Peluang Agribisnis Krisan TINJAUAN PUSTAKA

Umur Panen krisan ditentukan ketika bunga telah setengah mekar atau 3-4 hari sebelum mekar penuh. Tipe spray 75-80 persen dari seluruh tanaman. Umur tanaman siap panen yaitu setelah 3-4 bulan setelah tanam. Pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi hari, saat suhu udara tidak terlalu tinggi dan saat bunga krisan berturgor optimum. Teknik pemanenan dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu dipotong tangkainya dan dicabut seluruh tanaman. Tata cara panen bunga krisan dimulai dengan penentuan tanaman siap panen, kemudian potong tangkai bunga dengan gunting steril sepanjang 60-80 cm dengan menyisakan tunggul batang setinggi 10-20 cm dari permukaan tanah.

2.2 Peluang Agribisnis Krisan

Krisan merupakan salah satu jenis bunga potong penting di dunia. Pada perdagangan tanaman hias dunia, bunga krisan merupakan salah satu bunga yang banyak diminati oleh beberapa negara Asia seperti Jepang, Singapore, Malaysia dan Hongkong BALITHI, 2004. Prospek budidaya krisan sebagai bunga potong sangat cerah, karena pasar potensial yang dapat berdaya serap tinggi sudah ada. Diantara pasar potensial tersebut adalah Jerman, Inggris, Swiss, Italia, Austria, Amerika Serikat, Swedia dan sebagainya. Saat ini krisan termasuk bunga yang paling populer di Indonesia karena memiliki keunggulan, yaitu bunganya kaya warna dan tahan lama. Bunga krisan terdiri atas sedikitnya 55 varietas, antara lain Pink Paso Dobel, Reagan, Salmon Impala, Klondike, Gold van Langen, Ellen van Langen, Yellow Puma dan Peach Fiji. Warnanya pun cukup beragam, yaitu merah tua, kuning, hijau, putih, campuran merah putih dan lainnya. Bunga elok itu kesegarannya dapat bertahan tidak layu di vas bunga hingga dua minggu sesudah dipetik. Dari beberapa jenis krisan tersebut, krisan berwarna kuning dan hijau yang paling banyak dicari. Persentasenya mencapai 90 persen, sementara sisanya memilih warna-warna lain Hantoko, 2007 Krisan menempati urutan kedua setelah bunga mawar. Dari waktu ke waktu permintaan terhadap bunga krisan baik dalam bentuk bunga potong maupun dalam pot mengalami kenaikan. Sebagai gambaran proyeksi kebutuhan bunga potong krisan di Jawa Timur pada tahun 2007 baru terpenuhi 40 persen oleh pebisnis lokal dan sisanya masih mengais pasokan dari luar daerah. Kota- kota di Jawa Timur yang permintaan cukup tinggi adalah Surabaya dan Malang. Harga jual yang cukup stabil, yaitu Rp. 1000 per tangkai juga merupakan peluang bisnis yang menjanjikan Hantoko, 2007. Saat ini banyak perusahaan yang telah mengusahakan krisan. Namun meskipun telah banyak dibudidayakan di Indonesia, tanaman krisan masih belum dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri terlebih lagi untuk kebutuhan ekspor. Bunga potong krisan mempunyai peluang pasar yang sangat luas. Pasar potensial yang dapat diharapkan adalah pasar-pasar yang ada di kota-kota besar, seperti Jakarta, Bandung, Malang dan Denpasar. Permintaan untuk kebutuhan bahan dekorasi restaurant, kantor, hotel maupun rumah tempat tinggal. Perilaku masyarakat di kota besar dalam menyambut hari-hari spesial maupun hari-hari besar Natal, Tahun Baru dan Lebaran membuat permintaan terhadap bunga krisan dan bunga potong lainnya semakin bertambah. Selain dalam negeri, pasar luar negeri mempunyai potensi yang besar. Pada tahun 1993 Indonesia mengekspor bunga potong krisan sebanyak 198,3 ton senilai US 243,7 ribu ke negara Hongkong, Jepang, Malaysia dan Singapura BALITHI, 2004. Hal ini menunjukkan bahwa usaha bunga krisan dan bunga potong lainnya semakin mengalami peningkatan sejalan dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk, meningkatnya taraf hidup masyarakat sebagai akibat dari pertumbuhan ekonomi dan semakin tingginya budaya masyarakat. Merujuk pada data-data tersebut diatas dapat dikatakan bahwa usaha pengembangan bunga potong krisan memiliki prospek yang cerah.

2.3 Penelitian Terdahulu