adalah memberikan kebutuhan yang ada di komunitas dan pemecahan tentang masalah yang ada di komunitas dilakukan oleh
komunitas sendiri dan perusahaan hanya sebagai fasilitator dari pemecahan masalah yang ada di komunitas. Kebutuhan-kebutuhan
yang ada di komunitas dianalisis oleh para community development officer, dengan menggunakan metode yang bersifat kualitatif.
3. Community Empowering; merupakan program-program yang
berkaitan dengan pemberian akses yang lebih luas kepada komunitas untuk menunjang kemandiriannya, misalnya pembentukan koperasi.
Pada dasarnya, kategori ini melalui tahapan-tahapan kategori lain seperti melakukan community relation pada awalnya, yang kemudian
berkembang pada community services dengan segala metodologi penggalian data dan kemudian diperdalam melalui ketersediaan
pranata sosial yang sudah lahir dan muncul di komunitas melalui program kategori ini.
2.1.3 Konsep Pemberdayaan Masyarakat
Konsep pemberdayaan juga menjadi penting dalam mengkaji program- program pengembangan masyarakat untuk meningatkan kualitas hidup manusia.
Menurut Ife dalam Suharto 2005, pemberdayaan memiliki dua pengertian kunci yaitu kekuasaan dan kelompok lemah. Kekuasaan diartikan bukan hanya
menyangkut kekuasaan politik dalam arti sempit, melainkan kekuasaan atau penguasaan klien atas:
a Pilihan-pilihan personal dan kesempatan-kesempatan hidup: kemampuan
dalam membuat keputusan-keputusan mengenai gaya hidup, tempat tinggal dan pekerjaan.
b Pendefinisian kebutuhan: kemampuan menentukan kebutuhan selaras
dengan aspirasi dan keinginannya. c
Ide atau gagasan: kemampuan mengekspresikan dan menyumbangkan gagasan dalam suatu forum atau diskusi secara bebas dan tanpa tekanan.
d Lembaga-lembaga: kemampuan menjangkau, menggunakan dan
mempengaruhi pranata-pranata masyarakat, seperti lembaga kesejahteraan sosial, pendidikan dan kesehatan.
e Sumber-sumber: kemampuan memobilisasi sumber-sumber formal,
informal dan kemasyarakatan. f
Aktivitas ekonomi: kemampuan memanfaatkan dan mengelola mekanisme produksi, distribusi dan pertukaran barang serta jasa.
g Reproduksi: kemampuan dalam kaitannya dengan proses kelahiran,
perawatan anak, pendidikan dan sosialisasi. Berdasarkan hal-hal tersebut, terdapat kesimpulan mengenai pemberdayaan
masyarakat yang menujuk pada kemampuan orang, khususnya kelompok rentan dan lemah sehingga mereka memiliki kekuatan kemampuan dalam memenuhi
kebutuhan dasarnya sehingga mereka memiliki kebebasan dan dapat menjangkau sumber-sumber produktif yang memungkinkan mereka dapat meningkatkan
pendapatannya dan memperoleh barang dan jasa yang mereka perlukan, serta agar dapat berpartisipasi dalam proses pembangunan dan keputusan-keputusan yang
mempengaruhi mereka. Selain hal tersebut, dapat dikatakan pula bahwa
pemberdayaan memegang kunci kekuasaan pada banyak hal, tidak hanya dalam berpolitik dan berorganisasi, tapi juga menyangkut kegiatan-kegiatan dan
kebutuhan hidup manusia. Konsep ini juga terkait dengan tujuan dari pemberdayaan. Seseorang dapat dikatakan berdaya ketika apa yang diharapkan,
dinginkan maupun dibutuhkannya tercapai. Parson et.al 1994 dalam Suharto 2005, mengatakan bahwa
pemberdayaan dapat dilakukan dengan tiga aras pemberdayaan yang terdiri dari aras mikro, aras mezzo dan aras makro. Dalam konsep ini, pembedayaan
dijelaskan dalam konteks cakupan sasarannya yang terdiri dari individu pada aras mikro, kelompok pada aras mezzo dan sistem lingkungan yang lebih luas pada
aras makro. Konsep ini lebih menekankan pada kesempatan dan prosesnya dalam mencapai tujuan pemberdayaan. Proses tersebut dilakukan dengan
mengidentifikasi program sesuai dengan sasaran yang ingin dituju. Sasaran tersebut terkait dengan konteks mikro, mezzo atau makro yang kemudian
disesuaikan dengan kebutuhan-kebutuhan program pemberdayaan yang perlu dilakukan.
Konsep pemberdayaan lainnya yaitu konsep pemberdayaan yang disimpulkan berdasarkan dua konsep pemberdayaan di atas. Kesimpulan dari
konsep ini dikemukakan oleh Edi Suharto 2005 bahwa pemberdayaan merupakan sebuah proses dan tujuan. Sebagai proses pemberdayaan dikatakan
sebagai serangkaian kegiatan untuk memperkuat kekuasaan atau keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat, termasuk individu-individu yang mengalami
kemiskinan. Sebagai tujuan, pemberdayaan menunjuk pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah perubahan sosial yaitu masyarakat yang berdaya,
memiliki kekuasaan atau mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik fisik, ekonomi maupun sosial.
Terkait dengan berdirinya suatu perusahaan di sekitar komunitas lokal, maka perusahaan diharapkan untuk meningkatkan peran serta komunitas dalam
kegiatan perusahaan atau untuk menghindar dari munculnya ketidaksetaraan terhadap kondisi sosial ekonomi komunitas dengan perusahaan. Berdasarkan hal
tersebut, diperlukan suatu wadah program yang berguna untuk menciptakan kemandirian komunitas lokal untuk menata sosial ekonomi mereka sendiri dengan
diciptakan suatu wadah yang berbasis pada komunitas yang sering disebut dengan community development yang tujuannya untuk pemberdayaan komunitas
empowerment Rudito dkk, 2007.
2.1.4 CSR dalam BUMN