Analisis Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility/CSR) Sebagai Upaya Pengembangan Masyarakat

(1)

ANALISIS TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN

(

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY/CSR

) SEBAGAI UPAYA

PENGEMBANGAN MASYARAKAT

(Studi Kasus Pengembangan Perekonomian Lokal Melalui Program Kemitraan PT ANTAM Tbk di Tanjung Barat, Jakarta)

Oleh :

FAUZIA HERLIN

A14204041

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008


(2)

RINGKASAN

FAUZIA HERLIN. Analisis Tangung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility/CSR) sebagai Upaya Pengembangan Masyarakat. (Di bawah bimbingan FREDIAN TONNY NASDIAN).

Isu mengenai Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility/CSR) hingga saat ini merupakan isu yang sedang banyak diperbincangkan oleh berbagai aktivis maupun civitas akademika. Salah satu

definisi mengenai CSR yaitu definisi yang dikemukakan oleh The Word Business Council for Sustainable Development (WBCSD), sebuah lembaga internasional yang berdiri tahun 1995 (dalam Wibisono, 2007). Terkait dengan hal tersebut,

CSR didefinisikan sebagai komitmen dunia usaha untuk terus menerus bertindak

secara etis, beroperasi secara legal dan berkontribusi untuk peningkatan ekonomi,

bersamaan dengan peningkatan kualitas hidup dari karyawan dan keluarganya

sekaligus juga peningkatan kualitas komunitas lokal dan masyarakat secara luas.

CSR penting untuk dilakukan oleh perusahaan terutama oleh perusahaan

yang kegiatan operasinya menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat maupun

lingkungan sekitar. CSR tersebut dianggap penting karena pada kenyataannya

terdapat perusahaan yang memiliki hubungan yang tidak harmonis dengan

masyarakat (konflik) karena masyarakat atau komunitas lokal merasa terganggu

dengan aktivitas perusahaan. Akan tetapi, selain terdapat perusahaan yang

memiliki hubungan yang tidak harmonis, terdapat pula perusahaan yang memiliki

hubungan yang cukup harmonis dengan masyarakat karena perusahaan tersebut


(3)

pembuktian dari adanya fenomena tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh

perusahaan.

Penelitian ini secara garis besar bertujuan untuk mengungkap fenomena

tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh perushaan. Fenomena tanggung jawab

sosial perusahaan (CSR) yang terdapat di perusahaan dapat digambarkan dengan

menjawab tiga pertanyaan yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian

yaitu pandangan perusahaan terhadap CSR, strategi perusahaan dalam

melaksanakan program CSR, serta manfaat yang dirasakan oleh perusahaan

maupun masyarakat yang menerima program. Metode yang digunakan pada

penelitian ini adalah metode kualitatif dengan studi kasus berupa studi kasus

instrinsik. Studi kasus intrinsik dipilih karena peneliti ingin mengkaji suatu kasus

khusus untuk memperoleh wawasan atas suatu isu atau sebagai pendukung yang

membantu peneliti dalam memahami konsep tanggung jawab sosial PT Antam

Tbk.

Kegiatan CSR dilakukan oleh PT Antam Tbk sejak tahun 2005. Program

yang menjadi studi kasus pada penelitian ini adalah Program Kemitraan sebagai

program untuk meningkatkan perekonomian lokal. Program Kemitraan ini

merupakan program yang memiliki tujuan untuk menjadikan mitra binaan mandiri

dan meningkat skala usahanya. Salah satu kegiatan yang dibahas pada program

kemitraan ini yaitu kegiatan pameran hasil karya mitra binaan Antam yang

berlangsung di Jakarta.

CSR PT Antam Tbk pada Program Kemitraan dapat dikatakan belum

berbasis pada pemberdayaan. Hal tersebut dikarenakan belum adanya partisipasi


(4)

terdapat pada Program Kemitraan PT Antam Tbk berada pada posisi Corporate Citizenship karena karakteristik kedermawanan sosial yang terdapat pada kegiatan CSR PT Antam Tbk mencakup misi, pengelolaan, pengorganisasian, penerima

manfaat, kontribusi serta inspirasi.

Cara pandang PT Antam Tbk terhadap CSR tergolongkan menjadi dua

kategori. Kategori pertama adalah sebagai upaya untuk memenuhi kewajiban

(compliance), karena terdapat suatu regulasi pada Program Kemitraan PT Antam Tbk yang mengacu pada Keputusan Menteri BUMN No.236/MBU/2003 tentang

pelaksanaan Program Kemitraan. Kategori kedua adalah sebagai dorongan tulus

dari perusahaan karena terdapatnya kebijakan PT Antam Tbk dalam bentuk misi

dan komitmennya untuk berbagi dengan masyarakat. Strategi yang dijalankan

oleh PT Antam Tbk pada Program Kemitraan telah mengacu pada tahap-tahap

penerapan CSR yang terwujud dalam bentuk Standar Kerja Program Kemitraan

PT Antam Tbk.

Penerapan CSR yang dilakukan PT Antam Tbk memiliki manfaat bagi PT

Antam Tbk maupun bagi penerima program. Manfaat yang diperoleh PT Antam

Tbk yaitu keberlanjutan dalam menjalankan aktivitas perusahaan, perolehan social license, perolehan penghargaan melalui CSR Award tahun 2006, serta terwujudnya hubungan yang baik antara perusahaan dengan pemerintah maupun

masyarakat yang menerima program. Manfaat yang diperoleh 3 mitra binaan PT

Antam Tbk yaitu peningkatan keuntungan dari segi ekonomi, penambahan

pengetahuan mengenai cara pembukuan melalui pelatihan dari segi pengetahuan,

serta meningkatkan peluang untuk meraih kegiatan usaha yang lebih maju dari


(5)

ANALISIS TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN

(CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY/CSR) SEBAGAI

UPAYA PENGEMBANGAN MASYARAKAT

(Studi Kasus Pengembangan Perekonomian Lokal Melalui Program Kemitraan PT ANTAM Tbk di Tanjung Barat, Jakarta)

Oleh: Fauzia Herlin

A14204041

SKRIPSI

Sebagai Syarat untuk Mendapatkan Gelar Sarjana pada

Program Studi Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Pertanian

Institut Pertanian Bogor

Program Studi Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Pertanian

Institut Pertanian Bogor 2008


(6)

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Dengan ini menyatakan bahwa Skripsi yang disusun oleh :

Nama : Fauzia Herlin No. Pokok : A14204041

Judul : Analisis Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility/CSR) Sebagai Upaya Pengembangan Masyarakat

Dapat diterima sebagai syarat kelulusan untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Program Studi Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Menyetujui, Dosen Pembimbing

Ir. Fredian Tonny Nasdian, MS NIP. 131 475 577

Menyetujui, Fakultas Pertanian

Dekan

Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M. Agr. NIP. 131 124 019


(7)

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL

“ANALISIS TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN (CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY/CSR) SEBAGAI UPAYA PENGEMBANGAN MASYARAKAT” (Studi Kasus Pengembangan Perekonomian Lokal Melalui Program Kemitraan PT Antam Tbk di Tanjung Barat, Jakarta) INI BENAR-BENAR MERUPAKAN HASIL KARYA YANG BELUM PERNAH

DIAJUKAN SEBAGAI KARYA ILMIAH PADA SUATU PERGURUAN

TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN DAN JUGA BENAR-BENAR HASIL

KARYA SAYA SENDIRI SERTA TIDAK MENGANDUNG BAHAN-BAHAN

YANG PERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN OLEH PIHAK LAIN

KECUALI SEBAGAI BAHAN RUJUKAN YANG DINYATAKAN DALAM

NASKAH. DEMIKIAN PERNYATAAN INI SAYA BUAT DENGAN

SESUNGGUHNYA DAN SAYA BERSEDIA

MEMPERTANGGUNG-JAWABKAN PERNYATAAN INI.

Bogor, Juni 2008


(8)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 6 Januari 1986 dari Ayah bernama Hefrizal dan Ibu Nuraeli. Penulis merupakan anak kedua dari 2 bersaudara dengan kakak bernama Nisafitri Amalia.

Pendidikan formal yang dilalui penulis yaitu tahun 1992 SDN 06 Petang Kelapa Gading Timur Jakarta Utara dan lulus pada tahun 1998, SLTPN 123 Kelapa Gading Jakarta Utara dan lulus tahun 2001, SMU Negeri 45 Kelapa Gading Jakarta Utara dan lulus pada tahun 2004. Pada tahun yang sama penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB). Penulis masuk di Program Studi Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Departemen Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian.

Selama mengikuti kegiatan perkuliahan, menulis pernah mengikuti Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) MAX!! pada tahun 2005. Selain itu penulis juga mengikuti kegiatan kepanitiaan seperti kegiatan masa orientasi/perkenalan mahasiswa baru “PERMEN KPM”. Pelatihan yang pernah diikuti oleh penulis adalah pelatihan dalam bidang juralistik dengan nama “English Journalistic Training”. Penulis juga aktif mengikuti kegiatan seni musik dalam bentuk band di beberapa kegiatan IPB seperti Hari Pelepasan Sarjana (HPS) dan dalam Pekan Olahraga Mahasiswa Sosial Ekonomi (POROS 2006) dengan nama grup band


(9)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena

atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Analisis Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility/CSR) Sebagai Upaya Pengembangan Masyarakat”. Penulisan skripsi ini merupakan syarat untuk mendapatkan gelar sarjana pada Program Studi

Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Pertanian, Institut

Pertanian Bogor.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang

sedalam-dalamnya kepada:

1. Ir. Fredian Tonny Nasdian, MS sebagai dosen pembimbing skripsi, terima

kasih atas bimbingan, motivasi, koreksi, pemikiran serta sarannya sehingga

skripsi ini dapat diselesaikan.

2. Dr. Ninuk Purnaningsih sebagai dosen penguji utama dalam sidang skripsi.

3. Martua Sihaloho, Msi sebagai dosen penguji dari Komisi Pendidikan.

4. Keluarga tercinta (mamah, papah dan uni) yang selalu setia menemani dengan

motivasi, semangat, doa, perhatian dan kasih sayangnya yang begitu besar.

5. Mpok-mpok DR’ers (Green House C11), Anyu, Amie, Yoyo, Meita, Mira,

Yundhe, Oline, Wulan, Marisa, Resty, serta temanku Andhini, Dewi dan

Uchie. Terimakasih atas perhatiannya yang begitu besar, semangat dan

dukungannya, dan semua cerita yang pernah dilalui bersama.


(10)

7. Mbak Sinta dan seluruh pihak PT Antam Tbk yang telah membantu penulis

selama penelitian.

8. Semua pihak yang telah memberikan dorongan, semangat, bantuan dan

doanya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan oleh penulis.

Akhirnya penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

pihak-pihak yang terkait.

Bogor, Juni 2008


(11)

ANALISIS TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN

(

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY/CSR

) SEBAGAI UPAYA

PENGEMBANGAN MASYARAKAT

(Studi Kasus Pengembangan Perekonomian Lokal Melalui Program Kemitraan PT ANTAM Tbk di Tanjung Barat, Jakarta)

Oleh :

FAUZIA HERLIN

A14204041

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008


(12)

RINGKASAN

FAUZIA HERLIN. Analisis Tangung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility/CSR) sebagai Upaya Pengembangan Masyarakat. (Di bawah bimbingan FREDIAN TONNY NASDIAN).

