Pengawasan Kapal Perikanan Kinerja Pengawas Kapal Perikanan (Studi Kasus Di Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta)

17 Syarat-syarat pengawasan Handayaningrat,1994 adalah : 1 Menentukan standar pengawasan yang baik dan dapat dilaksanakan; 2 Menghindari adanya tekanan, paksaan yang menyebabkan penyimpangan dari tujuan pengawasan itu sendiri; 3 Melaksanakan koreksi rencana yang dapat digunakan untuk mengadakan perbaikan serta penyempurnaan rencana yang akan datang. Prosedur pengawasan Handayaningrat,1994 adalah : 1 Observasi pemeriksaan dan pemerikasaan kembali; 2 Pemberian contoh; 3 Catatan dan laboran; 4 Pembatasan wewenang; 5 Menentukan peraturan-peraturan, perintah-perintah dan prosedur; 6 Anggaran; 7 Sensor dan tindakan disiplin.

2.5 Pengawasan Kapal Perikanan

Pengawasan kapal perikanan adalah pengawasan yang dilakukan oleh aparatur pengawas yang ditunjuk Menteri Kelautan dan Perikanan atau pejabat yang ditunjuk dan Gubernur Propinsi atau Pejabat yang ditunjuk atas nama pemerintah untuk melakukan pengawasan terhadap kapal perikanan yang masuk, membongkar ikan hasil tangkapan serta kapal perikanan yang keluar pelabuhan dengan tatacara dan prosedur sebagaimana ditetapkan. Pelaku utama pengawasan kapal perikanan adalah pemerintah atau petugas yang ditunjuk atas nama pemerintah. Pertimbangan pemerintah utamanya adalah efektifitas dan bukan efisiensi, karena sulit untuk mengukur efisiensi dalam pekerjaan pemerintah, Handayaningrat,1994. Pengawasan kapal perikanan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan harus didukung oleh sumber-sumber yang akan dimanfaatkan untuk mencapai tujuan serta memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi dinamika dan evektivitas keberhasilan suatu organisasi. Soedjadi 1995 menyatakan bahwa, organisasi tak mungkin dapat melaksanakan tugasnya tanpa didukung dengan sumber-sumber atau sarana-sarana yang akan didayagunakan untuk mencapai tujuan organisasi. Sumber-sumber tersebut adalah : 18 1 Manusia atau tenaga kerja; 2 Uang atau biaya; 3 Bahan-bahan atau meterial; 4 Mesin dan peralatan; 5 Metode; 6 Waktu. Ketentuan hukum yang berkaitan dengan pengawasan adalah sebagai berikut : 1 Berkaitan dengan perizinan perikanan meliputi : 1 Undang-Undang Nomor 5 tahun 1983 tentang Zona Eksklusif Ekonomi Indonesia ZEEI; 2 Undang-Undang Nomor 6 tahun 1996 tentang Perairan Indonesia; 3 Undang-Undang Nomor 21 tahun 2002 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak; 4 Undang-Undang Nomor 31 tahun 2004 tentang Perikanan; 5 Peraturan pemerintah nomor 15 tahun 2002 tentang usaha perikanan; 6 Peraturan pemerintah nomor 54 tahun 2002 tentang usaha perikanan; 7 Peraturan Pemerintah nomor 22 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak; 8 Keputusan Menteri Kalautan Nomor KEP10MEN2003 tentang Perizinan Usaha Penangkapan Ikan; 2 Berkaitan dengan fisik kapal 1 Undang-Undang Nomor 21 tahun 1992 tentang pelayaran; 2 Keputusan Menteri Keluatan dan Perikanan Nomor KEP60MEN2001 tentang Penataan Penggunaan Kapal Perikanan di ZEEI; 3 Keputusan Menteri Keluatan dan Perikanan Nomor KEP28MEN2003 tentang Produktifitas Kapal Penangkap Ikan. 3 Berkaitan dengan alat penangkapan ikan 1 Undang-undang Nomor 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya; 2 Undang-Undang Nomor 23 tahun1997 tentang pengelolaan Lingkungan Hidup; 3 Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor KEP28MEN2003 tentang Produktifitas Kapal Penangkap Ikan; 4 Keputusan Dirjen Perikanan Nomor 101982 tentang Pukat Udang; 5 Keputusan Dirjen Perikanan Nomor 3401990K tentang Pukat Ikan; 6 Keputusan Dirjen Perikanan Nomor 3401990 tentang Long Line. 19 4 Berkaitan dengan ABK 1 Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor KEP781MEN1985 tentang Pembatasan penggunaan Tenaga Kerja Warga Negara Asing Pendatang TKWNAP; 2 Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor PER03MEN1985 tentang pemberian Izin Memperkerjakan Tenaga Kerja Warga Negara Asing Pendatang; 3 Keputusan menteri Kehakiman Nomor M.02.IZ.01.10 tahun 1995 tentang Kemudahan Keimigrasian diganti dengan : Keputusan Menteri Kehakiman dan HAM Nomor M. 01.IZ.01.10 tahun 2003 tentang Perubahan atas Keputusan Menteri Nomor M.02.IZ.01.10 tahun 1995 tentang Visa Singgah,Visa Tinggal Terbatas, Izin Masuk dan Izin Keimigrasian; 4 Keputusan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor F-658.IZ.01.10 tahun 2003 tentang Kemudahan Khusus Keimigrasian. 5 Berkaitan dengan Daerah Penangkapan dan jalur-jalaur penangkapan Ikan 1 Keputusan Menteri Pertanian Nomor 995KptsIK.210999 tentang Potensi Sumberdaya Ikan dan Jumlah Tangkapan yang Diperbolehkan JTB Di Wilayah Perikanan Republik Indonesia; 2 Keputusan Menteri Pertanian Nomor 995KptsIK.210999 tentang Jalur- Jalur Penangkapan Ikan. 6 Berkaitan dengan Penerapan LBP dan SLO 1 Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor KEP02MEN2002 tentang Pedoman Pelaksanaan pengawasan penangkapan Ikan; 2 Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor KEP02MEN2002 tentang log book penangkapan dan Pengangkutan Ikan. 7 Berkaitan dengan VMS 1 Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor KEP29MEN2003 tentang Penyelenggaraan Sistem Pemantauan Kapal Perikanan; 2 Pelatihan teknis pemasangan VMS. 20

2.6 Obyek Pengawasan