58
B. Keadaan Orangtua
Mayoritas orangtua bekerja sebagai nelayan. Profesi sebagai nelayan adalah pengidupannya banyak bergantung pada kondisi alam. Nelayan wilayah ini bukan
nelayan yang waktu bekerjanya berhari-hari di laut lepas dengan menggunakan kapal. Nelayan yang berhari-hari berada di laut disebut nelayan besar. Sebagai
nelayan kecil, kesehariannya bekerja menggunakan perahu-perahu kecil yang digunakan bersama 2 atau 3 rekan seprofesinya. Berangkat pagi buta barulah
siang atau sorenya pulang. Ataupun berangkat malam dan pulang pagi. Sedangkan para ibu-ibu selain mengurus anak dan rumah juga membantu
berjualan ikan di pasar. Tabel. 4.3. Aktivitas Harian Orangtua Nelayan
sumber: data primer yang diolah Ada bulan-bulan tertentu yang merupakan musim gelombang di laut. Bulan
Desember hingga Januari biasanya musim gelombang. Pada bulan-bulan ini para nelayan umumnya melabuhkan perahu. Banyak nelayan yang berhenti melaut
hingga 2 bulan penuh. Ada yang selama 2 bulan ini beralih profesi lainnya yang Waktu
Aktivitas Bapak
Ibu Subuh-
06.00 WIB
Menyiapkan perbekalan miyang
Menyiapkan sarapan 06.00 WIB
Bapak berangkat ke laut Ibu berangkat ke pasar
09.00 WIB masih di laut
pulang dari
pasar, menunggui anak di
sekolah 12.00 WIB
Masih di laut Memasak
13.00 WIB pulang
Membereskan rumah 14. 00 WIB
Istirahat, ke pasar Ke pasar lagi
18.00 WIB
- subuh
Jika tidak berangkat ke laut,
kumpul bersama keluarga
Kumpul bersama
keluarga
59
lebih aman, seperti menjadi pengrajin olahan tambak, ada yang merantau ke kota lain sebagai pekerja proyek bangunan dan ada yang menganggur.
Bulan Maret hingga April adalah bulan musim udang rebon. Bulan ini banyak ibu-ibu yang mengolah udang rebon menjadi terasi. Bulan Juni hingga
Agustus adalah bulan-bulan banyak perolehan tangkapan ikan. Pada bulan-bulan ini nelayan dapat berangkat miyang dari subuh hingga sore ataupun sebaliknya.
Hasil tangkapan pun melimpah. Penghasilan kotor nelayan saat musim ikan rata-rata Rp 200.000 per hari.
Saat ikan melimpah penghasilan kotor dalam satu hari dapat mencapai Rp 800.000 hingga Rp 2.000.000. Namun, saat paceklik bisa merugi, tidak
mendapatkan ikan atau hasil penjualan tangkapan tidak mampu menutup modal yang sudah dikeluarkan. Terkadang juga kejadian kecelakaan, misalnya
kecelakaan mesin atau kecelakaan jaring. Saat sudah melaut tiba-tiba di tengah terjadi kecelakaan sehingga tidak jadi miyang sementara modal berupa bahan
bakar perahu sudah dikeluarkan sekitar Rp 100.000, belum lagi ditambahkan dengan perbekalan miyang lainnya.
Setelah ada program kerjasama Unnes dengan CSR PT Pertamina di wilayah Tambak Rejo masyarakatnya memiliki profesi yang lebih beragam.
Profesi warga selain miyang antara lain sebagai peternak itik, pengrajin telor asin, pengrajin terasi, pembuatan roti, pembuatan nugget ikan atau pengolahan hasil
tangkapan laut lainnya.
60
C. Layanan PAUD di Tanjungmas