Isu mengenai Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility/CSR) hingga saat ini merupakan isu yang sedang banyak diperbincangkan oleh berbagai aktivis maupun civitas akademika. Salah satu

definisi mengenai CSR yaitu definisi yang dikemukakan oleh The Word Business Council for Sustainable Development (WBCSD), sebuah lembaga internasional yang berdiri tahun 1995 (dalam Wibisono, 2007). Terkait dengan hal tersebut,

CSR didefinisikan sebagai komitmen dunia usaha untuk terus menerus bertindak

secara etis, beroperasi secara legal dan berkontribusi untuk peningkatan ekonomi,

bersamaan dengan peningkatan kualitas hidup dari karyawan dan keluarganya

sekaligus juga peningkatan kualitas komunitas lokal dan masyarakat secara luas.

CSR penting untuk dilakukan oleh perusahaan terutama oleh perusahaan

yang kegiatan operasinya menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat maupun

lingkungan sekitar. CSR tersebut dianggap penting karena pada kenyataannya

terdapat perusahaan yang memiliki hubungan yang tidak harmonis dengan

masyarakat (konflik) karena masyarakat atau komunitas lokal merasa terganggu

dengan aktivitas perusahaan. Akan tetapi, selain terdapat perusahaan yang

memiliki hubungan yang tidak harmonis, terdapat pula perusahaan yang memiliki

hubungan yang cukup harmonis dengan masyarakat karena perusahaan tersebut


(13)

pembuktian dari adanya fenomena tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh

perusahaan.

Penelitian ini secara garis besar bertujuan untuk mengungkap fenomena

tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh perushaan. Fenomena tanggung jawab

sosial perusahaan (CSR) yang terdapat di perusahaan dapat digambarkan dengan

menjawab tiga pertanyaan yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian

yaitu pandangan perusahaan terhadap CSR, strategi perusahaan dalam

melaksanakan program CSR, serta manfaat yang dirasakan oleh perusahaan

maupun masyarakat yang menerima program. Metode yang digunakan pada

penelitian ini adalah metode kualitatif dengan studi kasus berupa studi kasus

instrinsik. Studi kasus intrinsik dipilih karena peneliti ingin mengkaji suatu kasus

khusus untuk memperoleh wawasan atas suatu isu atau sebagai pendukung yang

membantu peneliti dalam memahami konsep tanggung jawab sosial PT Antam

Tbk.

Kegiatan CSR dilakukan oleh PT Antam Tbk sejak tahun 2005. Program

yang menjadi studi kasus pada penelitian ini adalah Program Kemitraan sebagai

program untuk meningkatkan perekonomian lokal. Program Kemitraan ini

merupakan program yang memiliki tujuan untuk menjadikan mitra binaan mandiri

dan meningkat skala usahanya. Salah satu kegiatan yang dibahas pada program

kemitraan ini yaitu kegiatan pameran hasil karya mitra binaan Antam yang

berlangsung di Jakarta.

CSR PT Antam Tbk pada Program Kemitraan dapat dikatakan belum

berbasis pada pemberdayaan. Hal tersebut dikarenakan belum adanya partisipasi


(14)

terdapat pada Program Kemitraan PT Antam Tbk berada pada posisi Corporate Citizenship karena karakteristik kedermawanan sosial yang terdapat pada kegiatan CSR PT Antam Tbk mencakup misi, pengelolaan, pengorganisasian, penerima

manfaat, kontribusi serta inspirasi.

Cara pandang PT Antam Tbk terhadap CSR tergolongkan menjadi dua

kategori. Kategori pertama adalah sebagai upaya untuk memenuhi kewajiban

(compliance), karena terdapat suatu regulasi pada Program Kemitraan PT Antam Tbk yang mengacu pada Keputusan Menteri BUMN No.236/MBU/2003 tentang

pelaksanaan Program Kemitraan. Kategori kedua adalah sebagai dorongan tulus

dari perusahaan karena terdapatnya kebijakan PT Antam Tbk dalam bentuk misi

dan komitmennya untuk berbagi dengan masyarakat. Strategi yang dijalankan

oleh PT Antam Tbk pada Program Kemitraan telah mengacu pada tahap-tahap

penerapan CSR yang terwujud dalam bentuk Standar Kerja Program Kemitraan

PT Antam Tbk.

Penerapan CSR yang dilakukan PT Antam Tbk memiliki manfaat bagi PT

Antam Tbk maupun bagi penerima program. Manfaat yang diperoleh PT Antam

Tbk yaitu keberlanjutan dalam menjalankan aktivitas perusahaan, perolehan social license, perolehan penghargaan melalui CSR Award tahun 2006, serta terwujudnya hubungan yang baik antara perusahaan dengan pemerintah maupun

masyarakat yang menerima program. Manfaat yang diperoleh 3 mitra binaan PT

Antam Tbk yaitu peningkatan keuntungan dari segi ekonomi, penambahan

pengetahuan mengenai cara pembukuan melalui pelatihan dari segi pengetahuan,

serta meningkatkan peluang untuk meraih kegiatan usaha yang lebih maju dari


(15)

ANALISIS TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN

(CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY/CSR) SEBAGAI

UPAYA PENGEMBANGAN MASYARAKAT

(Studi Kasus Pengembangan Perekonomian Lokal Melalui Program Kemitraan PT ANTAM Tbk di Tanjung Barat, Jakarta)

Oleh: Fauzia Herlin

A14204041

SKRIPSI

Sebagai Syarat untuk Mendapatkan Gelar Sarjana pada

Program Studi Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Pertanian

Institut Pertanian Bogor

Program Studi Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Pertanian

Institut Pertanian Bogor 2008


(16)

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Dengan ini menyatakan bahwa Skripsi yang disusun oleh :

Nama : Fauzia Herlin No. Pokok : A14204041

Judul : Analisis Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility/CSR) Sebagai Upaya Pengembangan Masyarakat

Dapat diterima sebagai syarat kelulusan untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Program Studi Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Menyetujui, Dosen Pembimbing

Ir. Fredian Tonny Nasdian, MS NIP. 131 475 577

Menyetujui, Fakultas Pertanian

Dekan

Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M. Agr. NIP. 131 124 019


(17)

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL

“ANALISIS TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN (CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY/CSR) SEBAGAI UPAYA PENGEMBANGAN MASYARAKAT” (Studi Kasus Pengembangan Perekonomian Lokal Melalui Program Kemitraan PT Antam Tbk di Tanjung Barat, Jakarta) INI BENAR-BENAR MERUPAKAN HASIL KARYA YANG BELUM PERNAH

DIAJUKAN SEBAGAI KARYA ILMIAH PADA SUATU PERGURUAN

TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN DAN JUGA BENAR-BENAR HASIL

KARYA SAYA SENDIRI SERTA TIDAK MENGANDUNG BAHAN-BAHAN

YANG PERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN OLEH PIHAK LAIN

KECUALI SEBAGAI BAHAN RUJUKAN YANG DINYATAKAN DALAM

NASKAH. DEMIKIAN PERNYATAAN INI SAYA BUAT DENGAN

SESUNGGUHNYA DAN SAYA BERSEDIA

MEMPERTANGGUNG-JAWABKAN PERNYATAAN INI.

Bogor, Juni 2008


(18)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 6 Januari 1986 dari Ayah bernama Hefrizal dan Ibu Nuraeli. Penulis merupakan anak kedua dari 2 bersaudara dengan kakak bernama Nisafitri Amalia.

Pendidikan formal yang dilalui penulis yaitu tahun 1992 SDN 06 Petang Kelapa Gading Timur Jakarta Utara dan lulus pada tahun 1998, SLTPN 123 Kelapa Gading Jakarta Utara dan lulus tahun 2001, SMU Negeri 45 Kelapa Gading Jakarta Utara dan lulus pada tahun 2004. Pada tahun yang sama penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB). Penulis masuk di Program Studi Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Departemen Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian.

Selama mengikuti kegiatan perkuliahan, menulis pernah mengikuti Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) MAX!! pada tahun 2005. Selain itu penulis juga mengikuti kegiatan kepanitiaan seperti kegiatan masa orientasi/perkenalan mahasiswa baru “PERMEN KPM”. Pelatihan yang pernah diikuti oleh penulis adalah pelatihan dalam bidang juralistik dengan nama “English Journalistic Training”. Penulis juga aktif mengikuti kegiatan seni musik dalam bentuk band di beberapa kegiatan IPB seperti Hari Pelepasan Sarjana (HPS) dan dalam Pekan Olahraga Mahasiswa Sosial Ekonomi (POROS 2006) dengan nama grup band


(19)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena

atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Analisis Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility/CSR) Sebagai Upaya Pengembangan Masyarakat”. Penulisan skripsi ini merupakan syarat untuk mendapatkan gelar sarjana pada Program Studi

Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Pertanian, Institut

Pertanian Bogor.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang

sedalam-dalamnya kepada:

1. Ir. Fredian Tonny Nasdian, MS sebagai dosen pembimbing skripsi, terima

kasih atas bimbingan, motivasi, koreksi, pemikiran serta sarannya sehingga

skripsi ini dapat diselesaikan.

2. Dr. Ninuk Purnaningsih sebagai dosen penguji utama dalam sidang skripsi.

3. Martua Sihaloho, Msi sebagai dosen penguji dari Komisi Pendidikan.

4. Keluarga tercinta (mamah, papah dan uni) yang selalu setia menemani dengan

motivasi, semangat, doa, perhatian dan kasih sayangnya yang begitu besar.

5. Mpok-mpok DR’ers (Green House C11), Anyu, Amie, Yoyo, Meita, Mira,

Yundhe, Oline, Wulan, Marisa, Resty, serta temanku Andhini, Dewi dan

Uchie. Terimakasih atas perhatiannya yang begitu besar, semangat dan

dukungannya, dan semua cerita yang pernah dilalui bersama.


(20)

7. Mbak Sinta dan seluruh pihak PT Antam Tbk yang telah membantu penulis

selama penelitian.

8. Semua pihak yang telah memberikan dorongan, semangat, bantuan dan

doanya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan oleh penulis.

Akhirnya penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

pihak-pihak yang terkait.

Bogor, Juni 2008


(21)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI...

i

DAFTAR TABEL...

DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR LAMPIRAN...

iii

iv

vi

BAB I PENDAHULUAN...

1

1.1

Latar Belakang... 1

1.2

Perumusan Masalah... 6

1.3

Tujuan Penelitian... 9

1.4 Kegunaan Penelitian...

10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...

11

2.1

Pendekatan Teoritis... 11

2.1.1 Konsep CSR (

Corporate Social Responsibility

)... 11

2.1.2 Konsep Pengembangan masyarakat (

Community Development

)... 23

2.1.3 Konsep Pemberdayaan Masyarakat... 26

2.1.4 CSR dalam BUMN... 29

2.2 Kerangka Pemikiran... 31

2.3 Hipotesis Pengarah...

34

BAB III METODE PENELITIAN...

35

3.1 Pendekatan Penelitian... 35

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian... 35


(22)

ii

3.4 Metode Pengumpulan Data... 37

3.4.1 Wawancara Mendalam... 38

3.4.2 Pengamatan Berperanserta...

39

3.4.3 Penelusuran Dokumen... 39

3.5 Teknik Pengolahan dan Analisis Data... 40

3.5.1

Reduksi Data... 40

3.5.2

Penyajian Data... 41

3.5.3

Penarikan Kesimpulan... 41

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI...

