makna ketidaklangsungan yang cukup besar Rahardi, 2005: 142. Berikut akan diuraikan secara rinci kesantunan pragmatik dalam tuturan interogatif.
1. Tuturan Interogatif yang Menyatakan Makna Pragmatik Perintah
Pada umumnya, tuturan interogatif digunakan untuk menanyakan sesuatu kepada si mitra tutur. Pada kegiatan bertutur, tuturan interogatif dapat pula digunakan
untuk menyatakan maksud atau makna pragmatik imperatif yang akan menjadi lebih santun dalam menyatakan imperatif perintah Rahardi, 2005: 143. Berikut
contoh untuk memperjelas tuturan interogatif yang menyatakan makna perintah. Komandan
: “ Apakah perusuh masih ada kesempatan untuk terus bertindak brutal? Apakah lokasi sudah diamankan?”.
Anggota Prajurit : “Kami akan segera kembali ke lokasi, Komandan”.
Informasi Indeksal: Tuturan di atas merupakan cuplikan percakapan sebuah briefing pasukan
militer di sebuh Kodim.
2. Tuturan Interogatif yang Menyatakan Makna Pragmatik Ajakan
Makna imperatif ajakan di dalam bahasa Indonesia dapat diungkapkan dengan bentuk tuturan imperatif maupun non-imperatif. Seperti yang disampaikan
terdahulu, maksud imperatif ajakan yang diungkapkan dengan tuturan interogatif akan lebih santun Rahardi, 2005: 144–145. Berkaitan dengan hal itu, contoh
tuturan berikut akan memperjelas. “
Aduh… gigiku sakit banget. Ponstan sirupnya habis belum, Pak? Apoteknya buka atau tutup ya hari minggu begini? Aduh… sakit banget.”
Informasi Indeksal: Tuturan dia atas disampaikan oleh seorang anak yang sedang sakit gigi, ia
mengeluh kepada bapaknya pada saat mereka berada di ruang keluarga rumah mereka.
3. Tuturan Interogatif yang Menyatakan Makna Pragmatik Permohonan
Tuturan yang dituturkan dengan menggunakan kalimat tanya sebagai tuturan interogatif dengan maksud permohonan akan jauh lebih santun disbanding tuturan
seara langsung Rahardi, 2005: 146. Berkaitan dengan hal tersebut, berikut contoh yang dapat dipahami.
“Dokter, apakah saya akan diberi obat antibiotik lagi? yang lalu, saya alergi karena obat itu lho, Dok”.
Informasi Indeksal: Tuturan dia atas terjadi di dalam ruang periksa sebuah rumah sakit antara
dokter dan pasiennya, seorang ibu yang sedang hamil.
4. Tuturan Interogatif yang Menyatakan Makna Pragmatik Persilaan
Bentuk persilaan dengan tuturan nonimperatif lazimnya digunakan dalam situasi formal yang penuh dengan muatan dan pemakaian unsur basa-basi. Situasi
tersebut dapat ditemukan dalam kegiatan resmi dan perayaan terentu Rahardi, 2005: 147, seperti yang dapat dilihat pada contoh tuturan berikut.
Panitia Seminar : “Sudah ditunggu peserta pemateri yang lain. Apakah
Ibu sudah siap menjadi pemateri pertama?” Seorang Pemateri : “O…ya. Baik. Saya jadi yang perama kali
menyampaikan?
5. Tuturan Interogatif yang Menyatakan Makna Pragmatik Larangan
Pada kegiatan komunikasi sehari-hari, sangat umum ditemukan bahwa maksud imperatif larangan diungkapkan dengan bentuk imperatif. Tuturan tersebut sering
ditemukan di tempat-tempat wisata, tempat umum, taman, ruang tunggu, dan sebagainya. Tuturan-tuturan yang bermakna nonimperatif larangan sangat jarang