7. Menciptakan  proses  penilaian   pendidikan  yang  obyektif  dan
terpercaya. 8.
Menyelenggarakan  pendidikan yang partisipatif. 9.
Mengembangkan life skill, kesegaran jasmani dan apresiasi seni  yang didukung  dengan  penerapan  nilai-nilai  moral  dan  ketaqwaan  kepada
Tuhan Yang Maha Esa.
2. Minat Awal Siswa
Pada  umumnya,  pembelajaran  IPS  Sejarah  yang  dilaksanakan  di sekolah,  khususnya  di  SMP  masih  bersifat  konvensional.  Dalam  arti,
proses  pembelajarannya  hanya  berdasarkan  pada  buku  sumber  dan penjelasan  guru  saja,  sehingga  pengembangan  materi  yang  dilakukan
guru  dalam  kegiatan  belajar  mengajar  IPS  Sejarah  kurang  maksimal. Selain  itu,  guru  juga  lebih  menekankan  penggunaan  metode  ceramah
tanpa  media  apabila  kegiatan  belajar  mengajar  terjadi  di  ruang  kelas biasa,  Hal  ini  mengakibatkan  siswa  kurang  terlibat  secara  aktif  dalam
proses pembelajaran IPS Sejarah dan memberikan kesan bahwa pelajaran IPS  Sejarah  adalah  pembelajaran  hafalan  saja.  Proses  belajar  mengajar
lebih didominasi oleh peran aktif guru.
Kondisi  di  atas  juga  terjadi  pada  pembelajaran  IPS  Sejarah  di kelas VIII SMPN 1 Pecangaan. Dari hasil observasi awal yang dilakukan
peneliti  sebelum  dilaksanakan  tindakan  pada  pembelajaran  IPS  Sejarah, Guru  tidak  menggunakan  media  dan  cara  menyampaikan  materi  belum
dilakukan secara maksimal padahal alat-alat pendukung sudah ada. Guru
juga  tidak  menggunakan  metode  atau  pun  media  yang  memungkinkan materi  pelajaran  dapat  disampaikan  secara  lebih  optimal  dalam
meningkatkan  aktivitas  siswa  pada  kegiatan  belajar  mengajar.  Keadaan ini  tentu  saja  mempengaruhi  minat  maupun  aktivitas  siswa  itu  sendiri.
Tidak  dapat  dipungkiri  bahwa  siswa  sudah  terbiasa  dengan  metode pembelajaran  yang  digunakan  oleh  guru.  Pembelajaran  yang  hanya
mengutamakan  buku  sumber dan  metode ceramah tanpa  media di ruang kelas  saja  memberikan  kesan  bahwa  mata  pelajaran  IPS  Sejarah
merupakan pelajaran yang kurang menarik dan membosankan.
Peneliti juga melakukan wawancara dengan guru bidang studi IPS Sejarah  Ibu  Yati  Sunarti.  Beliau  mengatakan  bahwa  kendala  yang
dihadapi  di  ruang  kelas  ketika  pembelajaran  IPS  Sejarah  berlangsung adalah  kurangnya  antusiasme  dan  kurangnya  minat  siswa  dalam
pembelajaran  IPS  Sejarah.  Hal  ini  disebabkan  karena  pada  umumnya, siswa-siswa  kelas  VIII  SMPN  1  Pecangaan  lebih  berorientasi  pada
rumpun mata pelajaran lain.
Berdasarkan temuan awal hasil observasi dan wawancara dengan guru,  peneliti  berusaha  untuk  merefleksi  terhadap  pembelajaran  yang
diselenggarakan.  Hasil  refleksi  mengenai  gambaran  awal  sebelum dilaksanakan  tindakan,  menjadi  tolak  ukur  untuk mengetahui  perubahan
yang terjadi selama dilaksanakan tindakan.
B. Hasil Penelitian