42

4.1 Sejarah Singkat Perusahaan... 42

4.2 Visi dan Misi PT Antam Tbk... 42

4.3 Struktur Organisasi PT Antam Tbk... 46

4.4 CSR PT Antam Tbk... 48

4.5 Mitra Binaan PT Antam Tbk... 53

4.6 Ikhtisar... 55

BAB V PANDANGAN PERUSAHAAN TERHADAP

CSR (CORPORATE

SOCIAL RESPONSIBILITY)

……….

58

5.1 Kebijakan PT Aneka Tambang TBk Mengenai CSR (

Corporate Social

Responsibility

)...

58

5.2 Pandangan PT Antam Tbk terhadap CSR (

Corporate Social Responsibility

) 60

5.3 Ikhtisar... 66

BAB VI STRATEGI DAN MANFAAT PROGRAM KEMITRAAN... 69

6.1 Prosedur Pelaksanaan Program Kemitraan PT Antam Tbk... 69

6.2 Strategi PT Antam Tbk dalam Menjalankan Program Kemitraan... 73


(23)

iii

6.3 Manfaat Penerapan

CSR

sebagai Upaya Pengembangan Masyarakat Bagi

Perusahaan...

78

6.4

Manfaat Penerapan

CSR

sebagai Upaya Pengembangan Perekonomian

Lokal Bagi Penerima Program Kemitraan PT Antam Tbk...

80

6.5 Ikhtisar... 85

BAB VII TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN (

CORPORATE

SOCIAL RESPONSIBILITY/CSR

) SEBAGAI UPAYA

PENGEMBANGAN MASYARAKAT: SUATU ANALISIS...

89

BAB VIII PENUTUP... 98

8.1 Kesimpulan... 98

8.2 Saran... 101

DAFTAR PUSTAKA... 102


(24)

iv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Tahap-tahap Kedermawanan Sosial Perusahaan... 16

Tabel 2. Fase Pergeseran Paradigma CSR... 20


(25)

v

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Kerangka Pemikiran... 32

Gambar 2. Struktur Organisasi PT Antam Tbk... 47

Gambar 3. Struktur Koordinasi CSR Group PT Antam Tbk... 50

Gambar 4. Fase Pergeseran Paradigma CSR... 65


(26)

vi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Jadwal Penelitian... 103

Lampiran 2 Konsep Pemilihan Subyek Tineliti... 104

Lampiran 3 Teknik Pengumpulan Data dan Kebutuhan Data bagi Penelitian... 105

Lampiran 4 Panduan Pertanyaan sebagai Pedoman Wawancara... 108

Lampiran 5 Kasus-Kasus Mitra Binaan PT Antam Tbk... 114

Lampiran 6 Dokumentasi Penelitian... 119

Lampiran 7 Sebaran Lokasi Daerah Operasi PT Antam Tbk………. 121

Lampiran 8 Peta Jakarta Selatan (Daerah Kantor Pusat PT Antam Tbk)……….. 122


(27)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perusahaan sebagai pelaku dalam dunia usaha memiliki tujuan yang

berorientasi pada pencapaian laba semaksimal mungkin. Jika dilihat secara

sepintas, maka tujuan tersebut memang merupakan salah satu hal yang dapat

membangkitkan atau mengembangkan posisi perusahaan di kalangan bisnis atau

dunia usaha. Akan tetapi, aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh setiap

perusahaan tersebut menimbulkan tanggung jawab bagi perusahaan untuk

menjaga keseimbangan dengan lingkungannya, misalnya perusahaan

pertambangan yang berlokasi dekat dengan pemukiman suatu komunitas.

Perusahaan pertambangan tersebut, harus melakukan tanggung jawabnya tidak

hanya pada lingkungan alam yang dieksploitasi, tetapi juga pada masyarakat

sekitar (komunitas lokal) yang secara langsung atau tidak langsung terkena

dampak dari aktivitas perusahaan. Oleh karena itu, tanggung jawab sosial

perusahaan penting untuk dilakukan.

Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan komitmen dunia usaha untuk terus menerus bertindak secara etis, beroperasi secara legal dan

berkontribusi untuk peningkatan ekonomi, bersamaan dengan peningkatan

kualitas hidup dari karyawan dan keluarganya sekaligus juga peningkatan kualitas

komunitas lokal dan masyarakat secara luas (The Word Business Council for Sustainable Development (WBCSD) dalam Wibisono, 2007). Menurut Sukada, dkk (2007) CSR merupakan segala upaya manajemen yang dijalankan entitas


(28)

  2

bisnis untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan berdasar keseimbangan

pilar ekonomi, sosial, dan lingkungan, dengan meminimumkan dampak negatif

dan memaksimumkan dampak positif di setiap pilar.

Perusahaan di Indonesia melakukan kegiatan terencana untuk sampai

kepada tujuan yang telah mereka tentukan. Pencapaian tujuan tersebut dapat

melewati berbagai proses pelaksanaan kegiatan dimana tidak hanya

mengikutsertakan satu pihak saja (dalam hal ini perusahaan itu sendiri), tetapi

juga secara langsung ataupun tidak langsung terkait dengan pihak luar. Pihak luar

tersebut misalnya pemerintah, negara asing, masyarakat dan lembaga-lembaga

sosial. Tak lepas dari pihak luar tersebut, maka perusahaan-perusahaan banyak

melakukan kerjasama dengan pihak yang mendukung pada mencapaian tujuan,

khususnya menyangkut kepentingan perusahaan.

Pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan dapat memiliki

kendala yang dapat disebabkan oleh kekurangsigapan perusahaan dalam

menangani permasalahannya. Perusahaan-perusahaan tersebut harus mampu

menjaga keseimbangannya dengan memperhatikan pihak lain yang dapat

mempengaruhi perkembangan perusahaan yang salah satunya yaitu masyarakat.

Masyarakat merupakan salah satu pihak yang terkait dengan berbagai kegiatan

pembangunan, termasuk kegiatan yang dilaksanakan oleh perusahaan. Masyarakat

(dalam hal ini komunitas lokal), memegang peranan sebagai pihak yang dapat

terkena dampak sosial, politik, ekonomi maupun dampak lingkungan dari kegiatan

perusahaan. Untuk itu pentingnya dilakukan CSR untuk menjaga keharmonisan


(29)

  3

Salah satu permasalahan perusahaan yang menyangkut tanggung jawab

sosialnya yaitu masalah yang terjadi antara pihak perusahaan dengan masyarakat

sekitar sebagai komunitas lokal. Komunitas lokal merasa bahwa kedatangan

perusahaan ke wilayah mereka tidak memberikan kompensasi yang berarti atau

bahkan merugikan masyarakat (misalnya dengan terjadinya kerusakan alam dan

pencemaran lingkungan tempat tinggal komunitas lokal akibat kegiatan operasi

perusahaan). Alasan yang memicu terjadinya masalah yaitu tidak terdapatnya

wujud tanggung jawab sosial perusahaan yang mampu membangun kondisi sosial

yang harmonis antara komunitas lokal dengan pihak perusahaan.

Sebagai pelaku bisnis dalam dunia usaha, maka terdapat hal menarik yang

dapat mendukung penelitian mengenai CSR atau dalam istilah di Indonesia

dikenal dengan tangung jawab sosial perusahaan. Berdasarkan data yang didapat

melalui penelusuran dari berbagai sumber tertulis dapat diketahui bahwa terdapat

perusahaan di Indonesia pada saat ini telah melakukan tanggung jawab sosialnya,

bahkan terdapat beberapa perusahaan yang telah mendapatkan penghargaan atas

program CSR yang dilakukannya. Salah satu contohnya yaitu perusahaan yang

berproduksi di bidang kimia yang memperoleh penghargaan CSR (CSR Award) karena dianggap telah memiliki komitmen CSR yang kuat yang akan berdampak

pada lancarnya operasional perusahaan, serta perolehan citra dan reputasi yang

positif (Wibisono, 2007). Selain itu terdapat pula salah satu perusahaan


(30)

  4

memperoleh nilai tertinggi untuk semua kategori dari seluruh program yang

dilombakan pada tahun 20051.

Sumbangan sosial perusahaan memiliki dua dimensi (Saidi,dkk 2003).

Dimensi tersebut adalah karitas (charity) dan filantropi. Karitas adalah memberi bantuan yang sifatnya sesaat, sedangkan filantropi adalah sumbangan yang

ditujukan untuk kegiatan investasi sosial atau kegiatan yang diarahkan pada

penguatan kemandirian masyarakat. Hasil penelitian yang dilakukan oleh PIRAC

terhadap 226 perusahaan di Indonesia terkait dengan sumbangan sosial

perusahaan menyatakan bahwa secara umum sumbagan yang diberikan

perusahaan tidak dilakukan secara terencana dan terfokus serta lebih bersifat

insidentil atau hanya sekedar merespon permintaan sumbangan (Saidi,dkk 2003).

Hasil penelitian tersebut juga menyatakan bahwa sumbangan sosial perusahaan

belum berdimensi filantropi. Hal ini dibuktikan dengan beberapa temuan dari

penelitian tersebut sebagai berikut:

1. Proporsi perusahaan yang memiliki kebijakan formal mengenai

sumbangan tergolong kecil. Hal tersebut ditunjuukan oleh hasil survey

bahwa dari 226 perusahaan, hanya 18 persen yang memiliki kebijakan

tertulis mengenai sumbangan.

2. Hanya sedikit perusahaan yang menyediakan staf khusus untuk

menangani sumbangan sosial. Hal tersebut ditunjuukan dari hasil survey

      

1

. 2007. Penanaman Pohon Bakau Aneka Tambang. www.duaberita.com. Diakses tanggal 2 Maret 2008.


(31)

  5

bahwa hanya empat persen (10 perusahaan) yang mengaku memiliki staf

khusus untuk menangani sumbangan.

3. Proporsi perusahaan yang membentuk divisi khusus atau yayasan yang

menangani sumbangan juga sangat kecil (hanya tiga persen dari seluruh

responden).

4. Perusahaan yang menyumbang hanya sekedar respon permintaan lebih

banyak daripada mendesain suatu rencana aktivitas sosial (60 persen hasil

survey menyatakan bahwa perusahaan selalu memberikan sumbangan

secara insidentil).

5. Sekitar satu dari lima perusahaan atau 21 persen menentukan target

jumlah sumbangan sejak awal tahun fiskal, sebaliknya 62 persen lainnya

menyatakan tidak ada target tertentu untuk itu.

