11 2 Kualitas
Kecepatan dalam menghasilkan suatu output pengawasan sumberdaya tanpa disertai kualitas yang dihasilkan tersebut adalah sia-sia. Kualitas yang buruk
memungkinkan peluang terjadinya pelanggaran perikanan atau illegal fishing; 3 Layanan
Layanan yang buruk selama kegiatan pengawasan dilakukan, maka akan menghapus manfaat yang dicapai dari kecepatan dan kualitas;
4 Nilai Nilai adalah suatu kualitas yang dapat dirasakan yang lebih baik dari yang
mereka bayarkan. Ukuran-ukuran kecepatan, kualitas, layanan, dan nilai akan memberikan
gambaran mengenai tingkat kinerja dari sumberdaya pengawas pada suatu lembaga satuan pengawas. Tingkat kinerja merupakan prestasi kerja pengawas
terkait dengan sikap kerja, pengetahuan dan ketrampilan, serta kesempatan atau peluang. Sikap kerja itu sendiri dipengaruhi oleh motivasi, yang dilandasi oleh
sistem budaya atau tradisi, hubungan manajemen dan partisipasi. Pengetahuan dan ketrampilan dipengaruhi oleh sistem pendidikan dan latihan serta pengalaman.
Menurut Furtwengler 2002, ada beberapa cara yang dapat dilakukan dalam rangka meningkatkan kinerja karyawannya, antara lain : membuat ukuran kinerja
karyawan, mendorong pengembangan karyawan dan mengupayakan kepuasan karyawan.
2.3 Pengawas Perikanan
Menurut DKP berdasarkan SK Nomor KEP59MENSJ2002 tentang Petunjuk Teknis Pengelolaan Administrasi Kepegawaian Jabatan Fungsional
Pengawas Perikanan, pengawas perikanan adalah Pegawai Negeri Sipil PNS yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang, hak secara penuh oleh pejabat
yang berwenang untuk melakukan kegiatan pengawasan perikanan. Pengawasan Perikanan adalah seluruh proses kegiatan penilaian terhadap kegiatan usaha
perikanan dengan tujuan untuk memastikan apakah pelaksanaan rangkaian usaha perikanan telah dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku, termasuk didalamnya
kegiatan pemantauan, pemeriksaan, bimbingan teknis, sosialisasi, inspeksi, penilikan, analisis, dan evaluasi.
12 Pengawas Perikanan Bidang penangkapan Ikan adalah Pegawai Negeri Sipil
yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan pengawasan penangkapan ikan
meliputi dokumen perizinan usaha penangkapan, operasi kapal perikanan, alat penangkapan dan alat bantu penangkapan, hasil tangkapan, anak buah kapal, log
book perikana, daerah penangkapan, pemanfaatan sumberdaya ikan dan lingkungan serta yang berkaitan dengan penangkapan lainnya.
Pengawas Perikanan terdiri dari Penyidik Pegawai Negeri Sipil PPNS dan Non PPNS. Pengawas diutamakan yang telah berstatus PPNS Perikanan, sehingga
mempunyai kewenangan melakukan tindakan penyidikan secara langsung dalam hal ditemukan bukti awal telah terjadi pelanggaran perikanan.
Syarat sebagai PPNS yang sah adalah : 1 Telah mengikuti pelatihan penyidikan di Mabes Polri dan dinyatakan lulus;
2 Mendapat sertifikat sebagai penyidik PNS melalui Menteri Kehakiman; 3 Telah melakukan sumpah jabatan sebagai PPNS didepan Pejabat yang
berwenang. Pengawasan kapal ikan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan harus
didukung oleh sumber-sumber yang akan dimanfaatkan untuk mencapai tujuan dan harus memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi dinamika dan
efektifitas keberhasilan suatu organisasi. Kondisi tersebut mengakibatkan kegiatan pengawasan kapal ikan tidak dapat dihitung dengan asas biaya dan manfaat,
karena yang penting adalah pengaruhnya terhadap kelestarian sumberdaya dan lingkungan dalam upaya menciptakan peluang kepada masyarakat saat ini secara
berkelanjutan dan bertanggung jawab. Suatu organisasi atau lembaga tidak dapat efektif melaksanakan tugas dan
fungsinya tanpa didukung dengan sumberdaya yang memadai, sumberdaya tersebut adalah :
1 Tenaga pelaksana dalam hal ini adalah petugas pengawas perikanan yang ditunjuk oleh pejabat yang berwenang dan mempunyai kapasitas dan
kemampuan yang cakap dan terampil; 2 Uang atau biaya dalam hal ini adalah tersediannya biaya atau anggaran yang
jelas sumber atau mata anggarannya sehingga dapat direncanakan untuk membiayai pelaksanaan pengawasan secara berkesinambungan dalam kurun
waktu tertentu. Tanpa tersedianya biaya, niscaya pengawasan tidak akan dapat terselenggaranya secara efektif, sistematis dan terukur untuk mencapai target
dan tujuan pengawasan kapal ikan;
13 3 Bahan atau alat pengawasan dalam hal ini adalah LBP, alat-alat ukur,
barcode, alat dokumentasi dan sebagainya. Tanpa adanya dukungan bahan dan alat bantu pengawasan niscaya pengawasan tidak akan menghasilkan
output positif dan berguna, sehingga sulit untuk mendapat simpati dan peran serta masyarakat;
4 Sarana pengawasan dalam ha ini adalah berupa kantor dan perlengkapannya, sarana transportasi, sarana penyidikan termasuk gedung penyimpanan barang
bukti dan ruang tahanan, dan kapal pengawas untuk patroli; 5 Metode atau tatacara dalam hal ini adalah pedoman yang tertuang dalam
standar operasi dan prosedur pengawasan penangkapan ikan yang mengacu pada SK Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor KEP02MEN2002 tentang
Pedoman Pelaksana Pengawasan Penangkapan Ikan. 6 Waktu pengawasan kapal ikan dalam hal ini adalah waktu kerja pengawas