168 hlm 21. Agar maknanya lebih tepat, peneliti memperbaikinya menjadi “Jika
buku yang Kamu resensi tidak mempunyai benang merah sama sekali dengan buku sebelumnya dari penulis, Kamu dapat….”
4.2 Pembahasan
Setelah dilakukan hasil perbaikan terhadap prototipe buku pengayaan menulis resensi buku, peneliti melakukan evaluasi terhadap keseluruhan aspek
buku. Dari hasil evaluasi mandiri tersebut peneliti menemukan keunggulan dan kelemahan pada buku yang telah dibuat. Adapun penjelasan mengenai kedua hal
tersebut akan dipaparkan sebagai berikut.
4.2.1 Keunggulan Prototipe Buku Pengayaan Menulis Resensi Buku dengan
Pendekatan Kontekstual bagi Siswa SMA
Prototipe Buku pengayaan menulis resensi buku memiliki keunggulan dibanding dengan buku-buku meresensi sejenis yang sudah ada. Keunggulan
tersebut terletak pada konten materi, latihan dan tugas, cara penyampaian materi, dan penyajian materi.
Keunggulan pertama buku pengayaan meresensi buku terletak pada pemakaian bahasa. Peneliti menggunakan bahasa yang komunikatif dengan gaya
santailonggar agar pembaca dapat memahami materi buku dengan mudah. Peneliti menggunakan beberapa kata yang tidak baku. Untuk itu, peneliti
menulisnya bercetak miring agar tetap sesuai dengan kaidah penulisan kata dan kalimat yang baik dan benar.
169 Peneliti menjelaskan teori-teori yang berkaitan dengan resensi dengan
kalimat sederhana diselingi kalimat motivasi. Penulis memadukan kedua hal tersebut dengan gaya bercerita. Hal ini bertujuan agar pembaca tidak jenuh
dengan materi buku. Keunggulan kedua buku pengayaan meresensi buku dengan pendekatan
kontekstual terdapat pada latihan dan tugas yang disertakan dalam buku. Semua latihan dan tugas yang dibuat oleh peneliti tidak bersifat teoretis. Tidak ada
pertanyaan seputar teori yang terdapat pada buku tersebut. Peneliti hanya membuat latihan dan tugas yang berbasis produk. Peneliti mengarahkan pada
pembaca untuk langsung berlatih membuat resensi pada tiap latihannya. Selain itu, peneliti membuat berbagai tugas kolaboratif untuk pembaca. Peneliti
mengarahkan siswa SMA untuk belajar dengan teman sebaya dalam hal mengoreksi, berdiskusi, memberi komentar, dan membuat karya. Hal ini tidak
ditemui di sebagian besar buku-buku pengayaan yang telah berbedar di pasaran. Keunggulan ketiga buku pengayaan meresensi buku dengan pendekatan
kontekstual terletak pada berbagai komponen kontekstual yang ada di dalamnya. Peneliti menyajikan berbagai contoh dan pemodelan dalam buku. Selain itu,
peneliti juga menyertakan kesimpulan dan refleksi pada akhir tiap bab. Kedua komponen tersebut disampaikan dengan cara berbeda, yaitu menggunakan sudut
pandang orang pertama “akuan”. Dengan model penyajian tersebut, peneliti berharap pembaca semakin terlibat pada aktivitas belajar yang ada dalam buku.
Peneliti juga berharap penyampaian dengan sudut pandang tersebut mampu membuat pembaca memiliki keterikatan secara emosional pada buku.
170
4.2.2 Kelemahan Prototipe Buku Pengayaan Menulis Resensi Buku dengan