Program CSR yang dijalankan perusahaan beserta penghargaan CSR yang

diperoleh perusahaan dan hasil penelitian PIRAC di atas menimbulkan pemikiran

dan memotivasi penelitian ini untuk mengkaji mengenai pandangan perusahaan

dalam rangka penerapan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR), strategi yang

dilakukan oleh perusahaan dalam melakukan tanggung jawab sosialnya, manfaat

yang diperoleh perusahaan maupun stakeholder terkait (dalam hal ini komunitas

lokal) dari program CSR yang dijalankan pada studi kasus yang berbeda. Hal yang

akan menjadi pertanyaan secara garis besar dari penjelasan di atas yaitu

bagaimana fenomena tanggung jawab sosial perusahaan di kalangan dunia usaha


(32)

  6

1.2 Perumusan Masalah

Hingga saat ini telah banyak diungkapkan berbagai teori mengenai CSR

yang merupakan suatu bentuk tanggung jawab sosial perusahaan dalam

mewujudkan citra positifnya. CSR merupakan komitmen dunia usaha untuk

bertindak secara etis untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat atau

komunitas lokal. CSR telah diterapkan oleh beberapa perusahaan dalam bentuk

suatu program yang ditujukan untuk kepentingan perusahaan maupun masyarakat

atau komunitas lokal yang berada di sekitar berdirinya perusahaan. Salah satunya

yaitu kegiatan yang diselenggarakan oleh perusahaan yang bergerak di bidang

pertambangan melalui kegiatan CSRnya dengan melakukan penanaman 10.000

pohon bakau bersama dengan masyarakat setempat di kawasan Jakarta pada akhir

tahun 2007. Program tersebut terselenggara sebagai wujud nyata dari pihak

perusahaan terhadap tanggung jawab sosialnya dengan turut memberdayakan

masyarakat. Berdasarkan wujud konkret dari CSR yang telah dilakukan oleh

perusahaan, maka dapat diangkat suatu kasus mengenai tanggung jawab sosial

yang terjadi pada perusahaan dalam lingkup BUMN. Hal yang menarik perhatian

untuk dikaji terkait dengan hal tersebut yaitu, bagaimana fenomena tanggung

jawab sosial perusahaan sebagai upaya pengembangan masyarakat? Fenomena tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh perusahaan dapat dilihat

dengan cara perusahaan dalam memandang konsep CSR itu sendiri. Cara pandang

perusahaan terhadap CSR terdiri dari beberapa jenis yaitu external driven,

environmental driven, reputation driven, compliance, internal driven. External driven merupakan cara pandang perusahaan yang terkait dengan faktor di luar perusahaan. External driven ini terdiri dari environmental driven yang berari


(33)

  7

bahwa perusahaan melakukan CSR karena ada dampak negatif terhadap

lingkungan akibat kegiatan perusahaan. External driven juga terdiri dari

reputation driven yang berarti bahwa perusahaan melakukan CSR karena ingin mendongkrak citra perusahaan. Compliance merupakan cara pandang perusahaan yang berarti bahwa perusahaan melakukan CSR karena ada peraturan atau hukum

yang mengaturnya, sedangkan internal driven berarti bawha perusahaan melakukan CSR karena ada dorongan tulus dari perusahaan untuk melakukan

CSR.

Teori mengenai cara pandang perusahaan terhadap CSR tersebut dapat

mengemukakan pertanyaan selanjutnya yaitu bagaimana pandangan

perusahaan mengenai CSR?. Pertanyaan tersebut terkait dengan pandangan perusahaan terhadap konsep CSR. Berdasarkan pandangan tersebut dapat

dijabarkan dan diketahui apakah perusahaan yang akan diteliti telah mengenal

CSR dan apakah perusahaan tersebut telah menjalankan CSR. Pertanyaan ini

penting untuk dikaji mengingat seberapa besar CSR telah terinternalisasi dan

berlaku di perusahaan.

Strategi dalam penerapan CSR penting untuk memantapkan tujuan dan

mencapai program yang bermanfaat. Strategi perusahaan yang telah terbentuk,

dilakukan berdasarkan kebijakan perusahaan terhadap program yang

diselenggarakan. Pelaksanaan dari strategi perusahaan, kemudian dapat dijalankan

secara tersrtuktur ataupun disesuaikan dengan keadaan apabila terjadi perubahan

pada saat program berjalan. Agar dapat terstruktur dengan baik, maka dalam

strategi dapat dilibatkan tahap-tahap CSR, dimana pada tahap tersebut terdiri dari


(34)

  8

tersebut, setiap perusahaan tentu memiliki kebijakan yang tidak sama karena

tergantung pada kesepakatan yang dibuat oleh masing-masing perusahaan.

Berdasarkan hal tersebut, muncul pertanyaan berikutnya yaitu bagaimanakah

strategi yang dijalankan oleh perusahaan dalam melakukan CSR sebagai upaya pengembangan masyarakat? Pertanyaan ini mencakup bagaimana strategi perusahaan dari segi perencanaan, implementasi, evaluasi sampai pada

tahap pelaporan.

Selain pertanyaan-pertanyaan di atas, manfaat yang diperoleh perusahaan

maupun komunitas lokal juga merupakan hal yang dapat dijadikan bukti secara

nyata bahwa perusahaan telah melakukan program CSR karena dalam hal ini

perusahaan maupun komunitas lokal merupakan stakeholder (pemangku

kepentingan) yang sangat terkait dengan pelaksanaan program CSR. Dalam

melakukan tanggung jawab sosialnya, perusahaan tentu menginginkan agar

programnya dapat berjalan sesuai dengan apa yang direncanakannya. Setiap

program yang dijalankan memiliki tujuan-tujuan tertentu. Tujuan tersebut dapat

berupa manfaat yang diperoleh komunitas lokal, misalnya peningkatan

pengetahuan melalui pelatihan, seminar ataupun iklan (reklame) yang dibuat

perusahaan sebagai wujud program CSRnya. Selain itu, dari sisi internal

perusahaan juga memungkinkan untuk menginginkan terjadinya penambahan

keuntungan maupun perolehan citra positif dari program CSR. Masyarakat

sebagai penerima program CSR tentu harus dapat merasakan manfaat dari

program CSR yang dijalankan perusahaan agar program tersebut mampu

mengusung hal-hal positif. Di pihak perusahaan, program CSR dapat bermanfaat


(35)

  9

masyarakat secara umum dan komunitas lokal pada khususnya. Berdasarkan hal

tersebut, maka pertanyaan terakhir yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu

apa manfaat yang diperoleh perusahaan maupun masyarakat pada penerapan CSR sebagai upaya pengembangan masyarakat? Manfaat dari terselenggaranya CSR dari perusahaan dapat diperoleh masyarakat sebegai

penerima program maupun perusahaan itu sendiri.

1.3Tujuan Penelitian

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menjawab satu pertanyaan

yang menjadi pokok kajian peneliti. Tujuan utama penelitian ini yaitu untuk

menggambarkan bagaimana fenomena tanggung jawab sosial perusahaan di

kalangan dunia usaha atau perusahaan yang dalam hal ini adalah PT Antam Tbk.

Adapun tujuan utama tersebut dapat dijawab melalui tujuan-tujuan penelitian ini

yaitu:

1. Mendeskripsikan pandangan perusahaan mengenai CSR.

2. Memahami strategi yang dijalankan oleh perusahaan dalam melakukan

program pengembangan msyarakat untuk mewujudkan tanggung jawab

sosialnya.

3. Membahas manfaat yang diperoleh baik bagi perusahaan maupun

masyarakat pada penerapan CSR sebagai upaya pengembangan


(36)

  10

1.4Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan mampu menjawab permasalahan yang menjadi

bahasan utama dan dapat dijadikan salah satu acuan penerapan CSR dengan

kondisi sejenis yang terjadi pada lokasi atau waktu yang berbeda. Selain itu juga

diharapkan untuk menambah wawasan dan pengalaman peneliti dalam mengkaji

program CSR yang dilakukan perusahaan sesuai dengan fakta di lapangan,

sekaligus sebagai bahan perbaikan bagi peneliti untuk penulisan selanjutnya. Bagi

perusahaan, penelitian ini diharapkan mampu untuk dijadikan bahan evaluasi atau

rekomendasi bagi perusahaan agar dapat menjalankan aktivitas CSRnya secara


(37)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Pendekatan Teoritis

2.1.1 Konsep CSR (Corporate Social Responsibility)

Wacana mengenai isu CSR kini telah menjadi isu sentral. CSR yang

merupakan tanggung jawab sosial perusahaan pada awalnya diimplementasikan

hanya sebatas karikatif (charity). Pada tahun 1980-an semakin banyak perusahaan yang menggeser konsep CSR ke arah pengembangan masyarakat (community development) yang pada awalnya hanya sebagai sumbangan perusahaan yang dianggap sebagai beban. Pada tahun 1997, terdapat suatu keluaran yang cukup

berpengaruh dalam konteks CSR yang dikemukakan oleh John Elkington dalam

Wibosono (2007) melalui bukunya yang berjudul “Canibalswith Forks, the Triple Bottom Line of Twentieth Century Business”. John Elkington mengemukakan konsep “3P” yaitu profit, people dan planet. Dalam konsep 3P terdapat makna yang terkandung bahwa perusahaan sebaiknya tidak hanya memburu keuntungan

(profit), tetapi juga harus memberikan kontribusi positif kepada masyarakat (people) dan ikut aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan (planet). Konsep 3P inilah yang kemudian diimplementasikan oleh berbagai perusahaan bahkan

dicantumkan pula dalam agenda-agenda perusahaan dalam upaya melakukan

tanggung jawab sosialnya.

Definisi dari CSR telah banyak dikemukakan oleh berbagai pihak atau

instansi, salah satunya yaitu definisi yang diungkapkan oleh The Word Business Council for Sustainable Development (WBCSD), sebuah lembaga internasional


(38)

  12

yang berdiri tahun 19952. Dalam lembaga tersebut, CSR didefinisikan sebagai

komitmen dunia usaha untuk terus menerus bertindak secara etis, beroperasi

secara legal dan berkontribusi untuk peningkatan ekonomi, bersamaan dengan

peningkatan kualitas hidup dari karyawan dan keluarganya sekaligus juga

peningkatan kualitas komunitas lokal dan masyarakat secara luas. Definisi lainnya

dikemukakan oleh World Bank3 yang memandang sebagai komitmen dunia usaha yang mengkontribusikan keberlanjutan usaha pembangunan ekonomi melalui

peningkatan kualitas komunitas lokal dan masyarakat secara luas untuk

meningkatkan kualitas hidup demi kemajuan bisnis maupun kemajuan

pembangunan. Menurut Sukada, dkk (2007) CSR merupakan segala upaya

manajemen yang dijalankan entitas bisnis untuk mencapai tujuan pembangunan

berkelanjutan berdasar keseimbangan pilar ekonomi, sosial, dan lingkungan,

dengan meminimumkan dampak negatif dan memaksimumkan dampak positif di

setiap pilar. Dalam versi Indonesia, secara etimologis CSR diartikan sebagai

tanggung jawab sosial perusahaan, tanggung jawab sosial korporasi atau tanggung

jawab sosial dunia usaha.

CSR memiliki kaitan dengan konsep pembangunan berkelajutan yang

didefinisikan sebagai pembangunan atau perkembangan yang memenuhi

kebutuhan masa sekarang tanpa membahayakan kemampuan generasi mendatang

untuk memenuhi kebutuhannya. Sejak istilah pembangunan berkelanjutan mulai

populer, banyak dilakukan konferensi yang menunjukkan kepedulian masyarakat

      

2

Yusuf Wibisono. 2007. Membedah Konsep dan Aplikasi CSR (Corporate Social Responsibility. Gresik : Fascho Publishing

3 


(39)

  13

dunia akibat kecenderungan semakin menurunnya kualitas lingkungan.

Konferensi tersebut yaitu konferensi lingkungan hidup di Stockholm, Swedia,

yang menghasilkan resolusi monumental dengan membentuk badan khusus di

PBB untuk masalah lingkungan. Dengan latar belakang yang sama, dilakukan

pula KTT Bumi di Rio de Janeiro yang menghasilkan tiga dokumen hukum terikat

(legally binding) dan tiga dokumen yang secara hukum tidak mengikat ( non-legally binding) (Wibisono, 2007).

Selain definisi, CSR juga memiliki prinsip-prinsip yang dirumuskan oleh

sejumlah institusi international. Prinsip CSR tersebut salah satunya dikemukakan

oleh Porf. Alyson Warhurst dari University of Bath Inggris (Wibisono, 2007).

Adapun prinsip-prinsip CSR yaitu :

1. Prioritas korporat; mengakui tanggung jawab sosial sebagai prioritas

tertinggi korporat dan penentu utama pembangunan berkelanjutan.

