75 disusun untuk melihat kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman sehingga
diperoleh informasi menyusun strategi pemasaran untuk produk VCO untuk masa mendatang. Dari hasil analisa SWOT yang dilakukan, PT. Bogor Agro
Lestari diharapkan menggunakan strategi pemasaran dengan alternatif strategi pemasaran pengembangan produk, dimana kekuatan produk dapat menutupi
kekurangan produk dan peluang produk dapat menutupi ancaman yang akan datang.
D. STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK
1. Identifikasi kekuatan, kekurangan, peluang, dan ancaman produk VISIO Strategi pengembangan produk VISIO pada PT. Bogor Agro Lestari
lebih difokuskan pada penempatan keragaman fungsi produk VISIO di benak konsumen. Strategi positioning merupakan strategi yang berupaya
menempatkan suatu merek atau produk dimana produk tersebut dapat diterima. Tujuan utama positioning dalam dunia bisnis yaitu menempatkan
produk di pasar sehingga produk tersebut terpisah atau berbeda dengan produk-produk yang lain. Bentuk akhir positioning adalah persepsi
masyarakat mengenai kedudukan produk dan perusahaan terhadap
pesaingnya Tjipto, 1997.
Dalam menempatkan posisi terdapat dua langkah yang harus dilakukan yaitu mengidentifikasi keunggulan dan memilih keunggulan kompetitif
yang tepat. Oleh karena itu, diperlukan identifikasi kekuatan, kelemahan, ancaman, dan peluang untuk produk VCO PT. Bogor Agro Lestari
VISIO sebelum menyusun strategi pengembangan produk. Kekuatan yang dimiliki VISIO adalah:
• Mutu produk VISIO sesuai dengan standar Asian Pasific Coconut Community
APCC. • Penambahan vitamin E sebagai zat anti oksidan.
• Teknologi proses produksi menggunakan proses enzimatik.
Kelemahan yang dimiliki VISIO adalah:
76 • Content kimia yang terdapat dalam produk VISIO hanya terbatas pada
fungsinya sebagai obat-obatan. • Belum adanya difrensiasi produk VISIO terhadap produk VCO lainnya.
• Pengemasan VISIO yang kurang menarik hampir sama dengan VCO
lain. • Terbatasnya atribut VISIO seperti rasa, aroma, dan warna yang tidak
memenuhi preferensi konsumen. Peluang yang dimiliki VISIO adalah:
• Perluasan fungsi produk VISIO dengan memperhatikan content kimia untuk fungsi-fungsi yang ditawarkan pada masyarakat.
• Peningkatan jumlah penduduk. • Peningkatan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan.
Ancaman yang dimiliki VISIO adalah: • Munculnya industri yang serupa industri VCO dikarenakan karena
kemudahan memperoleh bahan baku dan teknologi proses. • Memerlukan cukup banyak waktu dan dana untuk mengedukasi
masyarakat Indonesia akan keragaman fungsi VISIO selain sebagai obat- obatan.
• Banyaknya produk subsitusi. • Instabilitas ekonomi, sosial, dan politik yang akan mengancam
keberadaan industri kecil VISIO.
2. Penyusunan strategi Dari hasil analisis yang dilakukan melalui analisa lingkungan internal
dan eksternal perusahaan, analisa SWOT lingkungan perusahaan, perhitungan menggunakan matriks internal dan eksternal, analisa
kekuatan, kelemahan, kekuatan, peluang, dan ancaman produk VISIO maka strategi pengembangan produk yang dapat dilakukan:
1. Melakukan edukasi kepada masyarakat melalui sistem Below The Line
BTL dan Above The Line ATL tentang keragaman fungsi yang
77 dimiliki VISIO. Contoh edukasi kepada masyarakat yang bisa
dilakukan melalui sistem BTL adalah melalui pendidikan atau seminar-seminar proses produksi VCO. Sedangkan contoh edukasi
sistem ATL adalah melalui penggunaan VCO sebagai salah satu minyak untuk penyedap makanan pada restoran mewah atau
penggunaan VCO sebagai obat oles memperhalus kulit yang biasa dipakai pada salon kecantikan. Sehingga diharapkan edukasi yang
dilakukan dapat menanamkan product awareness masyarakat terhadap VISIO tidak hanya terbatas fungsinya sebagai obat-obatan.
2. Komponen kimia yang terdapat di dalam VISIO dilakukan
penyesuaian-penyesuaian dengan keragaman fungsi VISIO selain fungsi kesehatan, misalnya fungsi kecantikan, fungsi penyedap
makanan dll. Penyusunan strategi pemasaran pengembangan produk berdasarkan
kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman produk VISIO. Penyusunan strategi pengembangan produk berdasarkan rekomendasi Strengths-
Opportunities SO yaitu menanamkan positioning VISIO sebagai produk
VCO yang memenuhi standar APCC, menanamkan positioning VISIO sebagai produk yang tahan terhadap oksidasi, memperluas saluran distribusi terutama
daerah-daerah yang tepat untuk perluasan fungsi produk VISIO, seperti salon- salon kecantikan, restoran mewah. Penyusunan strategi pengembangan
produk berdasarkan rekomendasi Strengths-Weaknesses SW adalah diversifikasi fungsi produk VCO berdasarkan keterbatasan aroma, rasa, dan
warna VCO alami, promosi terus-menerus dilakukan melalui sistem BTL atau ATL.
