > α dengan α = 0.05, maka H1 diterima, atau Ho ditolak dengan kata lain bahwa data tersebut berdistribusi normal. Selain menggunakan analisis data seperti diatas, normalitas juga dapat ditunjukan oleh grafik Q-Q Plot yang memeperlihakan penyebaran titik disekitar garis linier tersebut.

b. Uji Homogenitas Varians

Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah data-data yang didapat dari hasil pretes dan posttest kedua kelompok ini memiliki kesamaan varians atau tidak. Kemudian untuk mendapatkan data


(55)

tersebut dilakukan analisis terhadap homogenitas varians menggunakan hipotesis yang akan diuji yaitu:

Ho = data diterima apabila nilai dari sig < α dengan α = 0.05, maka varian kedua data tersebut tidak homogen

H1 = data diterima apabila nilai dari sig > α dengan α = 0.05, maka varian kedua data tersebut homogen .

Apabila nilai dari sig > α dengan α = 0.05, maka H1 diterima, atau H0 ditolak dengan kata lain bahwa varian untuk kedua data tersebut adalah sama atau homogen.

2. Uji Hipotesis

Uji-t digunakan apabila data yang didapatkan berdistribusi normal. Apabila data yang di dapat tidak berdistriusi normal maka uji selanjutnya dilakukan dengan uji nonparametrik yaitu menggunakan Two Independent T-test. Uji-t dilakukan pada data hasil pretes dan perbedaan rata-rata yang telah diolah. Uji ini menggunakan uji Independent-Sampel T-test. Uji-t yang digunakan dalam pengolahan ini digunakan dua macam yaitu uji-t dua pihak dan uji-t satu pihak. Uji-t dua pihak digunakan untuk melihat perbandingan antara dua keadaan. Pengolahan data tersebut berdasakan hipotesis yang digunakan yaitu:

Ho: µ1=µ2 (Tidak terdapat perbedaan rata-rata antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol)

H1 :µ1≠µ2 (Terdapat perbedaan rata-rata antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol)


(56)

Pengambilan keputusannya yaitu apabila nilai dari sig < ½ α, maka

H1 diterima, yang berarti bahwa kedua data tersebut terdapat perbedaan rata-rata antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Uji-t satu pihak bertujuan untuk menguji salah satu data yang lebih baik pengaruhnya dari data lawannya. Analisis ini digunakan untuk melihat kelas yang paling baik dalam mengalami peningkatan minat belajar setelah dilakukan treatment. Pengujian hipotesisnya menggunakan pemisalan, untuk µ1 = kelas yang menggunakan media Macromedia Flash dan µ2 = kelas yang tidak menggunakan media Macromedia Flash. Uji hipotesis tersebut adalah sebagai berikut:

Ho : µ1 = µ2 (Minat belajar siswa yang menggunakan media Macromedia Flash sama dengan minat belajar siswa yang tidak menggunakan media Macromedia Flash.

H1 : µ1 > µ2 (Terdapat perbedaan yang signifikan Minat belajar siswa yang menggunakan media Macromedia Flash dengan siswa yang tidak menggunakan media Macromedia Flash.

Apabila nilai dari sig < α dengan α = 0.05, maka H1 diterima, atau H0 ditolak dengan kata lain bahwa terdapat perbedaan yang signifikan minat belajar siswa yang menggunakan media Macromedia Flash dengan siswa yang tidak menggunakan media Macromedia Flash.


(57)

44 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum 1. Profil Sekolah

SMP Negeri 1 Pecangaan terletak di sebelah kanan Jalan Raya Semarang-Jepara, 46 Km dari Semarang, 16,5 Km sebelum Jepara. Lokasi sekolah berada di desa Krasak, Kecamatan Pecangaan, kabupaten Jepara. SMP Negeri 1 Pecangaan pernah menjadi Sekolah Rintisan Bertaraf Internasional (RSBI), sebelum pemerintah mengeluarakan kebijakan penghapusan terhadap sekolah RSBI. Sekolah ini berdiri tanggal 14 Agustus 1965. SMPN 1 Pecangaan, memiliki gedung utama dengan 3 lantai, gedung tengah, gedung samping utara dan selatan, gedung tengah, gedung timur dang gedung serbaguna ( smpn1-pecangaan.sch.id).