2. Manajemen terpadu; mengintegrasikan kebijakan, program dan praktek ke

dalam setiap kegiatan bisnis sebagai suatu unsur manajeman.

3. Proses perbaikan; secara bersinambungan memperbaiki kebijakan,

program dan kinerja sosial korporat.

4. Pendidikan karyawan; menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan serta

memotivasi karyawan.

5. Pengkajian; melakukan kajian dampak sosial sebelum memulai kegiatan

atau proyek baru dan sebelum menutup satu fasilitas atau meninggalkan

lokasi pabrik.

6. Produk dan jasa; mengembangkan produk dan jasa yang tak berdampak


(40)

  14

7. Informasi publik; memberi informasi yang diperlukan.

8. Fasilitas dan operasi; mengembangkan, merancang dan mengoperasikan

fasilitas serta menjalankan kegiatan yang mempertimbangkan temuan

kajian dampak sosial.

9. Penelitian; melakukan atau mendukung penelitian dampak sosial untuk

mengurangi dampak negatif.

10.Prinsip pencegahan; memodifikasi manufaktur, pemasaran atau

penggunaan produk atau jasa sejalan dengan penelitian mutakhir untuk

mencegah dampak sosial yang bersifat negatif.

11.Kontraktor dan pemasok; mendorong penggunaan prinsip-prinsip tangung

jawab sosial korporat yang dijalankan.

12.Siaga menghadapi darurat; menyusun dan merumuskan rencana

menghadapi keadaan darurat, dan bila terjadi keadaan berbahaya bekerja

sama dengan layanan gawat darurat, instansi berwenang dan komunitas

lokal. Sekaligus mengenali potensi bahaya yang muncul.

13.Transfer best practice; berkontribusi pada pengembangan dan transfer praktik bisnis yang bertanggung jawab secara sosial pada semua industri

dan sektor publik.

14.Memberi sumbangan; untuk usaha bersama, pengembangan kebijakan

publik dan bisnis, lembaga pemerintah dan lintas departemen pemerintah

serta lembaga pendidikan yang akan meningkatkan kesadaran tentang


(41)

  15

15. Keterbukaan; menumbuhkembangkan keterbukaan dan dialog dengan

pekerja dan publik, mengantisipasi dan memberi respon terhadap potencial hazard, dan dampak operasi, produk, limbah atau jasa.

16.Pencapaian dan pelaporan; mengevaluasi kinerja sosial, melaksanakan

audit sosial secara berkala dan mengkaji pencapaian berdasarkan kriteria

korporat dan peraturan perundang-undangan dan menyampaikan informasi

tersebut pada dewan direksi, pemegang saham, pekerja dan publik.

Prinsip-prinsip CSR tersebut dapat diterapkan dengan menggunakan

strategi yang terdapat pada perusahaan yang menjalankan CSR. Strategi yang

digunakan oleh setiap perusahaan dalam menjalankan CSR dapat berbeda-berbeda

terkait dengan kebijakan yang ada pada perusahaan. Menurut Widyahartono4, agar

mencapai suatu tujuan yang tepat maka beberapa langkah strategis perlu diresapi

sebagai panduan untuk dikerjakan dengan time line (jadwal waktu yang tegas) oleh masing-masing kelompok bisnis secara sektoral. Langkah-langkah srategis

tersebut yaitu:

1. Ada komitmen dari puncak ke bawah, dalam arti perilaku bertanggung

jawab dalam setiap area bisnisnya. Hal ini berat, karena menuntut

kesadaran diri yang mendalam.

2. Pimpinan perusahaan harus secara terbuka membangun kemitraan

(building meaningful partnership) dengan para stakeholders.

       4 

Bob, Widyahartono. 2007. Tanggung Jawab Sosial. http://mirifica.net/wmview.php?ArtID=4231. Diakses tanggal 6 Desember 2007.


(42)

  16

3. Informasi tentang cost benefit CSR perlu dijabarkan dengan tutur kata yang menarik dan kredibel, sesuai daya tangkap mitra yang diajak

berdialog secara reguler.

4. Dalam menyampaikan informasi, sampaikan apa yang menjadi citra

organisasi secara visual atau tertulis yang gamblang, dan bukan

membohongi.

5. Komitmen termasuk memvisualisasikan "merek atau logo" (brand or logo) yang komunikatif dan bernada kebenaran dan yang menarik memantapkan

citra dan termasuk meningkatnya laba (return on investment).

Menurut Saidi (20004) dalam Mulyadi (2007), terdapat karakteristik tahap-tahap kedermawanan sosial perusahaan yang digambarkan pada tabel 1.

Tabel 1. Tahap-tahap Kedermawanan Sosial Perusahaan

Tahapan Charity Philantropy Corporate Citizenship

Motivasi Agama, tradisi,

adat

Norma etika, hukum universal; redistribusi

kekayaan.

Pencerahan diri dan rekonsiliasi dengan keterlibatan sosial.

Misi Mengatasi

masalah sesaat

Mencari dan mengatasi masalah

Memberikan kotribusi kepada masyarakat.

Pengelolaan Jangka pendek,

menyelesaikan maslaah sesaat Terencana, terorganisir, terprogram Terinternalisasi dalam kebijakan perusahaan

Pengorganisasian Kepanitiaan Yayasan/Dana

Abadi,

profesionalisasi

Keterlibatan baik dana maupun sumber daya lain.

Penerima Manfaat

Orang miskin Masyarakat luas Masyarakat luas dan perusahaan

Kontribusi Hibah sosial Hibah

pembangunan

Hibah (sosial maupun pembnagunan) dan keterlibatan sosial

Inspirasi Kewajiban Kepentingan bersama


(43)

  17

CSR sebagai tanggung jawab sosial perusahaan memiliki lingkup dalam

penerapannya. Adapun lingkup penerapan CSR menurut gagasan dari Prince of Wales International Forum terdiri dari lima pilar (Wibisono, 2007). Pertama, upaya perusahaan untuk menggalang dukungan SDM, baik internal (karyawan)

maupun eksternal (masyarakat sekitar) dengan cara melakukan pengembangan

dan memberikan kesejahteraan kepada mereka. Kedua, memberdayakan ekonomi

komunitas. Ketiga, menjaga harmonisasi dengan masyarakat sekitar agar tidak

terjadi konflik. Keempat, mengimplementasikan tata kelola yang baik. Kelima,

memperhatikan kelestarian lingkungan.

Adapun tahap-tahap dalam penerapan CSR yang dilakukan oleh perusahaan

pada umumnya (Wibisono, 2007) yaitu:

1. Tahap perencanaan. Tahap ini terdiri dari tiga langkah utama yaitu

Awareness Building, CSR Assesment, dan CSR Manual Building.

Awareness building merupakan langkah awal untuk membangun kesadaran perusahaan mengenai arti penting CSR dan komitmen

manajemen. CSR Assesment merupakan upaya untuk memetakan kondisi perusahaan dan mengidentifikasi aspek-aspek yang perlu mendapatkan

prioritas perhatian dan langkah-langkah yang tepat untuk membangun

struktur perusahaan yang kondusif bagi penerapan CSR secara efektif.

Pada tahap membangun CSR manual, perencanaan merupakan inti dalam memberikan petunjuk pelaksanaan CSR bagi konsumen perusahaan.

Pedoman ini diharapkan mampu memberikan kejelasan dan keseragaman

pola pikir dan pola tindak seluruh elemen perusahaan guna tercapainya


(44)

  18

2. Tahap implementasi. Pada tahap ini terdapat beberapa poin yang harus diperhatikan seperti pengorganisasian, penyusunan untuk menempatkan

orang sesuai dengan jenis tugas, pengarahan, pengawasan, pelaksanaan

pekerjaan sesuai dengan rencana, serta penilaian untuk mengetahui tingkat

pencapaian tujuan. Tahap implementasi terdiri dari tiga langkah utama

yaitu sosialisasi, pelaksanaan dan internalisasi. Sosialisasi dilakukan untuk

memperkenalkan kepada komponen perusahaan mengenai berbagai aspek

yang terkait dengan implementasi CSR khususnya mengenai pedoman

penerapan CSR. Menurut Wibisono (2007) tujuan utama sosialisasi adalah

agar program CSR yang akan diimplementasikan mendapat dukungan

penuh dari seluruh komponen perusahaan, sehingga dalam perjalanannya

tidak ada kendala serius yang dialami oleh unit penyelenggara.

Pelaksanaan kegiatan yang dilakukan pada dasarnya harus sejalan dengan

roadmap yang telah disusun. Internalisasi mencakup upaya-upaya untuk memperkenalkan CSR di dalam seluruh proses bisnis perusahaan,

misalnya melalui sistem manajemen kinerja, proses produksi, pemasaran

dan proses bisnis lainnya. Melalui upaya ini dapat dinyatakan bahwa

penerapan CSR bukan sekedar kosmetik namun telah menjadi strategi

perusahaan, bukan lagi sebagai upaya untuk compliance, tapi sudah

beyond compliance.

3. Tahap evaluasi. Tahap ini perlu dilakukan secara konsisten dari waktu ke waktu untuk mengukur sejauh mana efektivitas penerapan CSR. Evaluasi

dapat berguna untuk mengetahui kegagalan dan keberhasilan suatu


(45)

  19

dapat dilakukan dengan meminta pihak independen untuk melakukan audit

implementasi atas praktik CSR yang dilakukan.

4. Pelaporan. Pelaporan perlu dilakukan untuk membangun sistem informasi, baik untuk keperluan proses pengambilan keputusan maupun

keperluan keterbukaan informasi material dan relevan mengenai

perusahaan.

Pelaksanaan CSR yang dilakukan oleh perusahaan memiliki beberapa faktor

(Wibisono, 2007). Faktor-faktor tersebut yaitu komitmen kepemimpinan dalam

perusahaan yang tanggap akan masalah sosial, ukuran dan kematangan

perusahaan, serta regulasi dan sistem perpajakan yang diatur pemerintah. Terkait

dengan regulasi yang ditetapkan oleh pemerintah, maka dapat ditunjukkan bahwa

semakin besar insentif pajak yang diberikan, akan lebih berpotensi memberi

semangat kepada perusahaan untuk berkontribusi kepada masyarakat, demikian

juga sebaliknya. Selain faktor-faktor tersebut, perusahaan juga memiliki berbagai

cara dalam memandang CSR atau dapat dikatakan pula sebagai alasan perusahaan

dalam melaksanakan CSR. Beberapa cara perusahaan dalam memandang CSR

yaitu :

1. Sekedar basa basi atau keterpaksaan, dimana perusahaan mempraktekan CSR hanya karena faktor eksternal (external driven),

environmental driven (karena terjadi masalah lingkungan), serta

reputation driven (karena ingin mendongkrak citra perusahaan). 2. Sebagai upaya untuk memenuhi kewajiban (compliance), dimana

CSR yang dilakukan karena terdapat regulasi, hukum, dan aturan yang


(46)

  20

3. CSR diimplementasikan karena adanya dorongan yang tulus dari dalam (internal driven), perusahaan telah menyadari bahwa tanggung jawabnya bukan lagi sekedar kegiatan ekonomi untuk menciptakan

profit demi kelangsungan bisnisnya, melainkan juga tanggung jawab

sosial dan lingkungan.

