1 “Susun acara pertemuan dengan Romo Bono nanti siang” 2 “Tolong disusun acara pertemuan dengan Romo Bono nanti siang”
Kedua tuturan tersebut mengandung makna imperatif yang sama, tuturan 2 dapat dikatakan  lebih  halus  dibanding  dengan  tuturan  1,  karena tuturan  2  memiliki
kadar kesantunan lebih tinggi dibanding dengan tuturan 1.
b. Penanda  Kesantunan Mohon sebagai  Penentu  Kesantunan  Linguistik
Tuturan Imperatif
Tuturan  yang  diletaki  penanda  kesantunan mohon pada  bagian  awalnya  akan menjadi lebih santun dibanding dengan bentuk imperatif yang tidak mendapatkan
tambahan  penanda kesantunan.  Penanda  kesantunan  ini  bermakna  permintaan. Seringkali juga pemakaian penanda kesantunan mohon digunakan bersama unsur
lain,  seperi kiranya atu sekirany Rahardi,  2005:  126.  Berkaitan  dengan  hal tersebut, berikut contoh yang dikemukakan.
1 “Terima hadiah ini” 2 “Mohon diterima hadiah buku ini”
3 “Mohon sekiranya dapat menerima hadiah buku ini”
Ketiga tuturan tersebut memiliki peringkat kesantunan yang berbeda. Tuturan 1 memiliki  peringkat  kesantunan  paling  rendah dibanding  dengan  tuturan  lainnya.
Perlu dipahami, kata mohon sebagai penanda kesantunan sering digunakan dalam bentuk  pasif dimohon pada  ragam  formal.  Hal  tersebut  digunakan  dengan
kontruksi imperatif pasif seperti contoh berikut. 4 “Dimohon Dekan  FKIP berkenan membuka  rapat  bulanan  pada
kesempatan ini” 5 “Kepada  Dekan  FKIP  dimohon  berkenan  membuka  rapat  bulanan
pada kesempatan ini”
c. Penanda  Kesantunan Silakan sebagai  Penentu  Kesantunan  Linguistik
Tuturan Imperatif
Penanda  kesantunan silakan digunakan  dengan  maksud  sebagai  makna  persilaan yang  dapat  berfungsi  sebagai  penghalus  sebuah  tuturan  dan  penentu  kesantunan
imperatif Rahardi,  2005:  127. Berikut disajikan contoh tuturan  yang menggunakan penanda kesantunan silakan.
1 “Tutup jendela dekat tempat tidur itu” 2 “Silakan ditutup jendela dekat tempat tidur itu”
Tuturan  2  lebih  santun  dibanding  dengan  tuturan  1  karena  tuturan  tersebut berkontruksi  imperatif  pasif.  Seperti  yang  dikemukakan  terdahulu,  pemasifan
tuturan dapat berfungsi sebagai pemarkah kesantunan tuturan imperatif.
d. Penanda  Kesantunan Mari sebagai  Penentu  Kesantunan  Linguistik
Tuturan Imperatif
Pada  kegiatan komunikasi  sehari-hari,  penanda  kesantuna mari,  seringkali digantikan  oleh  kata ayo.  Dengan  demikian,  dapat  dikatakan  bahwa  tuturan
imperatif  yang  dilekati  penanda  kesantunan mari memiliki  peringkat  kesantunan lebih tinggi daripada tuturan imperatif yang dilekati penanda kesantunan ayo dan
yo. Pada situasi formal, ketiga penanda kesantunan tersebut dapat diganti dengan bentuk yok atau yuk Rahardi,  2005:  128. Berikut  contoh  untuk  memperjelas
penenda kesantunan tersebut. 1 “Makan”
2 “Mari makan” 3 “Ayo makan”
4 “Yo, makan atau “Makan, yo” 5 “Yuk, makan” atau “Makan, yuk”