1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Setiap orang dalam kehidupannya membutuhkan dan mengkonsumsi berbagai bahan makanan untuk memelihara pertumbuhan dan perkembangan. Energi dapat
timbul karena adanya pembakaran karbohidrat, protein, dan lemak dalam tubuh manusia Kartasapoetra, 2008:16. Makanan merupakan salah satu kebutuhan
pokok bagi setiap orang dari janin dalam kandungan, bayi, balita, usia sekolah, remaja, dewasa, dan usia lanjut Direktorat Gizi Masyarakat, 2000:4.
Manusia yang kurang makan akan lemah dalam kegiatan, pekerjaan fisik, dan daya pemikirannya karena kurangnya zat-zat makanan yang masuk ke dalam
tubuh Kartasapoetra, 2008:16. Menurut berbagai kajian, frekuensi makan yang baik adalah 3 kali sehari, hal ini berarti sarapan pagi hendaknya jangan
ditinggalkan dan bisa dilakukan antara pukul 06.00-08.00 Khomsan A, 2004:103. Sarapan pagi merupakan suatu kegiatan yang penting sebelum
melakukan aktivitas fisik di pagi hari dan menyumbangkan gizi 20-30 dari kebutuhan energi sehari Soekirman, 2000:58. Sarapan pagi hendaknya dilakukan
supaya dapat mendukung konsentrasi belajar dan memberikan kontribusi penting beberapa zat gizi yang diperlukan tubuh dalam proses fisiologis Khomsan A,
2004:103. Sarapan pagi diharapkan dapat menjaga penyediaan kalori untuk dipergunakan 2 jam pertama pagi hari sebelum waktunya makanan kecil kira-kira
2
pukul 10.00 akan meningkatkan lagi kalori yang mungkin sudah berkurang sesudah digunakan Moehji S, 2003:76.
Berdasarkan rekomendasi WHO, sarapan yang baik dan memenuhi kriteria gizi adalah sarapan yang menyuplai karbohidrat 55-65, protein 12-15,
lemak 24-30. Zat-zat gizi dibutuhkan untuk mendukung aktivitas remaja yang berkesinambungan dan terus-menerus sehingga kebugaran jasmaninya baik.
Kebugaran tubuh merupakan bagian yang penting dari pertumbuhan dan perkembangan termasuk pada remaja Atmojo MB, 2008:53. Kebugaran jasmani
bermanfaat untuk mencegah kelebihan berat badan, menjaga daya tahan paru dan jantung, kekuatan dan daya tahan otot, kelentukan, komposisi tubuh yang ideal
dan sehat, dapat meningkatkan produktivitas kerja, merasa tentram dan nyaman, serta memiliki rasa percaya diri dan hidup seimbang. Untuk itu diperlukan asupan
makanan yang cukup dari sarapan pagi sebagai penunjang kebugaran tubuh sebelum melakukan aktivitas di pagi hari Irianto DP, 2004:4.
Hasil survei tim pengembang Sport Development Index tahun 2005 meneliti kebugaran jasmani pelajar SD, SMP, dan SMA di seluruh Indonesia yaitu baik
sekali 0, baik 5,66, sedang 37,66, kurang 45,97, kurang sekali 10,71. Hasil penelitian secara nasional yang dilakukan oleh Departemen Pendidikan
Nasional menunjukkan bahwa tingkat kebugaran jasmani para remaja yang berada di sekolah menengah hanya 5,29 yang termasuk kategori baik sekali, 6,19
kategori baik, 29,99 kategori sedang, 30,01 kategori kurang, dan 18,51 termasuk katagori kurang sekali Kriswanto ES dan Dimyati, 2009:219.
3
Masa remaja usia 10-19 tahun merupakan periode dari pertumbuhan dan proses kematangan manusia dan pada masa ini terjadi perubahan yang sangat unik
dan berkelanjutan. Pada masa remaja biasanya terjadi keterlambatan tumbuh kembang tubuh, tetapi tidak berarti faktor gizi pada usia ini tidak diperhatikan
lagi. Sifat energik pada usia remaja menyebabkan aktivias fisik meningkat sehingga kebutuhan energi juga meningkat Moehji S, 2003:63. Remaja akan
tumbuh sehat jika mengkonsumsi makanan yang cukup gizi dan teratur sehingga dapat memperoleh prestasi yang tinggi, kebugaran yang baik untuk melakukan
semua aktivitas, dan sumber daya manusia yang berkualitas Direktorat Gizi Masyarakat, 2000:4.
Usia remaja cenderung memiliki aktivitas yang tinggi, tetapi belum tentu mampu melakukannya dengan tubuh yang bugar dikarenakan kurangnya asupan
energi terutama asupan makanan sarapan pagi 470-705 kkal yang diperlukan untuk memulai aktivitas. Remaja yang sering tidak sarapan pagi akan mengalami
rasa lapar dan lemas, kebugaran jasmani atau ketahanan fisik dalam melakukan aktivitas rendah, kemampuan menangkap pelajaran dan semangat menurun
bahkan kesadaran menurunpingsan. Sarapan pagi dapat mempertahankan daya tahan saat bekerja, untuk
memelihara kebugaran jasmani atau ketahanan fisik, membantu memusatkan pikiran untuk belajar dan memudahkan penyerapan pelajaran serta diperlukan
untuk menunjang aktivitas sekolah misalnya pada awal sekolah menengah pertama khususnya siswa putri. Hal ini dikarenakan terjadi perubahan pola makan
remaja yang berbeda dengan anak-anak ditandai dengan kecenderungan untuk
4
membatasi asupan makanan dengan melewatkan waktu makan terutama sarapan pagi Kadarzi, 2009:6.
Berdasar survei pendahuluan pada tanggal 8 Oktober 2011 terhadap 21 siswi SMP Negeri 26 Semarang Tahun Ajaran 20112012 dari keseluruhan siswi yang
berjumlah 115 orang, diperoleh hasil asupan kalori sarapan pagi pada 4 siswi 19,05 sudah mencukupi 20-30 kalori sehari, 14 siswi 66,67 masih
kurang dari 20-30, dan 3 siswi 14,28 tidak biasa sarapan pagi. Selain itu, untuk kebugaran jasmani siswi diperoleh data 2 siswi dengan kebugaran jasmani
baik 9,52, 4 siswi dengan kebugaran jasmani sedang 19,05, dan 15 siswi dengan kebugaran jasmani kurang 71,43.
Dari hasil tersebut diketahui bahwa masih banyak asupan energi sarapan pagi siswi SMP yang belum mencukupi 20-30 kebutuhan energisehari dan memiliki
kebugaran jasmani kurang. Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti “Hubungan antara Asupan Energi Sarapan Pagi dengan Kebugaran
Jasmani pada Siswi kelas VII di SMP Negeri 26 Semarang Tahun Ajaran 2011201
2”. 1.2. RUMUSAN MASALAH
Permasalahan yang diteliti adalah apakah ada hubungan antara asupan energi sarapan pagi dengan kebugaran jasmani pada siswi kelas VII di SMP Negeri 26
Semarang Tahun Ajaran 20112012?
5
1.3. TUJUAN PENELITIAN