SMP Negeri 1 Pecangaan berstatus akreditai A dengan nilai 94. Luas tanah 9.730 m2 dengan luas bangunan 3.515 m2. Jumlah siswa kelas 7, 8, dan 9 tahun pelajaran 2013/2014 berjumlah 555 siswa. Mayoritas siswa berdomisili di wilayah kecamatan Pecangaan, Kalinyamatan, Mayong, dan sekitarnya. Ada pula yang dari kecamatan Bangsri. Jumlah rombongan belajar 22 kelas. Jumlah tenaga guru PNS: 44 orang, Guru Tidak Tetap (GTT) 4 orang. Jumlah staf Tata Usaha (TU) PNS 9 orang dan Tenaga Tidak Tetap Administrasi 2 orang serta Penjaga Sekolah 5.


(58)

Tenaga kependidikan SMP Negeri 1 Pecangaan rata-rata berpendidikan S1. Sedangkan guru yang telah lulus S2 dua orang, yang sedang menempuh S2 semester lima 2 orang, semester tiga 4 orang.

Setiap ruangan mempunyai fasilitas komputer, LCD proyektor, koneksi internet dan mempunyai hotspot area, selama di lingkungan sekolah siapa saja berhak mengangkes menggunakan fasilitas hotspot tersebut ( smpn1-pecangaan.sch.id).

Visi :

“ TERWUJUDNYA KOMUNITAS SEKOLAH YANG BERMUTU,

BERDAYA SAING GLOBAL, BERIMAN DAN TAQWA “

Misi :

Menyelenggarakan layanan pendidikan yang professional dan terstandar, untuk :

1. Mewujudkan lulusan yang kompetitif di tingkat lokal, nasional maupun global baik di bidang akademis maupun non akademis.

2. Mewujudkan pendidikan kurikulum berstandar internasional.

3. Mewujudkan proses pendidikan yang bermutu, efisien dan relevan, adil dan merata.

4. Mewujudkan pendidikan yang didukung oleh tenaga pendidik dan kependidikan yang bermutu dan berdaya saing global.

5. Mewujudkan layanan pendidikan di atas Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang didukung sarana dan prasarana yang memadai.


(59)

6. Mewujudkan pengelolaan pendidikan yang transparan, akuntabel, dan efektif yang mengacu pada peningkatan manajemen dan pencitraan publik.

7. Mewujudkan proses penilaian pendidikan yang obyektif dan

terpercaya.

8. Mewujudkan pendidikan yang partisipatif.

9. Mewujudkan pengembangan life skill, kesegaran jasmani dan apresiasi seni yang didukung dengan penerapan nilai-nilai moral dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa

Tujuan :

1. Mencetak lulusan yang kompetitif di tingkat lokal, nasional maupun global baik di bidang akademis maupun non akademis.

2. Mewujudkan kurikulum pendidikan berstandar internasional

3. Mewujudkan proses pendidikan yang bermutu, efisien dan relevan, adil dan merata

4. Meciptakan pendidikan yang didukung oleh tenaga pendidik dan kependidikan yang bermutu dan berdaya saing global

5. Memenuhi layanan pendidikan di atas Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang didukung sarana dan prasarana yang memadai.

6. Melaksanakan pengelolaan pendidikan yang transparan, akuntabel, dan efektif yang mengacu pada peningkatan manajemen dan pencitraan publik.


(60)

7. Menciptakan proses penilaian pendidikan yang obyektif dan terpercaya.

8. Menyelenggarakan pendidikan yang partisipatif.

9. Mengembangkan life skill, kesegaran jasmani dan apresiasi seni yang didukung dengan penerapan nilai-nilai moral dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

2. Minat Awal Siswa

Pada umumnya, pembelajaran IPS Sejarah yang dilaksanakan di sekolah, khususnya di SMP masih bersifat konvensional. Dalam arti, proses pembelajarannya hanya berdasarkan pada buku sumber dan penjelasan guru saja, sehingga pengembangan materi yang dilakukan guru dalam kegiatan belajar mengajar IPS Sejarah kurang maksimal. Selain itu, guru juga lebih menekankan penggunaan metode ceramah tanpa media apabila kegiatan belajar mengajar terjadi di ruang kelas biasa, Hal ini mengakibatkan siswa kurang terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran IPS Sejarah dan memberikan kesan bahwa pelajaran IPS Sejarah adalah pembelajaran hafalan saja. Proses belajar mengajar lebih didominasi oleh peran aktif guru.

