Perilaku Minum Perilaku Individu Merak Hijau a.

99 Perilaku display terkadang hanya berlangsung selama beberapa menit saja bahkan ada yang tidak mencapai satu menit lampiran 5. Perilaku ini biasanya dilakukan hanya untuk memamerkan diri serta menarik perhatian merak hijau betina. Namun, ada juga display yang berlangsung cukup lama hingga mencapai 30 menit. Perilaku ini dilakukan ketika merak hijau jantan merasa mendapat respon dari merak hijau betina. Respon merak hijau betina tersebut berupa sikap merak hijau betina yang memperhatikan dan mengelilingi merak hijau jantan yang sedang display. Menurut Hernowo 1995, display yang bertujuan untuk memamerkan diri berlangsung antara 1-7 menit, sedangkan display yang berlangsung lebih dari 7 menit ditujukan untuk menarik perhatian betina supaya bersedia untuk melakukan perilaku kawin. Pada dasarnya, lama atau tidaknya merak hijau jantan display tergantung pada respon merak hijau betina. Bila, merak hijau betina memberikan respon positif merak hijau betina memperhatikan, display akan berlangsung lama dan bila sebaliknya, display juga berlangsung cepat. Hasil uji chi-square di TNAP dan TNB menunjukkan bahwa perilaku display tidak dipengaruhi oleh tipe habitat tapi lebih dipengaruhi oleh keberadaan merak hijau betina. Hal tersebut berbeda dengan kondisi lapangan yang menunjukkan bahwa merak hijau jantan melakukan display di padang penggembalaan Sadengan dan areal tumpangsari TNAP dan savana Bekol TNB karena merak hijau jantan mengadakan pemilihan lokasi display. Hal ini dibuktikan dengan penghitungan nilai ragam yang menjelaskan sebaran waktu display di padang penggambalaan TNAP dan savana TNB lebih beragam daripada tipe habitat lain yang dikaji selama penelitian di kedua lokasi.

f. Perilaku Minum

Frekuensi tegukan di TNAP lebih sedikit dari pada di TNB. Hal ini diduga karena perbedaan tipe vegetasi yang mencolok. TNAP bervegetasi hutan alam dan hutan tanaman yang memiliki penutupan tajuk yang rapat sehingga proses penguapan air tidak sebesar di TNB yang bervegetasi savana, hutan musim, hutan pantai dan evergreen yang penutupan tajuknya terbuka sehingga suhu lebih panas dan penguapan pun lebih besar. Rini 2005 berpendapat bahwa merak hijau di 100 TNAP minum sebanyak 30-35 tegukan selama 10-13 menit. Sedangkan, Hernowo 1995 mengatakan bahwa merak hijau jantan di TNB minum sebanyak 36-98 tegukan selama 7-16 menit, merak hijau betina minum sebanyak 25-84 tegukan selama 5-12 menit, dan merak hijau remaja minum sebanyak 40-60 tegukan selama 7-12 menit. Keterbatasan air di TNB juga merupakan salah satu faktor yang menyebabkan lebih banyaknya volume air yang diambil oleh merak hijau. Merak hijau akan minum lebih banyak supaya dapat bertahan menghadapi kondisi lingkungan yang buruk seperti perjalanan jauh dalam mencari sumber air di musim kemarau. Aktivitas minum di TNB lebih sering dijumpai di savana 15 kali dan hutan pantai 14 kali. Sedangkan, tipe habitat hutan musim dan evergreen tidak dipakai untuk minum karena di habitat tersebut tidak ditemukan sumber air minum. Aktivitas minum di areal tumpangsari TNAP lebih sedikit dijumpai dibandingkan di Sadengan yaitu 21 kali di padang penggembalaan dan 2 kali di hutan tanaman jati. Hasil uji chi-square menunjukkan bahwa perilaku minum dipengaruhi oleh tipe habitat. Begitu pula, nilai ragam di padang penggembalaan lebih beragam dibandingkan tipe habitat yang lain. Hal ini diduga disebabkan oleh persediaan air di Sadengan selalu ada yang berasal dari bak minum dan springkle yang dialirkan dari Goa Basori. Sedangkan, areal tumpangsari yang yang dipelihara oleh pesanggem memungkinkan banyak gangguan yang berupa pengusiran oleh pesanggem. Meskipun, terdapat sumber air, pengusiran yang dilakukan oleh pesanggem menyebabkan merak hijau mencari minum di luar areal tumpangsari. Kondisi areal tumpangsari juga lebih tertutup daripada Sadengan sehingga diduga penguapan dari tubuh merak hijau lebih sedikit.

g. Perilaku Mandi Debu