46
Dari hasil distribusi kebugaran jasmani responden diketahui bahwa responden dengan kebugaran jasmani kurang berjumlah 35 anak 62,5, responden dengan
kebugaran jasmani baik berjumlah 21 anak 37,5.
4.3 Analisis Bivariat
Hasil analisis bivariat antara asupan energi sarapan pagi dengan kebugaran jasmani siswi kelas VII di SMP N 26 Semarang diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 4.3 Analisis Bivariat Asupan Kalori Sarapan Pagi dengan Kebugaran Jasmani
No Asupan Energi
Sarapan Pagi Kebugaran Jasmani
Total p
value Kurang
Sedang Baik
Jml Jml
Jml Jml
0,001 1.
Tidak baik 26
72,2 6
16,7 4
11,1 36
100 2.
Baik 5
25 4
20 11
55 20
100
Total 31
55,4 10
17,9 15
26,8 56
100 Sumber : Data Penelitian, 2012
Pada tabel 4.3 terlihat bahwa responden yang mempunyai asupan energi sarapan pagi tidak baik dengan kebugaran jasmani kurang berjumlah 26 anak
46,43 dan responden yang asupan energi sarapan pagi tidak baik dengan kebugaran jasmani baik berjumlah 10 anak 17,85. Untuk responden yang
mempunyai asupan energi sarapan pagi baik dengan kebugaran jasmani kurang berjumlah 5 anak 8,93 dan responden yang mempunyai asupan energi sarapan
pagi baik dengan kebugaran jasmani baik berjumlah 15 anak 26,79. Dari hasil analisis antara asupan energi sarapan pagi dengan kebugaran
jasmani menggunakan uji Chi Square didapat nilai p value sebesar 0,001 kurang dari 0,05 maka Ha diterima. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa ada
hubungan antara asupan energi sarapan pagi dengan kebugaran jasmani siswi kelas VII di SMP N 26 Semarang Tahun Ajaran 20112012.
47
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Asupan Energi Sarapan Pagi
Asupan energi sarapan pagi siswi kelas VII masih banyak yang di bawah 20 kebutuhan sehari yaitu hanya mengandung energi 255-448,5 kkal, padahal
sebaiknya asupan energi sarapan pagi mengandung 20-30 dari kebutuhan sehari 2350 kkal yaitu sebesar 470-705 kkal. Jenis makanan yang dikonsumsi juga
kurang seimbang seperti mie instan, hanya minum susu atau teh, nasi dengan lauk ayam, telur, tahu, atau tempe, dan nasi dengan sayur saja. Hal ini menunjukkan
bahwa sarapan pagi yang sesuai dengan gizi seimbang sepertinya belum jadi
budaya di masyarakat.
Anak sekolah usia 13-15 tahun sebaiknya sarapan pagi yang mencukupi gizi kalori sebesar 470-705 kkal 20-30 dari kebutuhan sehari. Wawancara recall
24 jam digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui asupan energi sarapan pagi pada 56 siswi yang dijadikan sampel penelitian. Berdasarkan hasil recall
diketahui bahwa asupan energi sarapan pagi siswi dengan kategori tidak baik 20 kebutuhan sehari sebanyak 36 anak 64,3 dan asupan energi siswi
dengan kategori baik 20-30 kebutuhan sehari sebanyak 20 anak 35,7. Menurut Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan, sarapan pagi
merupakan salah satu perilaku penting dalam mewujudkan gizi seimbang. Menunda bahkan mengabaikan sarapan masih sering dilakukan masyarakat
47
48
termasuk anak-anak. Sayangnya, berdasarkan analisis pada data Konsumsi Pangan hasil survai Riset Kesehatan Dasar Riskesdas 2010, masih banyak anak yang
tidak terbiasa sarapan sehat. Berdasarkan hasil analisis tersebut diketahui bahwa dari 35.000 anak usia sekolah sekitar 26,1 persen sarapan hanya dengan air
minum dan 44,6 persen memperoleh asupan energi kurang dari 15 persen kebutuhan energi per hari Persagi, 2012:1.
