49
2.2.4 Kaidah Penulisan Buku Pengayaan
Teori yang dipaparkan pada bagian ini meliputi hakikat buku nonteks pelajaran, kedudukan dan fungsi buku pengayaan, serta kaidah dan prinsip-prinsip
penulisan buku pengayaan. Berikut ini adalah pemaparan beberapa teori tersebut.
2.2.4.1 Hakikat Buku Pengayaan
Pada hakikatnya buku yang digunakan untuk menunjang pendidikan atau pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi empat jenis, yaitu buku teks
pelajaran, buku pengayaan, buku referensi, dan buku panduan pendidik. Kemudian, untuk memudahkan klasifikasi pada buku-buku pendidikan tersebut,
dilakukan dua pengelompokan buku pendidikan yang ditentukan berdasarkan ruang lingkup kewenangan dalam pengendalian kualitasnya, yaitu 1 buku teks
pelajaran, dan 2 buku nonteks pelajaran Pusat Perbukuan 2008:1. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan, dinyatakan bahwa kewenangan untuk melakukan standariasi buku teks pelajaran adalah Badan Standar Nasional Pendidikan BSNP.
Sementara itu, kewenangan untuk melakukan standarisasi buku-buku pendidikan, selain buku teks pelajaran adalah Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional. Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 tahun 2006 tentang struktur organisasi pusat-pusat di lingkungan Departemen
Pendidikan Nasional yang menyatakan bahwa fungsi Pusat Perbukuan adalah melakukan pengembangan naskah, pengendalian mutu buku, dan melakukan
50 fasilitas perbukuan, khususnya bagi lembaga pendidikan dasar dan menengah
Pusat Perbukuan 2008:1-2. Penjelasan mengenai buku pendidikan juga dikemukakan oleh Suroso
2007:112. Menurutnya, buku pendidikan ditujukan kepada pelajar dan mahasiswa mulai dari TK sampai S3. Buku ini digunakan untuk proses belajar
mengajar baik formal maupun informal. Penulisnya adalah pakar di bidangnya, menggunakan banyak istilah, latihan, dan daftar pustaka yang memadai.
Lebih lanjut Suroso 2007:112 mengemukakan bahwa buku pelajaran dibagi menjadi 1 buku pelajaran pokok yang digunakan dalam kegiatan
mengajar yang memuat bahan pelajaran seperti yang tercantum dalam kurikulum yang berlaku, 2 buku pelajaran pelengkap yang berisi pengayaan dan sebagian
pokok bahasan pada mata pelajaran tertentu, 3 buku bacaan yang digunakan untuk memperkaya pengetahuan dan memperluas wawasan peserta didik, dan 4
buku sumber yang digunakan sebagai sumber rujukan untuk memperoleh informasi
yang diperlukan
dalam memperluas
dan memperkaya
ilmu pengetahuan.
Pendapat Suroso pada hakikatnya mempunyai persamaan dengan Pusat Perbukuan. Jenis buku pendidikan pertama yang dikemukakan oleh Soroso adalah
buku pokok. Buku inilah yang disebut sebagai buku teks pelajaran menurut Pusat Perbukuan. Adapun jenis buku lainnya, seperti buku pelengkap, buku bacaan, dan
buku sumber tergolong ke dalam buku nonteks pelajaran. Buku nonteks pelajaran merupakan buku-buku yang tidak digunakan
secara Langsung sebagai buku untuk memelajari salah satu bidang studi pada
51 lembaga pendidikan Pusat Perbukuan 2008:3. Dari pendapat tersebut dapat
diketahui bahwa buku teks pelajaran berbeda dengan buku nonteks pelajaran. Perbedaan tersebut terdapat pada prinsip pengembangan maupun struktur
penyajiannya. Adapun penelitian ini akan dibahas lebih lanjut tentang buku nonteks pelajaran, khususnya buku pengayaan.
Jika diklasifikasikan berdasarkan fungsinya, buku nonteks pelajaran terdiri atas tiga jenis buku, yaitu 1 buku pengayaan, 2 buku referensi, dan 3 buku
panduan pendidik Pusat Perbukuan 2008:8. Penelitian ini mengkhususkan
pembahasan pada buku pengayaan. Buku pengayaan merupakan buku yang memuat materi yang dapat
memperkaya dan meningkatkan penguasaan ipteks dan keterampilan; membentuk kepribadian peserta didik, pendidik, pengelola pendidikan, dan masyarakat
pembaca lainnya. Buku pengayaan dibagi lagi menjadi tiga jenis, yaitu 1 buku pengayaan pengetahuan, 2 buku pengayaan keterampilan, 3 dan buku
pengayaan kerpibadian. Buku-buku tersebut mempunyai sifat yang khas, berbeda dari buku teks pelajaran Pusat Perbukuan 2008:8.
Buku pengayaan pengetahuan adalah buku yang memuat materi yang dapat memperkaya aspek kognitif pembaca. Konsep dasar pengetahuan yang
dikembangkan pada buku pengayaan ini harus dapat dipertanggungjawabkan. Sementara itu, buku pengayaan keterampilan adalah buku yang memuat materi
yang dapat memerkaya dan menignaktakn kemampuan dasar para pembaca dalam rangka meningkatkan akvititas yang praktis dan mandiri. Adapun buku pengayaan
52 kepribadian adalah buku yang memuat materi pengembangan kepribadian atau
pengalaman batin pembaca Pusa Perbukuan 2008:8-15. Berdasarkan perbedaan definisi ketiga jenis buku pengayaan tersebut,
buku yang dikembangkan oleh peneliti diklasifikasikan ke dalam buku pengayaan keterampilan.
Dasar dari klasifikasi tersebut adalah
karena buku yang
dikembangkan dalam penelitian ini berfungsi untuk mengembangan atau memperkaya keterampilan pembaca dalam meresensi buku agar menjadi
keterampilan praktis.
2.2.4.2 Kedudukan dan Fungsi Buku Pengayaan