Kondisi di atas juga terjadi pada pembelajaran IPS Sejarah di kelas VIII SMPN 1 Pecangaan. Dari hasil observasi awal yang dilakukan peneliti sebelum dilaksanakan tindakan pada pembelajaran IPS Sejarah, Guru tidak menggunakan media dan cara menyampaikan materi belum dilakukan secara maksimal padahal alat-alat pendukung sudah ada. Guru


(61)

juga tidak menggunakan metode atau pun media yang memungkinkan materi pelajaran dapat disampaikan secara lebih optimal dalam meningkatkan aktivitas siswa pada kegiatan belajar mengajar. Keadaan ini tentu saja mempengaruhi minat maupun aktivitas siswa itu sendiri. Tidak dapat dipungkiri bahwa siswa sudah terbiasa dengan metode pembelajaran yang digunakan oleh guru. Pembelajaran yang hanya mengutamakan buku sumber dan metode ceramah tanpa media di ruang kelas saja memberikan kesan bahwa mata pelajaran IPS Sejarah merupakan pelajaran yang kurang menarik dan membosankan.

Peneliti juga melakukan wawancara dengan guru bidang studi IPS Sejarah (Ibu Yati Sunarti). Beliau mengatakan bahwa kendala yang dihadapi di ruang kelas ketika pembelajaran IPS Sejarah berlangsung adalah kurangnya antusiasme dan kurangnya minat siswa dalam pembelajaran IPS Sejarah. Hal ini disebabkan karena pada umumnya, siswa-siswa kelas VIII SMPN 1 Pecangaan lebih berorientasi pada rumpun mata pelajaran lain.

Berdasarkan temuan awal hasil observasi dan wawancara dengan guru, peneliti berusaha untuk merefleksi terhadap pembelajaran yang diselenggarakan. Hasil refleksi mengenai gambaran awal sebelum dilaksanakan tindakan, menjadi tolak ukur untuk mengetahui perubahan yang terjadi selama dilaksanakan tindakan.


(62)

B. Hasil Penelitian

1. Pembelajaran di kelas VIII D (kontrol)

Pembelajaran pada kelas kontrol atau kelas VIII D diajarkan menggunakan metode ceramah tanpa media. Untuk mengetahui minat awal siswa kelas kontrol, terlebih dahulu peneliti memberikan angket minat (Pretest) kepada semua siswa. Setelah diberikan angket, siswa kelas VIII D kemudian diberikan materi tentang kedatangan bangsa Eropa di Indonesia. Pada kelas kontrol, penyampaian materi diajarkan menggunakan metode ceramah tanpa media. Proses ini berlangsung selama 3 pertemuan. Proses belajar mengajar berlangsung kurang kondusif, karena peneliti hanya menerangkan materi dan siswa mendengarkan. Interaksi antar siswa dengan guru dan antara siswa dengan siswa sangat sedikit terjadi, siswa cenderung tidak antusias, pasif dan tidak memperhatikan pelajaran di dalam kelas. Seperti gambar dibawah ini: Gambar 4.1. Aktivitas siswa pada kelas kontrol


(63)

Kondisi kelas tersebut memperlihatkan rendahnya minat dan antusiasme siswa pada mata pelajaran IPS Sejarah. Setelah proses belajar mengajar pada pertemuan pertama sampai dengan pertemuan ketiga, pada pertemuan ketiga di 15 menit terakhir digunakan peneliti untuk membagikan angket minat (posttest) kepada siswa untuk mengetahui kondisi akhir minat belajar siswa pada mata pelajaran IPS Sejarah pada kelas VIII D.

