21 Obyek pengawasan kapal perikanan meliputi :
1 Pemeriksaan dokumen perizinan kapal perikanan 2 Pemeriksaan fisik kapal perikanan
3 Pemeriksaan alat penangkapan ikan 4 Pemeriksaan alat bantu penangkapan ikan
5 Pemeriksaan peralatan lainnya 6 Pemeriksaan jumlah dan komposisi Awak Buah kapal ABK Asing
7 Pemeriksaan kegiatan dan hasil penangkapan dan pengangkutan ikan 8 Ketaatan di pelabuhan pangkalan, bongkar muat dan atau atau pelabuhan lapor
9 Pengawasan jalur penangkapan ikan 10 Pemeriksaan daerah operasi penangkapan dan pengangkutan ikan
11 Pengawasan penerapan Log Book Perikanan LBP dan Surat Laik Operasi SLO kapal perikanan
12 Pengawasan penerapan Vessel Monitoring System VMS
2.7 Kapal Perikanan
Menurut Nomura Yamazaki 1997 bahwa kapal perikanan adalah kapal yang digunakan dalam kegiatan perikanan yang mencakup penggunaan atau
aktivitas penangkapan atau mengumpulkan sumberdaya penangkapan atau mengumpulkan sumberdaya perairan, serta penggunaan dalam beberapa aktivitas
seperti riset, training dan inspeksi sumberdaya perairan. Lebih lanjut Fyson 1985 mengemukakan bahwa kapal perikanan adalah kapal yang dibangun untuk
melakukan pekerjaan-pekerjaan usaha penangkapan ikan dengan ukuran, rancangan bentuk dek, kapasitas muat, akomodasi, mesin serta berbagai
perlengkapan yang secara keseluruhan disesuaikan dengan fungsi dalam rencana operasi. Berdasarkan Undang-Undang No. 31 tahun 2004 tentang perikanan
bahwa kapal perikanan adalah kapal, perahu, atau alat apung lainnya yang dipergunakan untuk melakukan penangkapan ikan, mendukung operasi
penangkapan ikan, pembudidayaan ikan, pengangkutan ikan, pengolahan ikan,pelatihan perikanan, dan penelitian atau eksplorasi perikanan.
22 Code of Conduct for Responsible Fisheries
pada artikel 8.2.1 menerangkan bahwa negara pemegang bendera harus menjaga dokumen atau data kapal ikan
yang diberi hak mengibarkan benderanya dan kewenangan melakukan penangkapan ikan serta harus menunjukkan beberapa rincian data kapal,
kepemilikan dan kewenangan menangkap ikan. Artikel 8.2.3 disebutkan bahwa kapal-kapal ikan yang diberi wewenang melakukan penangkapann ikan pada
perairan laut bebas atau di dalam perairan di bawah yuridiksi negara lain dari pada negara pemegang bendera, harus ditandai dengan keseragaman dan sistem
penandaan kapal yang dikenal secara internasional seperti spesifikasi FAO dan petunjuk penandaan dan identifikasi kapal-kapal ikan. Kapal perikanan, harus
menunjukkan informasi tentang : 1 Pihak yang memberi izin;
2 Ukuran GT; 3 Daerah penangkapan;
4 Keterangan pemilik. Kapal perikanan dalam Undang-Undang No. 31 tahun 2004 disebutkan
bahwa setiap kapal perikanan yang digunakan untuk menangkap ikan di wilayah pengelolaan perikanan Republik Indonesia wajib dilengkapi surat izin
penangkapan ikan SIPI dan setiap kapal perikanan yang digunakan untuk mengangkut ikan di wilayah pengelolaan perikanan Republik Indonesia wajib
dilengkapi SIKPI. Setiap kapal perikanan yang akan melakukan kegiatan perikanan wajib memiliki surat laik operasi kapal perikanan dari pengawas
perikanan setelah dipenuhi persyaratan administrasi dan kelayakan teknis sebagai persyaratan untuk mendapatkan surat izin berlayar dari syahbandar.
