Selain komitmen untuk berbagi yang terdapat dalam Laporan Tahunan Antam, juga terdapat misi Antam yang salah satunya berisi “berpartisipasi di
dalam upaya menyejahterakan masyarakat di sekitar daerah operasi pertambangan”. Berdasarkan misi tersebut, Antam telah memiliki suatu kebijakan
sebagai upaya tanggung jawab sosialnya dengan masyarakat sekitar wilayah operasi penambangan. Akan tetapi, berdasarkan fakta yang ditemukan di
lapangan, ternyata PT Antam Tbk tidak hanya melakukan upaya ini di daerah operasi penambangan saja, melainkan juga di kantor pusat Antam di Jakarta. Misi
Antam tersebut telah memperkuat suatu komitmen yang dimiliki Antam yaitu komitmen untuk berbagi.
Salah satu strategi PT Antam Tbk dalam tujuan utamanya untuk meningkatkan nilai pemegang saham adalah strategi untuk menciptakan
pertumbuhan yang berkesinambungan. Dalam strategi tersebut Antam mencantumkan suatu kebijakan yaitu “Kesinambungan lingkungan dan sosial”.
Kebijakan ini diterapkan sebagai upaya untuk mencegah gangguan usaha dan memastikan operasi yang aman dan berkesinambungan dengan menerapkan tata
kelola lingkungan dengan upaya pengurangan polusi melalui sistem manajemen lingkungan berstandar internasional ISO 14001.
5.2 Pandangan PT Antam Tbk terhadap CSR Corporate Social
Responsibility
Berdasarkan penuturan dari salah satu staf CSR Group PT Antam Tbk, maka menurut Antam CSR merupakan tanggung jawab sosial perusahaan yang
dilakukan di sekitar lokasi perusahaan. Definisi tersebut dikemukakan oleh salah satu staf CSR Group PT Antam Tbk sebsgai berikut:
CSR itu merupakan wujud tanggung jawab sosial perusahaan di sekitar wilayah lokasi kami, baik di lokasi pertambangan maupun di kantor
pusat.
Sesuai dengan kebijakan yang tercantum dalam Laporan Tahunan Antam yaitu komitmen untuk berbagi dan salah satu misi Antam mengenai partisipasi dalam
rangka menyejahterakan masyarakat, maka Antam telah memiliki pandangan terhadap Corporate Social Responsibiliy CSR. Antam memandang CSR sebagai
suatu upaya perusahaan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Antam juga memiliki pandangan bahwa CSR itu penting dilakukan karena selain
dapat membangun citra positif bagi perusahaan juga dilakukan untuk menyejahterakan masyarakat sehingga terjadi hubungan yang harmonis antara
perusahaan dengan masyarakat karena masyarakat merupakan bagian dari stakeholder Antam. Hal ini diperkuat dengan suatu penuturan dari salah satu staf
CSR Group PT Antam Tbk sebagai berikut:
Masyarakat merupakan bagian dari stakeholders Antam sehingga perlu adanya kerjasama antara Antam dengan masyarakat seperti dalam
kegiatan CSR................................... Menurut kami, pelaksanaan CSR tidak hanya dilakukan untuk membangun citra positif perusahaan semata.
CSR Antam dilakukan karena ingin agar masyarakat sejahtera dan dapat menciptakan suasana yang kondusif bagi aktivitas masyarakat maupun
bagi perusahaan untuk menjalankan aktivitasnya.
Selain untuk membangun citra positif, menyejahterakan masyarakat, serta menjaga hubungan yang harmonis antara perusahaan dengan masyarakat, maka
sebagai salah satu BUMN Antam melakukan CSR karena adanya regulasi dari pemerintah mengenai salah satu penerapan CSR dalam wujud Program Kemitraan
dan Bina Lingkungan KEPMEN BUMN No. 236MBU2003. Jadi, Antam memiliki pandangan bahwa CSR memang penting dilakukan karena demi
tercapainya suatu keberlanjutan kegiatan perusahaan dan citra positif perusahaan serta keharmonisan hubungan masyarakat dengan perusahaan yang diperkuat
dengan adanya peraturan dari pemerintah untuk penyelenggaraan suatu program dalam upaya tanggung jawab sosial perusahaan. CSR juga dilakukan sebagai
upaya pencegahan terhadap tejadinya konflik antara pihak perusahaan dengan masyarakat.
Tiga cara pandang perusahaan dalam memandang CSR Corporate Social Responsibility sebagai upaya dalam pengembangan masyarakat yaitu :
1.
Sekedar basa basi atau keterpaksaan, dimana perusahaan
mempraktekan CSR hanya karena faktor eksternal external driven, environmental driven karena terjadi masalah lingkungan, serta
reputation driven karena ingin mendongkrak citra perusahaan. 2.
Sebagai upaya untuk memenuhi kewajiban compliance, dimana
CSR yang dilakukan karena terdapat regulasi, hukum, dan aturan yang memaksanya.
3.