Sarapan pagi sangat penting diberikan kepada anak di usia sekolah untuk menyokong energi untuk beraktivitas dan konsentrasi belajar. Sarapan mungkin
terdengar sepele, namun sangat vital bagi tubuh kita apalagi bila dituntut untuk beraktivitas seharian. Siswi yang melakukan sarapan pagi dapat menjaga
kebugaran tubuh khususnya selama melakukan aktivitas di sekolah dan membuat siswi tidak cepat lapar sehingga dapat berkonsentrasi pada pelajaran. Adapun
contoh menu sarapan pagi yang seimbang dalam tabel 5.1, yaitu: Tabel 5.1 Contoh Menu Sarapan Pagi
Nama Masakan
Bahan Makanan Ukuran
gram Energi
kkal Karbohidrat
gram Lemak
gram Protein
gram Nasi
Telur dadar Bening Bayam
Pepaya Teh
Nasi Telur ayam negeri
Minyak Bayam
Pepaya Gula
150 50
5 100
100 10
267 81
45,1 36
46 18,2
60,9 0,25
- 6,5
12,2 4,7
0,15 5,75
5 0,5
6 3,15
6,4 -
3,5 0,5
Total 493,3
84,55 17,4
13,55 Roti
Margarin Telur ceplok
Susu sapi Roti
Margarin Telur ayam negeri
Minyak Susu sapi
80 10
50 5
200 175
90 81
45,1 122
40 -
0,25 -
8,6 -
10 5,75
5 7
4 -
6,4 -
6,4 Total
513,1 48,85
27,75 16,8
Nasi Opor telur ayam
Ca sawi Nasi
Telur ayam negeri Santan
Sawi Minyak
100 50
50 100
5 178
81 45
22 45,1
40,6 0,25
- 4
- 0,1
5,75 5
0,3 5
2,1 6,4
- 2,3
-
49
Pisang ambon Air putih
Pisang 100
99 25,8
0,2 1,2
Total 470,1
70,65 16,35
12 Nasi goreng
Ayam goreng Susu kotak
Nasi Kecap
Minyak Ayam
Minyak Susu coklat
100 5
5 50
5 250
178 20
45,1 160
45,1 150
40,6 5
- -
23 0,1
- 5
12,5 5
2,5 2,1
- -
9,1 -
8 Total
598,2 68,6
25,1 19,2
Nasi Pindang goreng
Tumis kangkung
Melon Air putih
Nasi Pindang kecil
Minyak Kangkung
Minyak Melon
150 50
5 100
5 150
267 71
45,1 29
45,1 40
60,9 -
- 5,4
- 10
0,15 1,5
5 0,3
5 -
3,15 13,5
- 3
- -
Total 497,2
76,3 11,95
19,65
Sumber : Anggarani D.R, 2011 Oleh sebab itu, ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengubah
mengubah kebiasaan makan pagi adalah sebagai berikut: 1
Anak-anak perlu dibiasakan bangun lebih pagi, agar tersedia waktu yang cukup untuk makan pagi.
2 Orang tua hendaknya memberi contoh yang baik dengan membiasakan makan
pagi. 3
Menghindari kesukaan pada makanan tertentu. 4
Orang tua dan guru hendaknya tidak bosan mengingatkan anak untuk selalu makan pagi dan memberi penjelasan mengenai manfaat makan pagi.
5 Untuk membiasakan anak-anak yang belum biasa makan pagi, perlu memakai
cara bertahap. Mula-mula diberikan makan pagi dengan takaran porsi sedikit. Kemudian, secara bertahap porsi makanan ditambah sesuai dengan
anjuran Depkes RI, 1994:20.
50
5.2 Kebugaran Jasmani