Perilaku Berteduh dan Istirahat

102 tipe habitat lain tidak ada. Dari fakta di lapangan, dapat diketahui bahwa aktivitas mandi debu lebih dipengaruhi oleh ketersediaan tempat berdebu serta temperatur.

h. Perilaku Berteduh dan Istirahat

Merak hijau di TNB menggunakan vegetasi pantai dan evergreen sebagai tempat berteduhnya. Hal ini didukung oleh kondisi vegetasi di lokasi tersebut cukup rapat dengan naungan yang lebat sehingga mampu melindungi merak dari panas matahari. Savana juga digunakan sebagai tempat berteduh yaitu di bawah pohon atau di semak-semak. Karakteristik pohon yang digunakan oleh merak hijau untuk berteduh dan istirahat serta berlindung menurut Supratman 1998 adalah : 1. Memiliki tajuk yang menyerupai payung 2. Memiliki percabangan yang tidak tinggi dan bentuk cabangnya mendatar Waktu yang digunakan merak hijau untuk berteduh dan istirahat bervariasi antara 3- 8 jam di TNAP. Merak hijau yang berteduh dan istirahat cukup lama biasanya dimulai ketika waktu makan masih berlangsung. Adanya gangguan seperti pemeliharaan habitat di padang penggembalaan Sadengan TNAP membuat merak hijau meninggalkan tempat makan lebih awal dan mulai makan sambil berteduh di bawah semak-semak kirinyuh. Merak hijau di areal tumpangsari hutan tanaman jati berteduh dan istirahat lebih siang daripada di padang penggembalaan Sadengan dengan durasi yang lebih pendek. Merak hijau di areal ini baru mulai berteduh pada pukul 09.00 WIB dan mulai berakhir pada pukul 14.30 WIB. Hasil ini sama dengan hasil penelitian Sativaningsih 2005. Kondisi lokasi yang cukup teduh serta dikelilingi oleh tegakan jati dan mahoni sebagai peneduh membuat merak hijau tidak merasa kepanasan meskipun hari sudah siang. Menurut Hernowo 1995, merak hijau di TNB berteduh dengan cara berdiri dan biasanya akan berpindah tempat dari tempat teduh satu ke tempat teduh yang lain. Hal yang sama dijumpai oleh Sativaningsih 2005 di hutan tanaman yang diduga bertujuan untuk mengantisipasi adanya gangguan atau kejaran predator. 103 Di TNB, penggunaan waktu berteduh dan istirahat merak hijau di TNB juga bervariasi antara 3-7 jam. Waktu penelitian yang merupakan musim kemarau membuat suhu naik lebih cepat dan turun cukup lambat sehingga merak hijau berteduh dan istirahat lebih awal serta berakhir lebih sore seperti sudah disebutkan diatas. Hal ini juga didukung oleh kondisi TNB yang terbuka sehingga suhu lebih mudah naik meski waktu masih pagi. Berdasarkan penelitian Mulyana 1988, perilaku istirahat merak hijau di TNB dilakukan mulai pukul 11.15 WIB – 13.49 WIB. Di TNAP, perilaku berteduh banyak dijumpai di padang penggembalaan Sadengan 9 kali perjumpaan dan areal tumpangsari hutan tanaman jati 5 kali perjumpaan. Nilai ragamnya pun lebih tinggi. Sedangkan di hutan Rowobendo- Ngagelan tidak dijumpai meskipun lokasinya sangat cocok untuk berteduh. Namun, setelah dilakukan uji chi-square ternyata menunjukkan bahwa perilaku berteduh dan istirahat tidak dipengaruhi oleh perbedaan tipe habitat. Seperti sudah dijelaskan diatas, bahwa merak hijau di TNAP lebih terkonsentrasi di tempat terbuka yang banyak tersedia sumber daya yang dibutuhkan oleh merak hijau. Sedangkan, di hutan Rowobendo-Ngagelan, meskipun cukup teduh, namun persediaan pakan sedikit dan lokasinya cukup tertutup. Perilaku berteduh dan istirahat merak hijau di TNB lebih banyak dijumpai di savana sebanyak 12 kali dan hutan pantai sebanyak 6 kali. Sedangkan, di hutan musim dan evergreen sangat jarang yaitu 2 kali di hutan musim dan 3 kali di evergreen . Hasil uji chi-square dan alasan yang sama seperti di TNAP menjadi penyebabnya. Merak hijau di TNB terkonsentrasi di tempat minum dan tempat minum ini berada di savana dan hutan pantai.

i. Perilaku Berlindung