Selain ketiga cara pandang perusahaan terhadap CSR, terdapat paradigma

CSR yang dinyatakan telah mengalami pergeseran. Pergeseran paradigma tersebut

dikemukakan oleh Alyson Warhurst dalam Sukada, dkk (2007) dalam tiga fase

paradigma yang disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut :

Tabel 2. Fase Pergeseran Paradigma CSR

FASE

FASE : 1960-1983 (TIMBULNYA KESADARAN TERHADAP MASALAH SOSIAL POST FACTO)

FASE 2 : 1984-1994 (HUBUNGAN UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH DAMPAK NEGATIF)

FASE 3 : 1995-SEKARANG

(HUBUNGAN UNTUK MENCEGAH MASALAH DI MASA DATANG)

PERISTIWA PENTING

• Aberfan, Wales, 1966

• Seveso, 1974

• Wankie Colliery, 1975

• Amoco Cadiz Oil, 1978

• Nasionalisasi di Amerika Selatan, `60-`70an

• Bhopal, 1984

• Strava, Italy, 1985

• Chernobyl, 1986

• Exxon Valdez, 1989

• Wheal Jane, 1992

• Summitville, 1992

• Ok Tedi dan Fly Rivers, PNG 1994

• Shell : Brent Spar, 1995

• Eksekusi Saro-Wiwa, 1995

• Omai, 1995

• Grasberg, 1995

• Marcopper, 1996

• Los Frailes, Spanyol, 1998

• Remin dan Esmeralda, Romania, 2000

Sumber: Sony Sukada dkk (2007) dalam buku Membumikan Bisnis Berkelanjutan ; memahami konsep dan praktik tanggung jawab sosial perusahaan. Jakarta: Indonesia Business Links.

Dari tabel Warhurst dapat dilihat bahwa sejumlah perusahaan memiliki

reaksi positif terhadap musibah-musibah yang terjadi dengan memperbaiki


(47)

  21

besar program yang dilakukan perusahaan ekstraktif (perusahaan yang

menanfaatkan kekayaan alam dalam kegiatan operasinya) dalam hubungannya

dengan masyarakat di negara-negara berkembang masih berada pada fase 1 atau

paling jauh pada fase 2. Akan tetapi dapat diakui pula bahwa terdapat perusahaan

di Indonesia yang telah berada pada fase 3. Semakin besar suatu perusahaan dan

semakin besar munculnya dampak dari kegiatan operasi perusahaan, maka

semakin kuat pula tuntutan perusahaan untuk melakukan tanggung jawab

sosialnya (CSR) terutama kepada pihak-pihak yang terkena dampak secara

langsung.

Berdasarkan program yang diselenggarakan oleh perusahaan dalam

mewujudkan tanggung jawab sosialnya, maka terdapat tiga kategori bentuk

tanggung jawab sosial perusahaan (Rudito dkk, 2007) yaitu:

1. Public relations; usaha untuk menanamkan persepsi positif kepada komunitas tentang kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan. Usaha ini

lebih mengarah pada menjalin hubungan baik antara perusahaan dengan

komunitas, khususnya menanamkan sebuah persepsi yang baik tentang

perusahaan (brand image) kepada komunitas. Kegiatan yang dilakukan biasanya berbentuk kampanye yang tidak terkait sama sekali dengan

produk yang dihasilkan oleh perusahaan yang bersangkutan.

2. Strategi defensif; usaha yang dilakukan perusahaan guna menangkis

anggapan negatif komunitas luas yang sudah tertanam terhadap kegiatan

perusahaan terhadap karyawannya, dan biasanya untuk melawan

`serangan` negatif dari anggapan komunitas atau komunitas yang sudah


(48)

  22

yang berbeda dengan anggapan yang telah berkembang atau bertolak

belakang dengan persepsi-persepsi yang ada di komunitas pada

umumnya.

3. Keinginan tulus untuk melakukan kegiatan yang baik yang benar-benar

berasal dari visi perusahaan itu; melakukan program untuk kebutuhan

komunitas atau komunitas sekitar perusahaan atau kegiatan perusahaan

yang berbeda dari hasil dari perusahaan itu sendiri. Kegiatan perusahaan

dalam konteks ini adalah sama sekali tidak mengambil suatu keuntungan

secara materil tetapi berusaha untuk menanamkan kesan baik terhadap

komunitas berkaitan dengan kegiatan perusahaan.

Dibalik semua faktor yang mempengaruhi, tentunya perusahaan

menginginkan perolehan keuntungan sebagai hasil dari penerapan CSR. Adapun

benefits dan drivers tersebut (Wibisono, 2007) yaitu:

1. Mempengaruhi dan mendongkrak reputasi dan brand image perusahaan. Dengan kontribusi yang positif, maka pasti reputasi dan image positif perusahaan akan meningkat.

2. Layak mendapat social license to operate. Program CSR diharapkan akan menjadi bagian dari asuransi sosial yang akan menghasilkan harmoni dan

persepsi positif dari masyarakat terhadap eksistensi perusahaan.

3. Mereduksi resiko bisnis perusahaan dengan melakukan langkah antisipatif

dan preventif.

4. Melebarkan akses sumber daya. Track record yang baik dalam pengelolaan CSR merupakan keunggulan bersaing bagi perusahaan yang


(49)

  23

dapat membantu untuk melancarkan jalan menuju sumber daya yang

diperlukan perusahaan.

5. Membentangkan akses menuju market. Investasi yang ditanamkan untuk

program CSR dapat menjadi tiket bagi perusahaan menuju peluang pasar

yang terbuka lebar, termasuk di dalamnya akan memupuk loyalitas

konsumen dan membentuk pangsa pasar baru.

6. Mereduksi biaya. Terdapat beberapa contoh yang dapat menggambarkan

keuntungan perusahaan yang didapat dari penghematan biaya yang

merupakan buah dari implementasi dari penerapan program tanggung

jawab sosialnya. Salah satu contohnya yaitu upaya untuk mereduksi

limbah dengan proses daur ulang ke dalam siklus produksi.

7. Memperbaiki hubungan dengan stakeholder.

8. Memperbaiki hubungan dengan regulator. Perusahaan yang menerapkan

program CSR pada dasarnya merupakan upaya untuk meringankan beban

pemerintah sebagai regulator.

9. Meningkatkan semangat dan produktivitas karyawan. Kesejahteraan yang

diberikan pelaku CSR umumnya sudah jauh melebihi standar normatif

kewajiban yang dibebankan kepada perusahaan, sehingga wajar apabila

karyawan menjadi terpacu untuk meningkatkan kinerjanya.

10.Peluang mendapatkan penghargaan.

2.1.2 Konsep Pengembangan Masyarakat (Community Development)

Konsep pengembangan masyarakat hingga saat ini telah dirumuskan dan


(50)

  24

pengembangan masyarakat diungkapkan oleh Johnson (1984) dalam Wibisono (2007) bahwa pengembangan masyarakat merupakan spesialisasi atau setting

praktek pekerjaan sosial yang bersifat makro (macro practice). Maksud konsep tersebut yaitu pengembangan masyarakat tidak hanya dapat dilakukan oleh

pekerja sosial saja, akan tetapi dapat pula dilakukan oleh para pekerja dalam

profesi lain. Dalam hal ini, dapat dikatakan bahwa pengembangan masyarakat

memiliki pelaku dari berbagai bidang (tidak hanya dalam bidang atau pekerjaan

sosial).

Definisi lain mengenai pengembangan masyarakat yaitu yang diungkapkan

oleh AMA (1993) dalam Wibisono (2007) sebagai metode yang memungkinkan orang dapat meningkatkan kualitas hidupnya serta mampu memberbesar

pengaruhnya terhadap proses-proses yang mempengaruhi kehidupannya. Konsep

pengembangan masyarakat selanjutnya yaitu konsep yang dijelaskan oleh Jack

Rothman (1968) dalam Wibisono (2007) pada suatu karyanya. Ia menjelaskan konsep pengembangan masyarakat melalui 3 model praktek pengorganisasian

komunitas (Three Models of Community Organizaton Practice), yaitu pengembangan masyarakat lokal, perencanaan sosial dan aksi sosial.

Pengembangan masyarakat lokal diartikan proses yang ditujukan untuk

menciptakan kemajuan sosial dan ekonomi bagi masyarakat melalui partisipasi

aktif serta inisiatif anggota masyarakat itu sendiri. Berikutnya adalah konsep

pengembangan masyarakat yang dijelaskan oleh Brokensha dan Hodge (1969)

dalam Rukminto (2003). Mereka mendefinisikan pengembangan masyarakat sebagai suatu gerakan yang dirancang untuk meningkatkan taraf hidup


(51)

  25

berdasarkan inisiatif dari masyarakat. Menurut Budimanta dalam Rudito dkk (2007), pengembangan masyarakat adalah kegiatan pembangunan komunitas yang

dilakukan secara sistematis, terencana dan diarahkan untuk memperbesar akses

komunitas guna mencapai kondisi sosial, ekonomi dan kualitas kehidupan yang

lebih baik apabila dibandingkan dengan kegiatan pembangunan sebelumnya.

Menurut Budimanta dalam Rudito dkk (2007), ruang lingkup program-program pengembangan masyarakat (community development) dapat dibagi berdasarkan tiga kategori yang secara keseluruhan akan bergerak secara

bersama-sama yang terdiri dari :

1. Community Relation; yaitu kegiatan-kegiatan yang menyangkut pengembangan kesepahaman melalui komunikasi dan informasi

kepada para pihak yang terkait. Dalam kategori ini, program

cenderung mengarah pada bentuk-bentuk kedermawanan (charity)

perusahaan. Dari hubungan ini maka dapat dirancang pengembangan

hubungan yang lebiih mendalam dan terkait dengan bagaimana

mengetahui kebutuhan-kebutuhan dan masalah-masalah yang ada di

komunitas lokal sehingga perusahaan dapat menerapkan program

selanjutnya.

2. Community Services; merupakan pelayanan perusahaan untuk memenuhi kepentingan komunitas ataupun kepentingan umum.

Dalam kategori ini, program dilakukan dengan adanya pembangunan

secara fisik sektor kesehatan, keagamaan, pendidikan, transportasi

dan sebagainya yang berupa puskesmas, sekolah, rumah ibadah,


(52)

  26

adalah memberikan kebutuhan yang ada di komunitas dan

pemecahan tentang masalah yang ada di komunitas dilakukan oleh

komunitas sendiri dan perusahaan hanya sebagai fasilitator dari

pemecahan masalah yang ada di komunitas. Kebutuhan-kebutuhan

yang ada di komunitas dianalisis oleh para community development officer, dengan menggunakan metode yang bersifat kualitatif.

3. Community Empowering; merupakan program-program yang berkaitan dengan pemberian akses yang lebih luas kepada komunitas

untuk menunjang kemandiriannya, misalnya pembentukan koperasi.

Pada dasarnya, kategori ini melalui tahapan-tahapan kategori lain

seperti melakukan community relation pada awalnya, yang kemudian berkembang pada community services dengan segala metodologi penggalian data dan kemudian diperdalam melalui ketersediaan

pranata sosial yang sudah lahir dan muncul di komunitas melalui

program kategori ini.

2.1.3 Konsep Pemberdayaan Masyarakat

Konsep pemberdayaan juga menjadi penting dalam mengkaji

program-program pengembangan masyarakat untuk meningatkan kualitas hidup manusia.

