Metode Variable Costing Metode Perusahaan Definisi Operasional

oduksi Total produksi Pokok a H unit oduksi Pokok a H Pr arg Pr arg = oduksi Total produksi Pokok a H unit oduksi Pokok a H Pr arg Pr arg = tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik, baik yang bersifat variabel maupun tetap. Harga pokok produksi menurut metode Full Costing terdiri dari: Biaya bahan baku Rp. XXX Biaya tenaga kerja Rp. XXX Biaya overhead pabrik tetap Rp. XXX Biaya overhead pabrik variabel Rp. XXX Harga pokok produksi Rp. XXX

b. Metode Variable Costing

Metode variable costing yaitu metode penetapan harga pokok produksi yang hanya membebankan biaya produksi yang berperilaku variabel saja kepada produk. Biaya penuh merupakan total biaya variabel biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya overhead pabrik variabel, biaya administrasi dan umum variabel, biaya pemasaran variabel ditambah dengan total biaya tetap biaya overhead pabrik tetap, biaya administrasi dan umum tetap, biaya pemasaran tetap. Biaya overhead pabrik yang diperhitungkan ke dalam harga pokok produksi yaitu biaya overhead pabrik variabel yang sesungguhnya terjadi. Harga pokok produksi menurut metode variable costing terdiri dari: Biaya bahan baku Rp. XXX Biaya tenaga kerja Rp. XXX Biaya overhead pabrik variabel Rp. XXX Harga pokok produksi Rp. XXX

c. Metode Perusahaan

Metode ini disesuaikan dengan kondisi yang dijalankan perusahaan. Harga pokok produksi di tetapkan berdasarkan biaya aktual yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk biaya produksi produk.

4.3.2 Analisis Perbandingan Penghematan antar Metode

Berdasarkan hasil analisis harga pokok produksi untuk setiap metode yang digunakan, akan dibandingkan besarnya harga pokok produksi yang timbul. Selain melakukan perbandingan antar metode juga dilakukan perbandingan antar metode-metode tersebut dengan metode penetapan harga pokok produksi yang selama ini dilakukan perusahaan. Dari hasil analisis perbandingan dan perhitungan penghematan tersebut dapat dilakukan pemilihan alternatif metode penetapan harga pokok produksi yang tepat bagi perusahaan. Metode yang menghasilkan harga pokok produksi per unit terendah dengan biaya produksi yang paling minimum akan direkomendasikan untuk digunakan perusahaan sebagai alat metode penetapan harga pokok produksinya.

4.4 Definisi Operasional

1. Bahan baku yang dimaksud adalah bahan kimia makro NH 4 NH 3 , KNO, CaCl 2 .2H 2 O, MgSO 4 .7H 2 O, KH 2 PO 4 , MIO dan mikro Na 2 MoO 4 .2H 2 O, H 3 BO 3 , COCl 2 .6H 2 O, ZnSO 4 .7H 2 O, CuSO 4 .7H 2 O, MnSO 4 .7H 2 O, Inositol, KI, Nicotinic Acid, Pyridoksin, Thiamine, Glycine, FeSO 4 .7H 2 O, Na 2 EDTA, agar-agar, gula, air suling aquades, dan ZPT IAA yang merupakan bahan untuk pembuatan media kultur jaringan. Media yang digunakan adalah media Murashige dan Skoog dengan konsentrasi setengah 12 MS. 2. Biaya bahan penolong seperti arang sekam, karet, plastik, pupuk, pestisida, dan rootone dimasukkan ke dalam biaya bahan baku, sesuai dengan sistem produksi perusahaan yang berproduksi dengan metode proses. 3. Tenaga kerja merupakan usaha fisik atau mental yang dikeluarkan karyawan untuk mengolah produk. Biaya tenaga kerja adalah harga yang dibebankan untuk penggunaan tenaga kerja manusia tersebut. Yang termasuk biaya tenaga kerja yaitu gaji karyawan bagian laboratorium, kebungreen house GH, administrasi dan umum, upah tenaga kerja harian, upah lembur dan uang makan karyawan. 4. Biaya overhead pabrik BOP sesungguhnya terdiri atas biaya yang dikeluarkan untuk pengadaan bahan baku. Yang termasuk BOP yaitu biaya penyusutan, biaya listrik, biaya pemeliharaan dan perbaikan peralatan laboratorium, serta biaya bahan bakar gas. 5. Total produksi dibedakan menjadi tiga, yaitu kapasitas aktual, kapasitas normal, dan kapasitas maksimum. Kapasitas aktual didasarkan pada total produksi sesungguhnya dalam periode berjalan, kapasitas normal didasarkan pada total produksi perusahaan sebesar 120.000 bibit per bulan, sedangkan kapasitas maksimum didasarkan pada total produksi perusahaan sebesar 200.000 bibit per bulan.

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

5.1 Sejarah Singkat

Sejarah PT. Inggu Laut Abadi diawali dengan pembelian lahan seluas 3.600 m 2 di daerah Simpang Galudra, Cipanas-Cianjur. Sebelumnya di lahan tersebut sudah terdapat kebun bunga krisan yang sudah dikelola oleh pemilik kebun selama tujuh tahun, tetapi karena usahanya mengalami kebangkrutan akibat penerapan sistem manajemen yang kurang tepat, maka kebun tersebut akhirnya dijual. Setelah kebun tersebut dibeli oleh PT. Inggu Laut Abadi, pihak perusahaan mencoba untuk mengelola kembali kebun bunga krisan tersebut. Nama “Inggu Laut” berasal dari bahasa Jawa untuk tanaman Lantana camara . Nama tersebut digunakan karena bunga Inggu Laut selalu mekar sepanjang tahun. Kemudian dibelakang “Inggu Laut” ditambahkan “Abadi” dengan harapan agar perusahaan ini tetap tumbuh dan terus berkembang. Pendiri PT. Inggu Laut Abadi adalah keluarga besar Bambang Haryanto, dengan tujuan bahwa dengan mengembangkan agribisnis florikultura maka diharapkan dapat ikut serta membantu pemulihan perekonomian Indonesia untuk mencapai kehidupan yang sejahtera. Perusahaan ini berdiri pada tanggal 10 Mei 2002 dan mulai beroperasi pada tanggal 1 Juni 2002. Produk utama yang dihasilkan oleh PT. Inggu Laut Abadi adalah bibit krisan karena bibit krisan memiliki jumlah permintaan yang tinggi di Indonesia. Bentuk badan hukum PT. Inggu Laut Abadi adalah Perseroan Terbatas dengan surat izin usaha perdagangan SIUP 030509-02PBV2002 dan disahkan pada tanggal 24 Mei 2002. PT. Inggu Laut Abadi merupakan perusahaan keluarga yang didirikan berdasarkan Akta Notaris Ny. Hartati Marsono, SH. No. 3 tanggal