MATRIKS INTERNAL – EKSTERNAL Strategi Pemasaran Virgin Coconut Oil Produk Industri Kecil (Studi Kasus Di Pt. Bogor Agro Lestari)

31 yang mengkombinasikan S-O strengths-opportunities, S-Tstrengths- threats , W-O weakness-opportunities, W-Tweakness-threats. Internal Eksternal Strength S Weakness W Opportunity O Strategy S-O Strategy W-O Threaths T Strategy S-T Strategy W-T Gambar 7. Matriks SWOT Wheelen dan Hunger, 2000 a SO, menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengambil peluang yang ada. b ST, menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk menghindari dan mengatasi ancaman. c WO, strategi perusahaan untuk mendapatkan keuntungan dari peluang demi mengatasi kelemahan yang dimiliki. d WT, pada dasarnya strategi ini hanya bersifat bertahan, sehingga kegiatan utamanya adalah meminumkan kelemahan dan menghindari ancaman.

I. MATRIKS INTERNAL – EKSTERNAL

Matriks Internal-Eksternal menempatkan perusahaan pada diagram skematik dan disebut sebagai analisa portfolio. Matriks Internal-Eksternal dapat dibagi menjadi 3 daerah utama yang membutuhkan strategi yang berbeda. Daerah- daerah tersebut adalah: sel I, II. IV yang merupakan searah pertumbuhan. Strategi intensive penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk maupun integratif backward integration, forward integration dan horizontal integration sangat tepat bila digunakan pada daerah ini. Sel III,V,VII merupakan daerah bertahan, dimana penetrasi pasar dan pengembangan produk adalah dua strategi yang sangat unum dikembangkan, sedangkan sel VI, VIII, IX merupakan daerah divestasi David, 2004. 32 TOTAL FAKTOR INTERNAL Tinggi Rata-rata Lemah 4.0 3.0 2.0 I II III IV V VI T O T Tinggi A L F A 3.0 K T Rata-rata O R E K 2.0 S T E Lemah R N A L VII VIII IX Gambar 8. Total Faktor Eksternal-Internal David, 2004 Menurut Rangkuti 2006, vertical integration dilakukan dengan mengambil alih fungsi supplier dan distributor. Pengambilalihan fungsi supplier disebut backward integration , sedangkan pengambilalihan fungsi distributor disebut forward integration . Dengan vertical integration biaya produksi menjadi lebih efisien dibandingkan dengan melakukan kontrak untuk penjualan produk maupun membeli bahan baku. Horizontal integration dilakukan dengan mengembangkan produk di wilayah geografik atau dengan meningkatkan jumlah produk di pasar yang telah ada. Perhitungan skor antara 1 sampai 1,99 pada sumbu horisontal menunjukkan posisi internal yang lemah, skor 2,00-2,99 menunjukkan rata-rata, sedangkan skor 3,00 sampai 4,00 menunjukkan posisi internal yang kuat. Pada sumbu vertikal antara 1-1,99 menunjukkan posisi eksternal yangrendah, skor 2,00-2,99 menunjukkan posisi eksternal yang sedang, skor 3,00-4,00 menunjukkan pengaruh yang tinggi. 33

III. METODOLOGI PENELITIAN