Menurut Ife dalam Suharto 2005, pemberdayaan memiliki dua pengertian kunci yaitu kekuasaan dan kelompok lemah. Kekuasaan diartikan bukan hanya

menyangkut kekuasaan politik dalam arti sempit, melainkan kekuasaan atau


(53)

  27

a) Pilihan-pilihan personal dan kesempatan-kesempatan hidup: kemampuan

dalam membuat keputusan-keputusan mengenai gaya hidup, tempat

tinggal dan pekerjaan.

b) Pendefinisian kebutuhan: kemampuan menentukan kebutuhan selaras

dengan aspirasi dan keinginannya.

c) Ide atau gagasan: kemampuan mengekspresikan dan menyumbangkan

gagasan dalam suatu forum atau diskusi secara bebas dan tanpa tekanan.

d) Lembaga-lembaga: kemampuan menjangkau, menggunakan dan

mempengaruhi pranata-pranata masyarakat, seperti lembaga kesejahteraan

sosial, pendidikan dan kesehatan.

e) Sumber-sumber: kemampuan memobilisasi sumber-sumber formal,

informal dan kemasyarakatan.

f) Aktivitas ekonomi: kemampuan memanfaatkan dan mengelola mekanisme

produksi, distribusi dan pertukaran barang serta jasa.

g) Reproduksi: kemampuan dalam kaitannya dengan proses kelahiran,

perawatan anak, pendidikan dan sosialisasi.

Berdasarkan hal-hal tersebut, terdapat kesimpulan mengenai pemberdayaan

masyarakat yang menujuk pada kemampuan orang, khususnya kelompok rentan

dan lemah sehingga mereka memiliki kekuatan kemampuan dalam memenuhi

kebutuhan dasarnya sehingga mereka memiliki kebebasan dan dapat menjangkau

sumber-sumber produktif yang memungkinkan mereka dapat meningkatkan

pendapatannya dan memperoleh barang dan jasa yang mereka perlukan, serta agar

dapat berpartisipasi dalam proses pembangunan dan keputusan-keputusan yang


(54)

  28

pemberdayaan memegang kunci kekuasaan pada banyak hal, tidak hanya dalam

berpolitik dan berorganisasi, tapi juga menyangkut kegiatan-kegiatan dan

kebutuhan hidup manusia. Konsep ini juga terkait dengan tujuan dari

pemberdayaan. Seseorang dapat dikatakan berdaya ketika apa yang diharapkan,

dinginkan maupun dibutuhkannya tercapai.

Parson et.al (1994) dalam Suharto (2005), mengatakan bahwa pemberdayaan dapat dilakukan dengan tiga aras pemberdayaan yang terdiri dari

aras mikro, aras mezzo dan aras makro. Dalam konsep ini, pembedayaan

dijelaskan dalam konteks cakupan sasarannya yang terdiri dari individu pada aras

mikro, kelompok pada aras mezzo dan sistem lingkungan yang lebih luas pada

aras makro. Konsep ini lebih menekankan pada kesempatan dan prosesnya dalam

mencapai tujuan pemberdayaan. Proses tersebut dilakukan dengan

mengidentifikasi program sesuai dengan sasaran yang ingin dituju. Sasaran

tersebut terkait dengan konteks mikro, mezzo atau makro yang kemudian

disesuaikan dengan kebutuhan-kebutuhan program pemberdayaan yang perlu

dilakukan.

Konsep pemberdayaan lainnya yaitu konsep pemberdayaan yang

disimpulkan berdasarkan dua konsep pemberdayaan di atas. Kesimpulan dari

konsep ini dikemukakan oleh Edi Suharto (2005) bahwa pemberdayaan

merupakan sebuah proses dan tujuan. Sebagai proses pemberdayaan dikatakan

sebagai serangkaian kegiatan untuk memperkuat kekuasaan atau keberdayaan

kelompok lemah dalam masyarakat, termasuk individu-individu yang mengalami

kemiskinan. Sebagai tujuan, pemberdayaan menunjuk pada keadaan atau hasil


(55)

  29

memiliki kekuasaan atau mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam

memenuhi kebutuhan hidupnya baik fisik, ekonomi maupun sosial.

Terkait dengan berdirinya suatu perusahaan di sekitar komunitas lokal,

maka perusahaan diharapkan untuk meningkatkan peran serta komunitas dalam

kegiatan perusahaan atau untuk menghindar dari munculnya ketidaksetaraan

terhadap kondisi sosial ekonomi komunitas dengan perusahaan. Berdasarkan hal

tersebut, diperlukan suatu wadah program yang berguna untuk menciptakan

kemandirian komunitas lokal untuk menata sosial ekonomi mereka sendiri dengan

diciptakan suatu wadah yang berbasis pada komunitas yang sering disebut dengan

community development yang tujuannya untuk pemberdayaan komunitas (empowerment) (Rudito dkk, 2007).

2.1.4 CSR dalam BUMN

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merupakan salah satu pelaku

ekonomi dalam perekonomian nasional (Wibisono, 2007). Terkait dengan hal

tersebut, BUMN memiliki peran dalam menghasilkan barang dan/ atau jasa yang

diperlukan dalam rangka mewujudkan kemakmuran bagi rakyat. Selain itu,

BUMN juga memiliki peran strategis sebagai pelaksana pelayanan publik,

penyeimbang kekuatan swasta besar, serta turut membantu pengembangan usaha

kecil atau koperasi. Sebagai salah satu pelaku bisnis, BUMN dituntut untuk dapat

menghasilkan laba seperti pada perusahaan bisnis lainnya. Akan tetapi di sisi lain

BUMN juga dituntut untuk berfungsi sebagai alat pembangunan nasional dan

berperan sebagai institusi sosial (Wibisono, 2007).

Menurut Undang-Undang No. 19 tahun 2003 sebagai ketentuan


(56)

  30

milik negara yaitu perusahaan perseroan (Persero) dan perusahaan umum

(Perum). Persero merupakan bentuk BUMN yang berbentuk perseroan terbatas

yang modalnya terbagi dalam saham yang seluruhnya atau paling sedikit 51%

sahamnya dimiliki negara dan bertujuan utama untuk mencari keuntungan. Perum

merupakan BUMN yang seluruh modalnya dimiliki negara dan tidak terbagi atas

saham, yang bertujuan untuk kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan

atau jasa sekaligus mengejar keuntungan.

Terkait dengan tanggung jawab sosialnya, maka peran sosial BUMN

antara lain dituangkan melalui keputusan Menteri BUMN Nomor:

Kep-236/MBU/2003. Dalam keputusan tersebut dinyatakan bahwa dalam rangka

mendorong kegiatan dan pertumbuhan ekonomi kerakyatan serta terciptanya

pemerataan pembangunan melalui perluasan lapangan kerja, kesempatan berusaha

dan pemberdayaan masyarakat, perlu ditingkatkan partisipasi Badan Usaha Milik

Negara (BUMN) untuk memberdayakan dan mengembangkan kondisi ekonomi,

kondisi sosial masyarakat dan sekitarnya, melalui Program Kemitraan BUMN

dengan usaha kecil dan Program Bina Lingkungan. Keputusan tersebut pada

prinsipnya mengikat BUMN untuk menyelenggarakan Program Kemitraaan dan

Program Bina Lingkungan (PKBL). Program kemitraan merupakan program yang

bertujuan untuk meningkatkan usaha kecil dalam bentuk pinjaman dana yang

digunakan baik sebagai modal ataupun pembelian peralatan penunjang bagi

kegiatan produksi agar usaha kecil menjadi usaha yang mandiri. Program Bina

Lingkungan adalah program pemberdayaan kondisi sosial masyarakat untuk

tujuan yang memberikan manfaat kepada masyarakat di wilayah BUMN yang


(57)

  31

Menteri BUMN No SE-433/MBU/2003 yang berisi bahwa setiap BUMN

disyaratkan membentuk unit tersendiri yang bertugas secara khusus menangani

PKBL.

2.2 Kerangka Pemikiran

Sesuai dengan perkembangan pembangunan pada berbagai bidang, muncul

suatu konsep yang disebut sebagai Corporate Social Responsibility (CSR) dimana perusahaan memiliki kearifan lokal dengan melakukan tanggung jawab sosialnya.

Sebagai pembuktian terhadap berbagai konsep CSR, maka perusahaan

menerapkan tanggung jawab sosialnya melalui program-program pengembangan

masyarakat. Sasaran dari program tersebut adalah komunitas lokal yang bertempat

tinggal di daerah sekitar berdirinya perusahaan secara khususnya dan masyarakat

luas pada umumnya. Selain hal tersebut, dalam memahami pengaplikasian CSR

oleh suatu perusahaan tentunya diperlukan beberapa hal untuk menunjukkan

terdapatnya wujud tanggung jawab sosial perusahaan secara nyata, sesuai dengan

kebijakan yang telah resmi disepakati. Pandangan perusahaan terhadap CSR

mempengaruhi bagaimana perusahaan membuat kebijakan mengenai CSR. Cara

pandang perusahaan terhadap CSR dapat dikategorikan menjadi 3 jenis, yang

pertama yaitu sekedar basa basi atau keterpaksaan yang terdiri dari external driven, environmental driven dan reputation driven. Kategori kedua yaitu sebagai upaya untuk memenuhi kewajiban (compliance) dan yang ketiga yaitu CSR diimplementasikan karena adanya dorongan yang tulus dari dalam (internal driven).


(58)

  32

Keterangan:

: Mempengaruhi

: Dalam satu cakupan

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

Kebijakan CSR Perusahaan

Kebijakan Pemerintah (KEPMEN BUMN)

Strategi perusahaan.

Pandangan perusahaan terhadap CSR :

• External

driven,environmental driven, reputation driven.

• Compliance

• Internal driven

Fase pergeseran paradigma menurut Alyson Warhurst :

1. Fase 1 2. Fase 2 3. Fase 3

Tahap-tahap CSR: 1. Perencanaan 2. Implementasi 3. Evaluasi 4. Pelaporan

Manfaat CSR

Masyarakat


(59)

  33

Untuk mengetahui keberadaan perusahaan dalam suatu fase pada paradigma

CSR, maka terdapat tiga fase yang terkait dengan kebijakan CSR yang terdapat di

perusahaan. Fase tersebut terdiri dari Fase 1 (timbulnya kesadaran terhadap

masalah sosial post facto), fase 2 (hubungan untuk menyelesaikan masalah dampak negatif), serta fase 3 (hubungan untuk mencegah masalah di masa

datang).

Kebijakan yang tertera pada perusahaan mengenai tanggung jawab sosial

perusahaan dapat pula mencakup strategi perusahaan dalam menjalankan CSRnya,

dimana dalam pelaksanaannya setiap perusahaan tentu memiliki rencana dan

standar tertentu agar hasil yang didapatkan sesuai dengan yang diinginkan.

Kebijakan yang telah disepakati perusahaan dalam merancang strategi dapat

dilihat dari bagaimana pada tahap perencanaan sampai pada tahap pelaporan.

Selain berhubungan dengan tahap-tahap penerapan CSR, strategi dalam

pelaksanaan suatu program CSR juga akan mempengaruhi cara pandang

persahaan terhadap CSR. Bagaimana perusahaan memandang CSR dapat dilihat

dari kebijakan CSR maupun strategi penerapan CSRnya. Selanjutnya, dari hasil

yang didapatkan, maka program yang diselenggarakan oleh perusahaan juga harus

memiliki manfaat, karena dari manfaat tersebut dapat dilihat sejauh mana

perusahaan telah membangun citra positifnya. Manfaat yang dirasa diharapkan

untuk diperoleh masyarakat atau komunitas lokal sebagai penerima program.

