Tuturan Interogatif yang Menyatakan Makna Pragmatik Larangan

Ujian Nasional sudah dekat Kalimat di atas apabila dituturkan oleh seorang guru kepada murid-muridnya, selain memberi informasi mengenai ujian nasional yang sudah dekat, kalimat tersebut juga berisi tindakan, yaitu mengingatkan agar murid-murid harus giat belajar agar lulus dalam ujian nasional.

3. Tindak Perlokusi

Menurut Tarigan 2015: 100 tindak perlokusi adalah melakukan sesuatu tindakan dengan mengatakan sesuatu. Menurut Chaer 2010: 28 tindak perlokusi adalah tindak tutur yang mempunyai pengaruh atau efek terhadap lawan tutur atau orang yang mendengar tuturan itu. Maka, tindak perlokusi sering disebut sebagai The Act of Affective Someone tindak yang memberi efek kepada orang lain. Berikut contoh dari tindak perlokusi. Rumah saya jauh sih Tuturan di atas bukan hanya memberi informasi bahwa rumah si penutur jauh, tetapi juga bila dituturkan oleh seorang guru kepada kepala sekolah dalam rapat penyusunan jadwal pelajaran pada awal tahun menyatakan maksud bahwa si penutur tidak dapat datang tepat waktu pada jam pertama. Maka efek atau pengaruhnya yang diharapkan si kepala sekolah akan memberi tugas mengajar tidak pada jam-jam pertama; melainkan pada jam lebih siang. Menurut Parker dalam Nadar, 2013: 18 tindak tutur terbagi menjadi dua bentuk, yaitu secara langsung dan tidak langsung. Tindak tutur langsung adalah tuturan yang sesuai modus kalimatnya, misalnya kalimat berita untuk memberitakan, kalimat perintah untuk menyuruh, mengajak, ataupun memohon, dan kalimat tanya untuk menanyakan sesuatu. Tindak tutur tidak langsung adalah tuturan yang berbeda dengan modus kalimatnya, maka maksud dari tindak tutur tidak langsung dapat beragam dan bergantung konteksnya. Selain itu, berkaitan dengan keberagaman makna tuturan, Djajasudarma dalam Rusminto, 2015: 68 menyatakan bahwa linguis penganut ancangan formal mengklasifikasikan makna tuturan ke dalam enam klasifikasi yang disebutnya sebagai kalimat. Keenam klasifikasi tersebut, sebagai berikut. 1. Kalimat deklaratif, yaitu kalimat yang memberikan informasi. 2. Kalimat interogatif, yaitu kalimat yang membutuhkan jawaban tentang sesuatu. 3. Kalimat imperatif, yaitu kalimat yang berisi perintah atau suruhan, permohonan, ajakan, dan larangan. 4. Kalimat aditif, yaitu unsur terikat yang tersambung pada kalimat pernyataan. 5. Kalimat responsif, yaitu kalimat terikat yang tersambung pada kalimat pernyataan. 6. Kalimat interjeksi, yaitu kalimat yang menyatakan rasa terkejut dan heran mengenai sesuatu. Searle dalam Rusminto, 2015: 69 mengklasifikasikan tindak ilokusi menjadi lima macam, 1 asertif, yakni ilokusi dimana penutur terikat pada kebenaran preposisi yang diungkapkan, misalnya menyatakan, mengusulkan, membual, mengeluh, mengemukakan pendapat, dan melaporkan represetasi; 2 direktif, yaitu ilokusi yang bertujuan menghasilkan suatu efek berupa tindakan yang dilakukan oleh mitra tutur Leech menyebutnya dengan tidak ilokusi impositif,