8 demikian, siswa membutuhkan sebuah buku yang disampaikan dengan bahasa
yang sederhana dan wacana dengan tingkat keterbacaan yang sesuai. Ketiga, buku yang berisi materi resensi buku pada umumnya tidak disertai
dengan panduan pembuatan secara baik. Jenis-jenis buku tersebut hanya menyajikan teori dan contoh. Hal ini membuat siswa tidak dapat menguasai
keterampilan menulis resensi buku secara praktis. Keempat, buku pengayaan keterampilan menulis resensi buku yang telah
ada tidak disajikan berdasarkan urutan keterampilan. Hal ini menyebabkan siswa tidak dapat memahami alur buku secara baik. Kurangnya pemahaman siswa
tentang alur buku tersebut mengakibatkan siswa tidak dapat memahami secara baik langkah-langkah atau prosedur pembelajaran menulis resensi secara baik.
Identifikasi masalah tersebut merupakan sebagian kecil permasalahan dibutuhkannya buku pengayaan menulis resensi buku. Di samping permasalah
tersebut, masih ditemui masalah-masalah lain yang terkait dengan ketersediaan buku pengayaan keterampilan. Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti
bermaksud membuat buku pengayaan menulis resensi buku dengan pendekatan kontekstual bagi siswa SMA.
1.3 Pembatasan Masalah
Berdasarkan masalah-masalah yang telah diidentifikasi di atas, peneliti membatasi permasalahan pada pengembangan buku pengayaan menulis resensi
buku dengan pendekatan kontekstual bagi siswa SMA yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan guru. Buku ini diharapkan dapat menjadi buku pendamping
9 pembelajaran yang pada akhirnya berperan sebagai sumber belajar pendamping
dalam pengembangan potensi menulis resensi buku. Keberadaan buku ini mempunyai peran yang besar untuk memaksimalkan kemampuan siswa dalam
meresensi buku. Hal ini karena buku tersebut mempunyai sifat yang lebih praktis, aplikatif serta mendalam.
Buku pengayaan menulis resensi buku yang dibuat oleh peneliti menggunakan
pendekatan kontekstual
dalam kandungan
maupun alur
penyampaian materinya. Pemilihan pendekatan ini didasarkan pada alasan bahwa alur belajar yang disampaikan secara kontekstual akan memudahkan pembaca
memahami materi dan arahan belajar yang disampaikan oleh penulis. Penerapan ketujuh dimensi yang ada dalam pendekatan kontekstual dapat menggiring
pembaca untuk melakukan aktivitas belajar meresensi buku yang bermakna, seperti mengamati contoh resensi yang ada dalam media massa untuk ditarik
sebuah kesimpulan tentang hakikatnya, menganalisis tiap bagian resensi buku, berpikir bersama melalui pertanyaan-pertanyaan yang bersifat terbuka dan
mendorong rasa ingin tahu, mengamati pemodelan-pemodelan tiap bagian resensi buku dan melaksanakan praktik membuat tiap bagian resensi buku, mengerjakan
latihan dan tugas yang terfokus pada karya resensi buku, serta penulisan sebuah kata atau frasa penggugah motivasi belajar yang ada pada akhir tiap bab dalam
buku. Beberapa wujud komponen konstruktivisme tersebut diharapkan dapat membangun pengetahuan serta mengasah keterampilan siswa dalam meresensi
buku secara baik, jelas, dan bermakna.
10
1.4 Perumusan Masalah
Berdasarkan hal-hal yang telah diungkapkan di atas, dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut.
1 Bagaimanakah kebutuhan siswa dan guru terhadap buku pengayaan menulis resensi buku dengan pendekatan kontekstual bagi siswa SMA?
2 Bagaimanakah prinsip-prinsip pengembangan buku pengayaan menulis resensi buku dengan pendekatan kontekstual bagi siswa SMA?
3 Bagaimanakah prototipe buku pengayaan menulis resensi buku dengan pendekatan kontekstual bagi siswa SMA?
4 Bagaimanakah hasil penilaian dan perbaikan prototipe buku pengayaan menulis resensi buku dengan pendekatan kontekstual bagi siswa SMA?
1.5 Tujuan Penelitian