Dengan manfaat tersebut, selain masyarakat dapat menikmati keuntungan dari

program, masyarakat dapat pula merasakan keberadaan perusahaan disekitarnya


(60)

  34

2.3 Hipotesis Pengarah

Konsep CSR yang meliputi konsep cara pandang perusahaan mengenai

CSR diduga akan mempengaruhi kebijakan perusahaan tentang CSR. Selain

berhubungan dengan cara pandang perusahaan mengenai CSR, dari pandangan

perusahaan juga diduga akan diketahui keberadaan perusahaan pada fase dalam

pergeseran paradigma CSR menurut Warhurst yang terdiri dari 3 fase yaitu fase

timbulnya kesadaran terhadap masalah sosial, fase hubungan untuk menyelesaikan

masalah dampak negatif, dan fase hubungan untuk mencegah masalah di masa

datang. Kemudian kebijakan yang ada pada perusahaan diduga akan mencakup

strategi dalam melaksanakan tanggung jawab sosial. Satategi perusahaan dalam

menerapkan CSR akan memengaruhi bagaimana cara pandang perusahaan

terhadap CSR. Kebijakan perusahaan terhadap strategi penerapan CSR juga akan

berhubungan dengan tahap-tahap CSR yaitu tahap perencanaan, implementasi,

evaluasi dan pelaporan. Setiap tahap tersebut akan menjadi suatu analisis melalui

penyesuaian dengan kebijakan real (konkret) yang terdapat di perusahaan mengenai strategi penerapan CSR (pada salah satu programnya), dalam arti

bagaimana strategi penerapan CSR oleh perusahaan dalam masing-masing tahap

penerapan CSR tersebut. Dari strategi perusahaan, kemudian akan dilanjutkan

dengan penerapan CSR yang dilakukan perusahaan. Pelaksanaan CSR selanjutnya

akan menghasilkan manfaat baik bagi perusahaan maupun masyarakat atau

komunitas lokal.

   


(61)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dalam upaya

menggambarkan fenomena tanggung jawab sosial perusahaan sebagai upaya

pengembangan masyarakat melalui metode studi kasus pada PT Aneka Tambang

(Antam) Tbk. Pendekatan kualitatif digunakan untuk mengembangkan

pemahaman yang mendalam dan rinci tentang tahap-tahap penerapan tanggung

jawab sosial perusahaan yang terdapat di Antam, strategi yang digunakan

perusahaan dalam penerapan tanggung jawab sosialnya, dan manfaatnya bagi

perusahaan dan masyarakat.

Strategi penelitian yang dipilih adalah studi kasus. Studi kasus merupakan

salah satu strategi dalam penelitian yang berarti memilih suatu kejadian atau

gejala khusus untuk diteliti dengan menerapkan berbagai metode (Stake dalam

Sitorus 1998). Studi kasus yang dipilih berupa studi kasus instrinsik, yaitu studi

kasus yang dilakukan karena peneliti ingin mengkaji atas suatu kasus khusus

untuk memperoleh wawasan atas suatu isu atau sebagai pendukung untuk

membantu peneliti dalam memahami konsep tanggung jawab sosial PT Antam

Tbk. Studi kasus intrinsik ini dipilih oleh peneliti karena katertarikan peneliti

terhadap CSR.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di PT ANTAM Jl. Letjen TB Simatupang No. 1


(62)

  36

secara sengaja (purposive). Sebelum menentukan lokasi penelitian, peneliti telah melakukan observasi melalui penelusuran kepustakaan surat kabar, buku, hasil

penelitian dari beberapa peneliti, internet, serta beberapa narasumber yang

memberikan informasi mengenai perusahaan yang telah melakukan tanggung

jawab sosialnya. Setelah dilakukan penelusuran melalui kepustaaan, akhirnya

peneliti memilih Antam sebagai lokasi penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada

bulan April sampai bulan Mei 2008. Penelitian yang dimaksud mencakup waktu

semenjak peneliti intensif di lapangan hingga pengolahan dan analisis data.

3.3 Pemilihan Subyek Penelitian

Subyek tineliti terdiri dari informan dan responden. Informan merupakan

pihak yang memberikan keterangan tentang pihak lain dan lingkungannya,

sedangkan responden merupakan pihak yang memberi keterangan tentang diri dan

kegiatan yang dilaksanakan. Dalam hal ini, informan adalah pihak perusahaan

(Antam) selaku pemberi informasi mengenai tanggung jawab sosial perusahaan

sebagai upaya pengembangan masyarakat dan responden adalah masyarakat

(pihak luar) dan pihak Antam yang terkait dengan program tanggung jawab sosial

yang dilakukan Antam. Pemilihan subyek tineliti (responden) dipilih secara

purposif (sengaja), sedangkan pemilihan informan dilakukan dengan teknik “bola

salju” (snow ball sampling). Penentuan responden dan informan akan dilakukan di lapangan. Pada penentuan informan dilakukan dengan mencari informan kunci

atau orang yang dianggap paham mengenai program CSR perusahaan.

Pihak yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah salah satu staf

Public Relations (PR) PT Antam Tbk. Penentuan informan ini merupakan hasil rekomendasi dari seorang staf CSR Group PT Antam Tbk. Informan tersebut


(63)

  37

ditentukan agar peneliti dapat memperoleh gambaran mengenai profil perusahaan.

Informan dalam penelitian ini juga terdiri dari seorang warga yang tinggal di

sekitar kantor Antam. Penentuan informan ini merupakan hasil rekomendasi dari

seorang staf CSR Group Antam. Informan ini adalah pihak yang pernah terlibat

dalam program CSR yang dilakukan di sekitar wilayah Tanjung Barat. Tujuan

penetuan informan untuk mendapat gambaran mengenai tanggapan masyarakat

terhadap program CSR yang dilakukan oleh Antam.

Pihak yang menjadi responden adalah dua orang staf CSR Group PT

Antam Tbk dan tiga orang mitra binaan Antam yang mengikuti salah satu acara

pameran seni kerajinan tangan yang diikuti Antam di Jakarta. Penentuan

responden ini dilakukan agar peneliti dapat memperoleh gambaran mengenai

pandangan perusahaan terhadap CSR, strategi yang dijalankan perusahaan pada

Program Kemitraan, serta manfaat yang dapat diperoleh baik bagi perusahaan

maupun bagi penerima program.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Peneliti menggunakan beberapa metode pengumpulan data untuk

memperoleh pemahaman tentang penerapan program tanggung jawab sosial

Antam. Metode pengumpulan data yang digunakan digambarkan dengan metode

triangulasi. Metode triangulasi dalam penelitian ini terdiri dari metode

pengumpulan data kualitatif berupa wawancara mendalam, pengamatan

berperanserta dan penelusuran dokumen.

Metode pengumpulan data digunakan untuk memperoleh data primer dan

data sekunder yang berguna dalam menjawab pertanyaan penelitian. Data primer


(1)

Program Kemitraan yang diselenggarakan oleh PT Antam Tbk ini menghasilkan manfaat bagi usaha ini. Hal tersebut dibuktikan dengan penuturan dari pemilik batik ini berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada saat pelaksanaan acara pameran produk mitra binaan di Jakarta. Penuturan tersebut yaitu sebgai berikut:

”Terus terang saya tidak merasa rugi sama sekali dengan ikut program kemitraan Antam, malah malah untung sekali. Misalnya dalam acara ini, saya disediakan stand untuk berjualan. Kemudian ada dana transportasi yang diberikan Antam untuk mengangkut barang-barang saya dari rumah sampai ke JCC ini”.

Hasil wawancara tersebut menunjukkan bahwa Program Kemitraan memiliki manfaat bagi mitra binaan pada usaha ini. Manfaat tersebut dapat terlihat pada acara pameran produk mitra binaan di Jakarta. PT Antam Tbk memberikan kemudahan bagi mitra binaan untuk melakukan penjualan produk-produk mitra binaan tanpa adanya pungutan biaya. Manfaat lain yang diperoleh mitra binaan ini pada acara pameran tersebut yaitu mitra binaan dapat mengetahui pasar. Mitra binaan dapat mengetahui harga yang sesuai untuk dipasarkan dengan melihat pengunjung yang datang. Mitra binaan PT Antam Tbk juga mendapatkan tambahan pengetahuan dengan mengikuti pelatihan pembukuan keuangan yang diperuntukan bagi mitra binaan PT Antam Tbk. Pelatihan tersebut dilaksanakan pada akhir tahun 2007 selama satu hari di Jakarta.

Kasus III

Mitra Binaan ”Denia Ponti”

Denia Ponti adalah nama usaha dari salah satu mitra binaan PT Antam Tbk. Usaha ini dimulai sekitar tahun 2007 dan menjadi mitra binaan PT Antam Tbk sejak awal tahun 2008. Usaha ini menghasilkan produk untuk wanita seperti


(2)

118

tas dan sepatu. Usaha ini memiliki toko yang berada di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta. Setelah mengajukan proposal kepada PT Antam Tbk dan menjalankan tahap-tahap penyeleksian Program Kemitraan, maka usaha ini terpilih menjadi mitra binaan PT Antam Tbk. Hasil wawancara didapatkan melalui wawancara dengan salah satu pegawai dari usaha ini pada saat berlangsungnya acara pameran produk mitra binaan di Jakarta. Salah satu pegawai dari dua orang pegawai usaha ini mengatakan bahwa dengan mengikuti acara ini mereka bisa mendapatkan untung dari hasil penjualan produk-produknya. Pegawai tersebut mengatakan bahwa paling tidak usaha ini dapat membalikan modal mereka.


(3)

Lampiran 6

Dokumentasi Penelitian

1.

Usaha Batik milik Bapak Sukarwan

2.

Usaha Sepatu dan Tas (Denia Ponti)


(4)

120

3.

Usaha Batik Sangadji


(5)

12

1

Lampiran 7


(6)

122

Lampiran 8

Peta Jakarta Selatan (Daerah Kantor Pusat PT Antam Tbk)

Kantor Pusat PT Antam Tbk: Jl. Letjen TB Simatupang No.1 Tanjung Barat, Jakarta.


Dokumen yang terkait

Tinjauan Hukum Terhadap Pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility) Oleh Bank Bumn(Studi Pada Pt.Bank Xxx Medan)

8 121 130

Analisis Hukum Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility) Terhadap Masyarakat Di Lingkungan Perusahaan (Studi Pada PT. Inalum Asahan)

20 335 133

Pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial Dan Lingkungan Perusahaan (Corporate Social Responsibility) Oleh PT. Lafarge Cement Indonesia Terhadap Masyarakat Lhoknga Provinsi Aceh

10 126 163

Tinjauan Yuridis Mengenai Prinsip Tanggung Jawab Sosial Korporasi (Corporate Social Responsibility) Di Indonesia Sehubungan Dengan Fiduciary Responsibilities Perusahaan Terhadap Para Pemegang Saham

3 44 131

Peran Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Pertambangan Emas Agincourt Resources Dalam Upaya Pemberdayaan Masyarakat Batangtoru Tapanuli Selatan

10 110 149

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Dalam Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat

0 37 2

BAB I PENDAHULUAN - Tinjauan Hukum Terhadap Pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility) Oleh Bank Bumn(Studi Pada Pt.Bank Xxx Medan)

0 0 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Tanggung Jawab Sosial (Corporate Social Responsibility) - Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pertanggungjawaban Sosial Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 25

2.2 Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 2.2.1 Pengertian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan - Optimalisasi Peran Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Dalam Pelaksanaan Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil Di Kabupaten Toba Samosir

1 0 53

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility) - Analisis Tentang Tanggung Jawab Pembuangan Sampah Pada Usaha Kecil Di Pasar Tradisional (Studi Kasus Pasar Sei Sikambing Medan)

0 0 20