menuntut tindakan yang sama, makna imperatif mengajak jauh lebih santun daripada imperatif memerintah atau menyuruh Rahardi, 2005: 130. Berikut
contoh untuk memperjelas penanda kesantunan ayo. 1 “Ayo, minum dulu”
2 “Minum dulu”
Pada tuturan 1, terkandung makna bahwa tindakan minum tidak dilakukan sendiri oleh si mitra tutur, melainkan bersama-sama dilakukan oleh penutur dan
mitra tutur, sedangkan tuturan 2 tidak dilakukan bersama dengan penutur, melainkan dilakukan sendiri oleh mitra tutur. Maka, tuturan 1 dikatakan lebih
santun, karena mengandung maksud penyelamatan muka yang dilakukan dengan cara menghindari unsur paksaan.
g. Penanda Kesantunan Coba sebagai Penentu Kesantunan Linguistik
Tuturan Imperatif
Kata coba digunakan untuk menyatakan makna memerintah atau menyuruh dengan tuturan imperatif, pemakaian coba akan merendahkan kadar tuturan
imperatifnya. Tuturan yang digunakan seolah-olah mitra tutur diperlakukan sebagai orang yang sejajar dengan penutur kendatipun pada kenyataannya,
peringkat kedudukan di antara kedua jauh berbeda Rahardi, 2005: 131. Berikut contoh yang dapat dipahami.
1 Coba bersihkan dulu” Tuturan tersebut semula bermakna imperatif suruhan kasar akan berubah menjadi
imperatif yang bermakna halus, sopan, dan bijaksana, karena menggunakan penanda kesantunan coba.
h. Penanda Kesantunan Harap sebagai Penentu Kesantunan Linguistik
Tuturan Imperatif
Penanda kesantunan harap dapat berfungsi sebagai pemarkah tuturan imperatif harapan, selain itu juga dapat memiliki makna imbauan Rahardi, 2005: 132.
Berikut contoh untuk memperjelas penanda kesantunan harap. “Harap para dosen datang tepat waktu”
Tuturan tersebut tidak lagi bermakna imperatif perintah atau suruhan, karena di bagian awalnya telah diletakkan penanda kesantunan harap. Adanya penanda
kesantunan harap, tuturan imperatif akan memiliki makna harapan atau imbauan.
i. Penanda Kesantunan Hendaklahnya sebagai Penentu Kesantunan
Linguistik Tuturan Imperatif
Penanda kesantunan hendak semula menyatakan makna suruhan dapat berubah menjadi imperatif bermakna imbauan atau saran Rahardi, 2005: 132. Tuturan-
tuturan berikut sebagai contoh untuk memperjelas. 1 “Datang tepat waktu”
2 “Hendaknya datang tepat waktu” 3 “Hendaklah datang tepat waktu”
Pemakaian yang menggunakan penanda kesantunan hendaknya atau hendaklah dapat menjadi lebih santun atau halus dari pada tuturan yang tidak menggunakan.
Selain itu, tuturan imperatif tersebut dapat memiliki makna baru, yakni menjadi imperatif yang bermakna pemberian saran.
j. Penanda Kesantunan Sudi kiranya Sudilah kiranya Sudi apalah kiranya
sebagai Penentu Kesantunan Linguistik Tuturan Imperatif
Di dalam kegiatan bertutur sehari-hari, kita sering mendapatkan tuturan imperatif yang memakai penanda kesantunan sudi kiranya, sudilah kiranya, atau sudi