CSR diimplementasikan karena adanya dorongan yang tulus dari dalam
internal driven, perusahaan telah menyadari bahwa tanggung
jawabnya bukan lagi sekedar kegiatan ekonomi untuk menciptakan profit demi kelangsungan bisnisnya, melainkan juga tanggung jawab
sosial dan lingkungan. Berdasarkan kebijakan yang terdapat di PT Antam Tbk misi dan
komitmen Antam serta standar kerja program kemitraan, maka dapat disimpulkan bahwa cara perusahaan dalam memandang Corporate Social Responsibility CSR
termasuk ke dalam kategori 2 dan 3 yaitu sebagai usaha untuk memenuhi kewajiban complience dan sebagai wujud pelaksanaan CSR yang berasal dari
dorongan yang tulus dalam perusahaan internal driven. Cara pandang PT Antam Tbk dalam melakukan program CSR sebagai usaha untuk memenuhi kewajiban
compliance dibuktikan dari adanya peraturan atau regulasi pemerintah mengenai pelaksanaan program kemitraan dan bina lingkungan yang kemudian diwujudkan
oleh PT Antam Tbk. Selain upaya memenuhi kewajiban sebagai salah satu BUMN, PT Antam Tbk juga telah membantu pemerintah dalam rangka
pengembangan masyarakat melalui pengembangan perekonomian masyarakat lokal melalui program kemitraan. Dengan mengikuti program kemitraan maka
masyarakat dapat terbantu dan dapat mengembangkan usahanya. Cara pandang perusahaan mengenai CSR pada kategori ketiga internal
driven pada PT Antam Tbk dapat dibuktikan dari program-program CSR seperti bantuan dana dalam pembangunan jalan, pelatihan pembukuan keuangan bagi
mitra binaan, sunatan masal yang dilakukan setiap tahun, serta bentuk kerja sama dan bantuan kepada suatu yayasan yang terletak di sekitar kantor pusat Antam dan
bantuan dana dari program kemitraan. PT Antam Tbk memiliki tujuan yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal ini sebagaimana dinyatakan oleh
salah seorang staf program kemitraan CSR PT Antam Tbk:
”Tujuan yang paling utama bagi Antam dalam kegiatan CSRnya adalah untuk ikut berperan serta mensejahterakan masyarakat dan memandirikan
masyarakat agar mereka tidak bergantung lagi di kemudian hari..............”
Hal serupa juga dikemukakan oleh salah satu staf Community Development CSR PT Antam Tbk yaitu:
”......................Sebenarnya kita tidak terlalu mengarah ke materi, yang menjadi keinginan dari pelaksanaan program CSR adalah untuk
mendapatkan social license..........”
Kedua ungkapan tersebut menguatkan cara pandang perusahaan dalam kategori internal driven. Kategori ini berarti bahwa perusahaan telah menyadari
bahwa tanggung jawabnya bukan lagi sekedar kegiatan ekonomi untuk menciptakan profit demi kelangsungan bisnisnya, melainkan juga tanggung jawab
sosial dan lingkungan. PT Antam Tbk tidak atau belum pernah mengalami konflik dengan warga
sekitar yang di tinggal di dekat kantor pusat PT Antam Tbk selama menjalankan aktivitas dan berbagai kegiatan admistrasinya. Pernyataan tersebut dibuktikan
dengan tidak terdapatnya data atau dokumentasi yang menunjukkan adanya konflik antara masyarakat sekitar dengan pihak Antam. Selain itu, berdasarkan
hasil wawancara yang dilakukan oleh salah satu staf Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PKBL PT Antam Tbk, dikatakan bahwa hingga saat ini tidak
pernah terjadi konflik antara warga sekitar kantor pusat Antam dengan pihak Antam. Pernyataan bahwa tidak pernah adanya konflik antara masyarakat dengan
pihak Antam di kantor pusat Antam yaitu berdasarkan penuturan sebagai berikut:
“Terkait dengan masalah CSR selama ini belum ada masalah dengan masyarakat dalam pelaksanaan CSR di kantor pusat ini”
Komitmen Antam yang tercantum pada laporan tahunan keberlanjutan Antam menyatakan bahwa semangat untuk berbagi dengan masyarakat
merupakan komitmen penuh Antam. Hal tersebut menunjukkan bahwa Antam telah menjadikan tanggung jawab sosialnya kepada masyarakat sebagai suatu
komitmen yang perlu diterapkan sekaligus mendukung suatu upaya internalisasi CSR di PT Antam Tbk.
Pergeseran paradigma CSR Antam dapat dilihat berdasarkan cara pandang perusahaan terhadap CSR. Pergeseran paradigma tersebut dikemukakan oleh
Alyson Warhurst dalam Sukada, dkk 2007 dalam tiga fase paradigma yang disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut :
Gambar 4. Fase Pergeseran Paradigma CSR
Sumber: Sony Sukada dkk 2007 dalam buku Membumikan Bisnis Berkelanjutan; memahami konsep dan praktik tanggung jawab sosial perusahaan. Jakarta:
Indonesia Business Links.
Berdasarkan paradigma tersebut dan jika dilihat dari cara pandang PT Antam Tbk terhadap CSR maka PT Antam Tbk berada pada fase 3 tahun 1995-
sekarang. Hal tersebut dikarenakan adanya suatu komitmen yaitu komitmen berbagi dari Antam dan keputusan menteri BUMN bahwa pelaksanaan Program
Kemitraan dan Bina Lingkungan dalam upaya pengembangan masyarakat perlu dilakukan. Secara tidak langsung tanpa pernyataan dari Antam, Antam telah
melakukan upaya untuk mencegah terjadinya masalah di masa yang akan datang. Oleh karena itu Antam menjaga hubungan dengan masyarakat yang salah satunya
dilakukan melalui Program Kemitraan PT Antam Tbk.
FASE : 1960-1983 TIMBULNYA
KESADARAN TERHADAP
MASALAH SOSIAL POST
FACTO FASE : 1960-1983
TIMBULNYA KESADARAN
TERHADAP MASALAH
SOSIAL POST FACTO
FASE : 1960- 1983
TIMBULNYA KESADARAN
TERHADAP MASALAH
SOSIAL POST FACTO
5.3 Ikhtisar