2. Pembelajaran di kelas VIII C (eksperimen)

Pembelajaran pada kelas Eksperimen atau pada kelas VIII C diajarkan menggunakan dengan Macromedia Flash. Untuk mengetahui minat awal siswa kelas VIII C, terlebih dahulu peneliti memberikan angket minat (pretest) kepada semua siswa. Setelah diberikan angket, siswa kelas VIII C kemudian diberikan treatment yaitu Macromedia Flash yang berisikan materi tentang kedatangan bangsa Eropa di Indonesia. Proses ini berlangsung selama 3 pertemuan. Pada pertemuan pertama peneliti dan siswa membahas tentang Kedatangan bangsa barat ke Indonesia sampai terbentuknya kekuasaaan kolonial. Proses belajar mengajar berlangsung kondusif, karena semua mata siswa tertuju pada Macromedia Flash yang peneliti gunakan sebagai media pembelajaran pada mata pelajaran IPS Sejarah kelas VIII. Pada pertemuan kedua melanjutkan materi yaitu perkembangan kebijakan dan tindakan pemerintah kolonial. Suasana kelas hampir sama dengan pertemuan pertama. Kelas relatif kondusif dan banyak interaksi antara peneliti dan siswa. Pada pertemuan ketiga


(64)

materinya sampai pada munculnya berbagai reaksi dan perlawanan. Dengan media tersebut, suasana kelas menjadi lebih hidup. Pembelajaran berlangsung dengan komunikatif dan interaktif. Hal tersebut terbukti dengan gambar dibawah ini.

Gambar 4.2. Aktivitas siswa pada kelas eksperimen

Sumber: Dokumentasi Penelitian (Lutfi Amiq, 2013) Gambar 4.3. Aktivitas siswa pada kelas eksperimen

Sumber: Dokumentasi Penelitian (Lutfi Amiq, 2013)

Dua gambar tersebut memperlihatkan bahwa siswa lebih fokus, aktif bertanya dan lebih antusias pada pelajaran IPS Sejarah. Setelah proses


(65)

belajar mengajar pada pertemuan pertama sampai dengan pertemuan ketiga, pada pertemuan ketiga di 15 menit terakhir digunakan peneliti untuk membagikan angket minat (Posttest) kepada siswa untuk mengetahui kondisi akhir minat belajar siswa pada mata pelajaran IPS Sejarah pada kelas eksperimen. Hasil uji statistik pemanfaatan Macromedia Flash terhadap minat belajar IPS Sejarah siswa kelas VIII SMP N 1 Pecangaan Jepara dapat dilihat pada analisis data dibawah ini : 3. Analisis Data

Setelah Proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) selesai dengan diberikan perlakuan yang berbeda antara kelompok Eksperimen diberikan Macromedia Flash dan kelompok kontrol dengan metode ceramah tanpa media tanpa media. Tahap selanjutnya yaitu menganalisis data hasil tes akhir (post tes). Analisis data hasil post tes sebagai berikut.

a. Uji Normalitas

Uji distribusi normal adalah uji untuk mengukur apakah data kita memiliki distribusi normal atau tidak, sehingga dapat dipakai dalam statistik parametrik (statistik inferensial). Sebelum hasil total kemampuan akhir dilakukan uji-t yang bertujuan sebagai syarat apakah data tersebut layak dianalisis atau tidak. Cara yang dipakai untuk menghitung masalah ini adalah Kolmogorov-smirnov dengan menggunakan SPSSfor windows.


(66)

Tabel 4.1.Uji Normalitas (Pretest)

Kelas statistic df Sig.

eksperimen 0,14 28 0,172

kontrol 0,14 28 0,200

Sumber: Data Penelitian (Lutfi Amiq, 2013)

Pada hasil penghitungan di atas saat Pretest diperoleh untuk kelas eksperimen nilai sig = 0,172, sehingga sig > α dan untuk kelas kontrol nilai sig = 0,200, sehingga sig > α. Nilai sig > α dengan α = 0.05, maka H1 diterima. Dengan demikian sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

Tabel 4.2. Uji Normalitas (posttest)

Kelas statistic df Sig.

eksperimen 0,14 28 0,200

kontrol 0,14 28 0,200

Sumber: Data Penelitian (Lutfi Amiq, 2013)

Sedangkan saat Posttest diperoleh untuk kelas eksperimen nilai sig = 0,200, sehingga nilai sig > α dan untuk kelas kontrol nilai sig = 0,200, sehingga nilai sig > α dengan α = 0.05, maka H1 diterima. Dengan demikian sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

b. Uji Homogenitas Varian

Pengujian hipotesis dua varians dilakukan untuk mengetahui varians dua populasi sama (homogen) atau tidak (heterogen). Berdasarkan hasil penghitungan cepat dengan menggunakan software SPSS adalah sebagai berikut.


