mitra binaan Antam. Setelah program kemitraan selesai, evaluasi dilakukan kembali. Evaluasi ini merupakan evaluasi dari segi keuangan
dan dana pinjaman, yaitu mengenai ketepatan waktu pengembalian dana pinjaman. Selain itu, mitra binaan Antam juga menyerahkan pembukuan
hasil penjualannya kepada Antam untuk mengetahui kemajuan usaha mitra binaan.
4. Tahap Pelaporan. Setelah program kemitraan dilaksanakan, dilakukan
rapat staf pelaksana program kemitraan PT Antam Tbk dimana dalam rapat tersebut dibahas mengenai pelaksanaan program yang telah berjalan
dan bagaimana proses pengembalian dana pinjaman dilakukan. Selanjutnya, staf tersebut membuat suatu laporan yang kemudian
diserahkan kepada manajer CSR Group PT Antam Tbk.
6.3 Manfaat Penerapan CSR sebagai Upaya Pengembangan Masyarakat Bagi
Perusahaan
Laporan tahunan PT Antam Tbk tahun 2006 menyebutkan bahwa faktor kunci keberhasilan penerapan tanggung jawab sosial perusahaan di Antam
merupakan komitmen penuh, dalam arti bahwa menerapkan CSR bagi Antam berarti memberikan komitmen penuh Antam. Komitmen Antam mengenai
tanggung jawab sosialnya adalah komitmen untuk berbagi. Sebagai hasil dari kinerja CSR Antam maka pada tahun 2006 Antam memperoleh beberapa
penghargaan yang di antaranya berasal dari Bussiness Review Awards. Dalam pengahargaan tersebut, PT Antam Tbk memperoleh sekretaris perusahaan terbaik,
Program Kemitraan, UMKM dan Bina Lingkungan Terbaik, Kinerja Keuangan Terbaik II, Kinerja Saham Terbaik II, Dewan Komisaris Terbaik II, serta
Korporasi Terbaik III. Diantara sejumlah penghargaan yang diperoleh PT Antam Tbk tersebut, salah satunya adalah Program Kemitraan, UMKM dan Bina
Lingkungan yang merupakan hasil dari penerapan CSR PT Antam Tbk. Penghargaan tersebut berada pada tingkat nasional yang diperuntukan bagi CSR
PT Antam di Pomalaa dan CSR PT Antam di kantor pusat. Rekomendasi calon peraih penghargaan sebelumnya dilakukan dengan meminta persetujuan dari
perusahaan yang bersangkutan. Selain pembuktian terhadap komitmen penuh Antam dalam melakukan
CSR dengan diperolehnya penghargaan, Antam hingga saat ini mampu untuk mempublikasikan keberadaannya sehingga hubungan yang baik dengan
stakeholder dalam hal ini adalah masyarakat dapat terwujud. Dengan surplus devisa yang diperoleh Antam pada tahun 2006 yang terutama berasal dari hasil
tambang nikel, Antam memberikan modal yang lebih besar dibanding tahun-tahun sebelumnya dalam upaya menjalankan kegiatan bersama masyarakat. Hal ini
diperkuat dengan penuturan dari salah seorang staf PR PT Antam Tbk:
” Sebelum tahun 2000, di kantor pusat memang belum dilakukan banyak kegiatan dengan masyarakat. Hal tersebut dikarenakan devisa yang
diperoleh Antam yang masih terbilang kecil.................... Antam mulai banyak melakukan kegiatan yang dikarenakan Antam mengalami surplus
pendapatan...................... Sejak Antam melakukan program sosial, maka masyarakat sekitar mulai aware dengan keberadaan Antam”
Penghargaan dan kesadaran akan keberadaan Antam mulai meningkat juga diperkuat dengan adanya social license yang diperoleh Antam. Dengan lancarnya
segala aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan menunjukkan bukti bahwa masyarakat mampu memberikan kepercayaannya kepada Antam untuk tetap
menjalankan usahanya. Hal tersebut ditunjukkan dengan tidak pernah terjadinya konflik antara masyarakat sekitar dengan kantor pusat PT Antam Tbk.
Tujuan utama Antam melakukan kegiatan CSR yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat sebagai penerima program. Akan tetapi, selain hal
tersebut Antam juga berorientasi kepada social license sebagai tujuan dari penerapan CSR. Pernyataan ini diperkuat dengan penuturan dari salah seorang staf
Program Kemitraan CSR Antam yang diugkapkan sebagai berikut:
”Dengan adanya kegiatan CSR diharapkan masyarakat akan mendukung perusahaan dalam aktivitas-aktivitas perusahaan. Selain itu, perusahan
mendapatkan social license dari masyarakat sehingga perusahaan tenang dalam menjalankan kegiatannya”
Manfaat lain yang juga diperoleh perusahaan adalah memperbaiki hubungan atau menjaga hubungan baik dengan regulator. Dalam hal ini
regulator merupakan pihak pemberi aturan terkait dengan pelaksanaan CSR perusahaan, yaitu pemerintah. Sesuai dengan regulasinya yang
tertuang dalam Keputusan Menteri BUMN No.236MBU2003 mengenai pelaksanaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan, maka hubungan
baik antara pihak perusahaan dengan pemerintah telah terbentuk karena secara tidak langsung pihak perusahaan telah membantu pemerintah untuk
menjalankan salah satu upaya pengembangan masyarakat.
6.4 Manfaat Penerapan CSR sebagai Upaya Pengembangan Perekonomian