INDUSTRI KARET REMAH PT. PN VIII DI PABRIK SUKAMAJU

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. INDUSTRI KARET REMAH PT. PN VIII DI PABRIK SUKAMAJU

PT. Perkebunan Nusantara VIII PT. PN VIII merupakan suatu perusahaan yang bergerak di bidang agroindustri. PT. PN VIII ini adalah gabungan dari beberapa perkebunan yang berada di wilayah Jawa Barat seperti PTP XI, PTP XII, dan PTP XIII. PT. PN VIII memiliki beberapa pabrik dan kebun salah satunya terdapat di Sukamaju, Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Perkebunan dan Pabrik Karet Sukamaju didirikan pada tanggal 21 Desember 1971. kebun ini bergerak di bidang pengolahan karet remah. Luasan kebun karet yang terdapat pada pabrik ini sekitar 1500 ha. Sejak tahun 2005 sebagian besar kebun Sukamaju dikonversi dari perkebunan karet menjadi perkebunan kelapa sawit. Bahan baku untuk pengolahan karet remah adalah limbah lateks karet yang telah membeku leum. Dengan teknologi yang memadai maka limbah ini dapat dijadikan karet remah. Di dalam pengolahannya pabrik Sukamaju mendapatkan bahan baku berasal dari beberapa kebun Sukamaju dan sekitarnya. Kapasitas produksi karet remah sekitar 1 tonhari. Dengan kapasitas yang relatif tinggi maka perusahan ini berpotensi mencemari lingkungan sekitar. Terdapat beberapa proses dalam pengolahan karet remah yang menimbulkan masalah bau Gambar 5. Sumber bau di pabrik karet remah Sukamaju berasal dari tempat penumpukan leum, pemotongan dan penggilingan leum, serta pengeringan angin-angin lembaran sheet karet. Leum mengandung protein, lipid terutama phospolipid, karbohidrat, asam amino, asam organik, dan kation inorganik. Kegiatan pengolahan leum menjadi karet remah menghasilkan bau. Dalam proses ini terjadi pemecahan protein yang terkandung pada serum leum oleh mikroorganisme. Gas Bau Gas Bau Gas Bau Gambar 5. Diagram Proses Pembuatan Karet Remah di Pabrik Sukamaju. Berbagai cara dilakukan oleh pihak pabrik Sukamaju untuk mengurangi konsentrasi bau busuk yang keluar dari pabrik misalnya dengan cara merendam leum dalam air yang dicampur “deorub” untuk mengurangi gas bau yang keluar, menambahkan anti bakteri agar tidak terjadinya pembusukan oleh bakteri pada leum, melakukan metoda first in first out untuk mengurangi konsentrasi bau pada pabrik, dan menggunakan “deorub” yang berasal dari asap cair kelapa sawit untuk menghilangkan bau dari tumpukan leum. Pelaksanaan kegiatan K3 Kesehatan dan Keselamatan Kerja di pabrik ini kurang baik karena masih terdapat beberapa proses yang membahayakan bagi pekerja. Berbagi kegiatan dalam proses pengolahan leum menjadi karet remah tanpa peralatan keamanan yang memadai. Para pekerja di pabrik karet Sukamaju tidak menggunakan peralatan pelindung bau seperti masker, untuk mengurangi konsentrasi bau yang dihirup pada saat terjadi pernapasan. Bau polutan gas yang dihasilkan oleh pemecahan protein pada leum menyebabkan gangguan pada sistem pernapasan, bahkan dapat menyebabkan kematian bila berada pada konsentrasi tertentu. Selain itu proses pemotongan dan Lateks Kebun + Asam Semut Leum Pemotongan dan penggilingan Leum Lembaran karet Pengeringan angin-angin Penggilingan Pengeringan akhir Pengepakan penggilingan leum menyebabkan gatal-gatal pada kulit. Permasalahan ini belum ditanggapi secara serius oleh pihak perusahaan. Padahal pihak perusahaan berkomitmen untuk menerapkan K3 pada perusahaannya secara utuh serta melindungi semua pekerjanya dari bahaya yang terjadi akibat kecelakaan kerja. Padahal sebagian besar proses yang berlangsung di pabrik ini masih sederhana dan banyak menggunakan tenaga manusia.

B. KARAKTERISTIK BAHAN PENGISI BIOFILTER