bulan lebih perlu ditambahkan sejumlah nutrisi tertentu, untuk mempertahankan kelangsungan hidup mikroorganisme tersebut.
Menurut Hirai et al. 2001, dalam metode biofilter pemilihan bahan pengisi sebagai media tempat tumbuh bakteri yang digunakan merupakan
hal yang sangat penting untuk mendukung kehidupan bakteri yang digunakan. Beberapa kriteria penentu pemilihan bahan pengisi adalah:
1. Mempunyai kapasitas penyangga air yang tinggi, 2. Mempunyai tingkat porositas yang tinggi,
3. Mempunyai daya memadat compacting yang rendah, 4. Tidak mengalami penurunan kinerja walaupun kadar air menurun,
5. Tidak berubah dalam jangka panjang, 6. Murah,
7. Memiliki kemampuan untuk menyerap bau, 8. Mudah diperoleh, dan
9. Mempunyai kapasitas penyangga yang tinggi terhadap produk akhir yang bersifat asam.
Bahan pengisi dalam biofilter tergantung pada kemampuan hidup mikroorganisme dalam bahan tersebut. Bahan pengisi dapat digolongkan
menjadi dua berdasarkan sifat kimiawinya. Bahan pengisi pertama yaitu bahan pengisi yang berasal dari bahan organik, dan yang kedua berupa
bahan anorganik.
a. Tanah
Tanah dapat digunakan sebagai bahan pengisi pada biofilter karena murah, mudah didapat, tersedia dalam jumlah yang melimpah,
dan mengandung populasi mikroba yang tinggi. Tanah secara alami bersifat hidrofilik dan memiliki kemampuan untuk menahan air lebih
tinggi bila dibandingkan dengan kompos dan gambut walaupun dalam kondisi yang kering. Kekurangan dari bahan pengisi tanah yaitu
mempunyai daya penurunan tekanan yang besar dan sering terdapat garis-garis kecil pada media untuk aliran udara. Selain itu tanah juga
memiliki permeabilitas yang cukup rendah terhadap gas. Tanah sangat
bagus digunakan untuk open-bed biofilter Devinny et al. 1999. Menurut Sutedjo et al. 1991, tanah yang normal tersusun dari unsur-
unsur padat, cair, dan gas yang secara luas dapat dibagi dalam lima kelompok yaitu :
a. Partikel-pertikel mineral yang dapat berubah-ubah ukuran dan tingkatan hancuran mekanis dan kimiawinya. Partikel-partikel ini
meliputi kelompok batu kerikil, pasir halus, lempung, dan lumpur. b. Sisa-sisa tanaman dan binatang yang terdiri dari daun-daunan segar
yang jatuh, tunggul, jerami, dan bagian-bagian tanaman yang tersisa serta berbagai bangkai binatang dan serangga yang
membusuk dan hancur menyatu dengan partikel-partikel di atas. Residu atau sisa tanaman dapat berwujud humus atau bahan-bahan
humus. c. Sistem-sistem kehidupan termasuk berbagai kehidupan tanaman,
dan sejumlah besar bentuk mahlukbinatang yang hidup dalam tanah seperti serangga, protozoa, cacing tanah, binatang mengerat,
termasuk berbagai alga, fungi, aktinomisetes, dan bakteri. d. Air merupakan bentuk-bentuk cairan yang terdiri dari air bebas dan
air higroskopis yang mengandung berbagai konsentrasi larutan garam-garam anorganik dan campuran-campuran berbagai
senyawa organik tertentu. e. Berbagai gas yang terdiri dari karbondioksida, oksigen, nitrogen,
dan sejumlah gas lainnya dalam konsentrasi terbatas. Lapisan tanah bagian atas mengandung bahan organik relatif
lebih tinggi dibandingkan lapisan tanah bagian bawah. Pada lapisan atas top soil terdapat akumulasi bahan organik yang berwarna gelap
serta subur, yang sangat penting untuk kehidupan mahluk di dalamnya. Lapisan ini memiliki kedalaman sekitar 20 cm dan lapisan paling
subur. Pada lapisan ini terdapat banyak unsur hara yang sangat dibutuhkan oleh tanaman untuk tumbuh dan berkembang biak. Pada
lapisan ini banyak sekali terjadi dekomposisi jasad-jasad mahluk hidup baik tumbuhan maupun binatang yang menghasilkan unsur-unsur hara.
2. Bahan Pengisi Tambahan