(67)

Tabel 4.3. Uji Homogenitas (Pretest)

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.121 1 54 .730

Sumber: Data Penelitian (Lutfi Amiq, 2013)

Berdasarkan hasil diatas saat Pretest diperoleh nilai dari sig= 0,730 > α

dengan α = 0.05, maka H1 diterima/ dengan kata lain data tersebut homogen.

Tabel 4.4. Uji Homogenitas (Posttest)

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.092 1 54 .763

Sumber: Data Penelitian (Lutfi Amiq, 2013)

Sedangkan saat Posttest nilai dari sig= 0,763 > α dengan α = 0.05, maka H1 diterima, dengan kata lain bahwa data tersebut adalah sama atau homogen.

c. Uji Perbedaan dua Rata-rata (Uji-t)

Pembelajaran yang diberikan Macromedia Flash dan metode ceramah tanpa media, kedua kelompok antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen tersebut diberikan tes kemampuan akhir yang berfungsi untuk mengukur keefektifan Macromedia Flash dengan metode ceramah tanpa media tanpa media. Uji ini menggunakan uji


(68)

Independent-Sampel T-test berbantuan SPSS for windows adalah sebagai berikut.

Sumber: Data Penelitian (Lutfi Amiq, 2013)

Berdasarkan hasil diatas nilai dari sig Pretest adalah 0,542 > α dengan α = 0.05, maka H1 ditolak, dengan kata lain tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara minat belajar siswa yang menggunakan Macromedia Flash dengan siswa yang tidak menggunakan Macromedia Flash.

Tabel 4.5.

Uji perbedaan dua rata-rata (Pretest)

Levene's Test for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. T Df

Sig. (2-tailed) Mean Differe nce Std. Error Differen ce 95% Confidence Interval of the

Difference Lower Upper minat belajar siswa Equal variances assumed

.121 .730 .614 54 .542 .82143 1.33749 -1.86008 3.50293

Equal variances not assumed


(1)

2,00 6 . 33 ,00 6 .

5,00 6 . 66667 7,00 6 . 8899999 4,00 7 . 0111 5,00 7 . 22223 2,00 7 . 44 2,00 7 . 66 1,00 Extremes (>=80) Stem width: 10,00 Each leaf: 1 case(s)

Oneway

ONEWAY VAR00001 BY VAR00002 /STATISTICS HOMOGENEITY /MISSING ANALYSIS.

Test of Homogeneity of Variances

minat belajar siswa

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.092 1 54 .763

ANOVA

minat belajar siswa

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups 7223.143 1 7223.143 492.132 .000

Within Groups 792.571 54 14.677


(2)

T-TEST GROUPS=VAR00002(1 2) /MISSING=ANALYSIS /VARIABLES=VAR00001 /CRITERIA=CI(.9500).

T-Test

[DataSet0] Group Statistics

Kelas N Mean Std. Deviation Std. Error Mean minat belajar siswa Eksperimen 28 92.7857 3.73529 .70590

Control 28 70.0714 3.92455 .74167

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig. (2-tailed) Mean Difference Std. Error Difference

95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper minat belajar

siswa

Equal variances assumed

.092 .763 22.184 54 .000 22.71429 1.02390 20.66149 24.76709

Equal variances not assumed


(3)

FOTO PENELITIAN

Pembelajaran dengan macromedia flash di kelas VIII C (Eksperimen)


(4)

Penyebaran Angket di kelas eksperimen


(5)

Siswa mencatat hal-hal penting yang disampaikan peneliti

dengan bantuan

macromedia flash


(6)

Siswa kelas VIII C mencatat materi

Siswa aktif mengikuti pelajaran IPS Sejarah

dengan Media macromedia flash