Fungsinya kapal perikanan meliputi : 1 Kapal penangkap ikan;
2 Kapal pengangkut ikan; 3 Kapal pengolah ikan;
4 Kapal latih perikanan; 5 Kapal penelitian atau eksplorai perikanan;
6 Kapal pendukung operasi penangkapan ikan dan atau pembudidayaan ikan.
23 Fyson 1985 menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi desain
suatu kapal ikan yaitu : 1 Tujuan penangkapan;
2 Alat dan metode penangkapan; 3 Kelaiklautan dari kapal dan keselamatan awak kapal;
4 Peraturan-peraturan yang berhubungan dengan desain kapal ikan; 5 Pemilihan material yang tepat untuk kontruksi;
6 Penanganan dan penyimpanan hasil tangkapan; 7 Faktor-faktor ekonomi.
Nomura dan Yamazaki 1977 menyatakan bahwa sifat operasi kapal ikan selalu berpindah-pindah dari satu daerah penangkapan ke daerah penangkapan
lain, sehingga kapal ikan harus mempunyai kontruksi yang kuat. Disamping itu, kondisi laut dan getaran mesin kapal akan mempengaruhi kekuatan kontruksi
kapal. Persyaratan minimal untuk kapal ikan ketika melakukan operasi penangkapan adalah sebagai berikut :
1 Memiliki kekuatan struktur badan kapal; 2 Memiliki stabilitas yang tinggi;
3 Memiliki fasilitas untuk penyimpanan. Karakteristik yang membedakan kapal ikan dengan jenis kapal lainnya
Nomura dan Yamazaki, 1977 adalah : 1 Kecepatan kapal
Membutuhkan kecepatan yang tinggi untuk mengejar kelompok ikan serta membawa hasil tangkapan yang segar dalam waktu yang pendek atau kisaran
kecepatan dalam operasi sangat bervariasi. 2 Kemampuan olah gerak kapal
Membutuhkan olah gerak yang baik pada saat pengoperasian alat tangkap, seperti kemampuan steerability yang baik, radius putaran turning circle yang
kecil dan daya dorong mesin propulsion engine yang dapat dengan mudah untuk bergerak maju dan mundur.
3 Kelaik lautan Laik layak digunakan untuk operasi penangkapan ikan dan cukup tahan
untuk melawan kekuatan angin, gelombang, memiliki stabilitas yang baik dan gaya apung yang cukup diperlukan untuk menjamin keamanan dalam pelayaran.
24 4 Luas area pelayaran
Area pelayaran kapal ikan luas karena pelayarannya ditentukan oleh pergerakan kelompok ikan, daerah musim, berpindahan daerah penangkapan ikan
dan lain-lain. 5 Kontruksi badan kapal yang kuat
Kontruksi harus kuat karena dalam operasi penangkapan ikan akan menghadapi kondisi alam yang berubah-ubah dan tahan terhadap getaran yang
disebabkan oleh kerja mesin atau menahan faktor internal dan eksternal. 6 Daya dorong mesin
Membutuhkan daya dorong mesin yang cukup besar, dengan volume mesin yang kecil dan getaran mesin yang kuat.
7 Fasilitas penyimpanan dan pengolahan ikan Penyimpanan hasil tangkapan dalam ruang tertentu dengan fasilitas ruang
pendingin, ruang pembekuan atau dengan es untuk menghindari pengaruh luar yang akan menurunkan mutu ikan. Pengolahan ikan membutuhkan mesin-mesin
untuk pengolahan pengalengan dan pengolahan tepung ikan pada ikan. 8 Mesin-mesin penangkapan
Umumnya dilengkapi dengan alat bantu penangkapan untuk membentuk kelancaran operasi penangkapan ikan seperti winch, power block, line hauler dan
sebagainya.
2.8 Dukungan Dalam Pengawasan Kapal Perikanan 2.8.1 Hukum dan kelembagaan