78 Dari
Tabel 9 terlihat bahwa tingkat kinerja pengawas kapal perikanan di
PPSNZJ terhadap kesepuluh indikator penilaian tersebut berkisar dari tidak baik 2,42 hingga baik 3,46. Namun secara umum didominasi oleh tingkat kinerja
tidak baik dan kurang baik. Hasil dari uji korelasi antara faktor-faktor yang menentukan tingkat kinerja
pengawas kapal perikanan dapat dilihat pada Lampiran 2. Dari Lampiran 2
terlihat bahwa hubungan yang kuat terjadi antara faktor X1 dan X4 1,00, X1 dan X2 0,962, X1 dan X3 0,962, X1 dan X5 0,842, X2 dan X4 0,962, X3 dan
X4 0,962, X2 dan X3 0,962, X1 dan X10 0,932, X4 dan X10 0,932, X2 dan X10 0,896, X3 dan X10 0,896, X2 dan X3 0,889, X3 dan X5 0,857, X5 dan
X10 0,850, dan X4 dan X5 0,842. Sedangkan hubungan yang agak kuat hanya terjadi pada faktor X2 dan X5 0,717.
5.4 Stakeholder di PPSNZJ
Keberadaan kelembagaan yang ada di PPSNZJ sangat mendukung kelancaran pengawas kapal perikanan dalam menjalankan tugasnya. Kelembagaan
yang mendukung diantaranya pelabuhan perikanan, syahbandar, POLRI, kamtib pelabuhan, dan HNSI.
Hasil pengamatan dan wawancara terhadap pihak terkait mamberikan informasi bahwa terdapat stakeholder yang ada sebagian tidak mampu
mendukung kinerja pengawas. Selengkapnya mengenai dukungan partisipasi stakeholder
dalam pengawasan kapal perikanan dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10 Dukungan
stakeholder dalam pengawasan kapal perikanan No
Dimensi Hasil
Evaluasi
1 Dukungan kepala pelabuhan dalam
pelaksanaan pengawasan kapal perikanan dalam bentuk :
- Pemberian kewenangan menerbitkan
rekomendasi bongkar ikan - Pemberian kewenangan menerbitkan
laik operasi. - Pengadaan kantor khusus dan
perlengkapannya 1
2 Kesediaan syahbandar
mendukung pengawasan kapal dengan menerima SLO
dari pengawas sebagai SIB 5
3 Kesediaan instansi POLRI membantu
pengawas dalam melakukan pemeriksaan kapal perikanan
4
79
Lanjutan No
Dimensi Hasil
Evaluasi
4 Kesediaan kamtib pelabuhan
membantu operasional pengawasan kapal perikanan
3 5
Kesediaan lembaga HNSI di pelabuhan mendukung pengawasan kapal dalam
bentuk dukungan moril 1
6 Kesediaan pemilik kapal dan nakhoda
kapal menerima dan proses pengawasan kapal perikanan, baik dalam tahap
pemeriksaan dokumen maupun tahap pemeriksaan fisik di atas kapal
2
7 Kesediaan nakhoda mengisi LBP dan
menyerahkan ke pengawas pada saat kapal masuk pelabuhan
2 8
Kesediaan masyarakat nelayan melapor dan membantu pengawas dalam hal terjadi
pelanggaran perikanan di lapangan 2
9 Kesediaan pemilik kapal dan nakhoda
menerima dan mematuhi SLO kapal perikanan sebagai hasil pengawasan
2 Dari
Tabel 10
terlihat bahwa sebagian besar stakeholder tidak mendukung pengawas dalam menjalankan tugasnya. Hanya syahbandar dan POLRI saja yang
mampu mendukung atau membantu pengawas dalam melaksanakan pengawasan perikanan. Selainnya, kurang mampu mendukung kegiatan pengawasan, seperti
nakhoda jarang mengisi SLO dan LBP.
5.5 Strategi Peningkatan Kinerja Pengawas Kapal Perikanan di PPSNZJ