Penyusunan strategi pengembangan produk berdasarkan rekomendasi Strengths-Threats
ST adalah diversifikasi content kimia yang disesuaikan dengan keragaman fungsi produk VCO sehingga ada pembeda dengan produk
serupa, menanamkan keunggulan produk pada keragaman fungsi produk, promosi yang terus-menerus dengan pembagian sampel ke tempat tujuan
sesuai dengan fungsi produk, bekerjasama dengan pihak-pihak yang terkait
78 seperti salon, restoran, dan toko obat. Penyusunan strategi pengembangan
produk dapat dilihat pada Lampiran 12. Penyusunan strategi pengembangan produk berdasarkan rekomendasi
Weaknesses-Threats WT adalah terus-menerus melakukan promosi sistem
ATL dan BTL, memperluas saluran distribusi. Penyusunan strategi pemasaran produk VISIO tidak hanya terbatas dengan pengembangan produk, melainkan
keadaan lingkungan internal, eksternal perusahaan cukup membawa andil dalam mendukung strategi pemasaran utama yang telah disebutkan
sebelumnya. Strategi pengembangan produk sebagai tujuan utama pemasaran harus didukung dengan strategi pengembangan lingkungan perusahaan.
Empat kombinasi strategi pemasaran yang dapat dibentuk terdiri dari SO peluang-kekuatan, WO peluang kelemahan, ST ancaman-kekuatan serta
WT ancaman-kelemahan lingkungan internal dan eksternal perusahaan. Formulasi strategi pemasaran dari kombinasi WO adalah peningkatan
teknologi proses untuk memenuhi kebutuhan pasar, pemberian latihan untuk peningkatan Sumber Daya Manusia SDM. Formulasi strategi pemasaran dari
kombinasi WT adalah berusaha meningkatkan kerjasama dengan distributor, meningkatkan hubungan kemitraan dalam hal modal. Formulasi strategi
pemasaran dari kombinasi SO adalah memanfaatkan SDM yang berkualitas untuk memperkuat jalur distribusi. Formulasi strategi ST adalah
mempertahankan tingkat harga yang relatif murah, merancang program promosi yang berusaha untuk menanamkan image pada masyarakat.
79
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Dari identifikasi faktor lingkungan internal, karakteristik konsumen VCO adalah berusia 35 tahun, berstatus pegawai, berpendidikan minimal
perguruan tinggi, dengan penghasilan 1,5 juta adalah segmentasi produk VCO yang ada di pasar. Faktor yang dipertimbangkan dalam membeli VCO
adalah kualitas rasa, aroma, warna, harga, kemudahan memperoleh dan penampilan luar kemasan.
Identifikasi lingkungan internal yang merupakan kekuatan perusahaan adalah.
manajemen dan SDM yang berkualitas, kualitas produk sesuai standar APCC, visi dan misi perusahaan, ruang lingkup kerja yang
mendukung, harga yang terjangkau, biayaongkos proses produksi yang tidak terlalu besar, produksi yang mempunya stock. Sedangkan lingkungan internal
yang merupakan kelemahan adalah strategi jaringan pemasaran yang sederhana, fasilitas teknologi proses yang masih sederhana, tidak adanya
derifikasi produk, RD yang kurang berkembang, modal yang terbatas
sehingga produk kurang berkembang.
Hasil identifikasi dari lingkungan eksternal yang merupakan peluang perusahaan adalah diversifikasi fungsi VCOkeragaman produk, peningkatan
jumlah penduduk, dukungan pemerintah, peningkatan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan, hubungan yang baik dengan pemasok. Sedangkan
ancaman dari lingkungan eksternal adalah perubahan konsumen akan cita
rasa, pertumbuhan pasar yang lambat, bertambahnya tekanan karena persaingan, konsumen mengalami titik jenuh karena banyaknya industri yang
sama., masih terbatasnya konsumen, banyaknya produk subsitusi VCO, instabilitas ekonomi, sosial, dan politik dalam negri.
Berdasarkan identifikasi lingkungan internal dan eksternal PT. Bogor Agro Lestari, perusahaan terletak pada Kolom V dengan nilai faktor strategis
internal sebesar 2,6 dan faktor strategis eksternal sebesar 2,0, dimana strategi bertahan diterapkan. Tujuannya relatif lebih defensive, yaitu menghindari
kehilangan penjualan dan kehilangan profit. Strategi pemasaran yang