30 H
1
= terdapat perbedaan frekuensidurasi perilaku berlindung di dua tipe habitatlingkungan yang berbeda
10. Perilaku sosial
Pengamatan perilaku sosial dilakukan pada kelompok merak hijau untuk mengetahui hubungan antar merak hijau dalam satu kelompok, antar kelompok,
hubungan antara merak hijau jantan dewasa, dan hubungan merak hijau dengan satwaliar lain.
Parameter yang dicatat berupa aktivitas, waktu berinteraksi, frekuensi, lokasi, bentuk hubungan perilaku, mekanisme dan strategi perilaku yang
berhubungan dengan lingkungan. Perilaku sosial yang diuji adalah hubungan antar merak hijau jantan dengan hipotesa :
H
o
= tidak ada perbedaan hubungan antar merak hijau jantan di dua tipe habitatlingkungan yang berbeda
H
1
= terdapat perbedaan hubungan antar merak hijau jantan di dua tipe habitatlingkungan yang berbeda
11. Perilaku membuang kotoran
Perilaku membuang kotoran merupakan perilaku tambahan yang teramati selama periode penelitian. Perilaku tersebut tidak dilakukan uji hipotesis namun
disajikan secara deskriptif 12.
Perilaku bersuara Perilaku bersuara diamati untuk mengetahui variasi dari suara merak
hijau. Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut: H
o
= tidak ada perbedaan tipe suara di dua tipe habitatlingkungan yang berbeda H
1
= terdapat perbedaan tipe suara di dua tipe habitatlingkungan yang berbeda
F. Analisis data
Data utama hasil pengamatan yang berupa perilaku makan, minum, istirahat, tidur, berteduh, display, mandi debu, menelisik dan perilaku sosial
dianalisis secara kualitatif melalui teknik penyajian deskriptif, grafik, presentase, dan analisis kuantitatif.
31 Teknik penyajian deskriptif dan grafik digunakan untuk menjelaskan pola
perilaku merak hijau di Taman Nasional Baluran dan Taman Nasional Alas Purwo serta menginterpretasikan strategi perilaku yang digunakannya. Untuk mengetahui
perilaku merak hijau di Taman Nasional Baluran dan Taman Nasional Alas Purwo, maka digunakan tabel berikut:
Tabel 2. Rekapitulasi perilaku bersuara, menelisik bulu, makan, display, minum, mandi debu, berteduh, berlindung, tidur, sosial merak hijau di TNB dan
TNAP
Lokasi Durasi rata-
rata dtk Ragam
waktu dtik Durasi min
dtk Durasi max
dtk Frekuensi
χ
2 hitung
TNAP TNB
Presentase perilaku menunjukkan persen kejadian perilaku dari nilai kejadian seluruh perilaku yang dapat ditentukan berdasarkan rumus :
100 x
b a
perilaku =
a = frekuensi kejadian perilaku selama 1 jam b = frekuensi kejadian seluruh perilaku yang teramati dalam 1 jam
Data durasi perilaku merak hijau yang didapat di lapangan dianalisis dengan rumus sebagai berikut :
n x
∑ =
χ 1
2 2
2
− Σ
− =
n n
x x
s X =
χ ± t√s
2
χ = rata-rata durasi detik n = jumlah contoh
s
2
= ragam contoh detik X = kisaran durasi detik
Analisis kuantitatif yang digunakan untuk menguji hipotesis dari bentuk- bentuk perilaku di atas adalah uji chi-kuadrat
χ
2
, dengan rumus ;
∑
=
− =
k i
Ei Ei
Oi
1 2
2
χ O
i
= frekuensi pengamatan perilaku ke-i E
i
= frekuensi harapan ke-i dan,
32 tan
pengama total
kolom total
x baris
total Ei
= Kriteria uji :
Jika χ
2 hit
χ
2 tab
, maka terima H
1
Jika χ
2 hit
χ
2 tab,
maka terima H
o
Uji ini dilakukan pada taraf nyata 95 dengan derajat bebas v = b-1 x k-1, dimana b adalah baris dan k adalah kolom serta menggunakan hipotesa :
H
1
: Perilaku makan, minum, display, berteduh dan istirahat, berlindung, menelisik bulu, mandi debu, berjemur, dan lain-lain merak hijau
dipengaruhi oleh tipe habitat
V. HASIL DAN PEMBAHASAN A.
Hasil Penelitian 1.
Perilaku Individu Merak Hijau a.
Perilaku Bersuara
Perilaku bersuara merupakan perilaku ketika terekspresikan bunyi yang berasal dari tenggorokan baik dengan volume kecil maupun besar dan memiliki
tujuan tertentu. Merak hijau bersuara dengan cara leher ditegakkan, kepala mendongak, ekor agak diturunkan dan saat suara keluar kepala ditarik ke atas dan
ekor ke bawah. Perilaku bersuara ini dapat dilakukan oleh semua individu merak hijau pada umumnya baik merak hijau jantan, merak hijau betina, merak hijau
dewasa, remaja maupun anakan. Terdapat enam tipe suara merak hijau yang ditemukan di lokasi penelitian, yaitu:
a. Tipe I :”auwo...auwo...auwo...”.
Suara ini bervariasi dari satu kali hingga tiga kali ”auwo.....” dan biasanya merupakan alat komunikasi utama antar merak hijau. Selama penelitian yaitu
kurang lebih 90 hari, suara ini terlihat hanya dikeluarkan oleh merak hijau jantan yang dilakukan dalam posisi berdiri dan diam. Tipe suara ini lebih sering
terdengar pada pagi dan sore hari terutama saat merak hijau bangun dari tidur dan menjelang tidur. ”auwo” satu kali dan dua kali diduga merupakan peringatan bagi
merak hijau lain bila merak hijau jantan melihat bahaya atau melihat kelompok lain. ”auwo” satu kali terdengar 5 kali di TNAP dan 10 kali di TNB. Sedangkan,
”auwo” dua kali terdengar 8 kali di TNAP dan 33 kali di TNB. Sedangkan ”auwo” tiga kali menunjukkan keberadaan merak hijau jantan dan petunjuk
dimulai dan diakhirinya aktivitas harian yang terdengar 13 kali di TNAP dan 27 kali di TNB. Frekuensi suara yang terdengar baik di TNAP dan TNB dicatat
dalam tabel 3. Tabel 3. Banyaknya tipe suara I yang terdengar di TNAP dan TNB
Lokasi Suara ”auwo” 1 x
Suara ”auwo” 2 x Suara ”auwo” 3 x
TNAP -
Sadengan -
Tumpangsari -
Hutan Ngagelan 3
2 -
4 4
- 11
2 -