Dimensi Partisipasi Orangtua Bentuk-Bentuk Partisipasi

17 d. Penggolongan partisipasi berdasarkan tingkatan organisasi, terdiri dari partisipasi yang terorganisir dan partisipasi yang tidak terorganisir. e. Penggolongan partisipasi berdasarkan pada intensitas dan frekuensi kegiatan, terdiri dari partisipasi intensif dan partisipasi ekstensif. f. Penggolongan partisipasi berdasarkan pada lingkup liputan kegiatan, terdiri dari partisipasi tak terbatas dan partisipasi terbatas. g. Penggolongan partisipasi berdasarkan pada efektifitas, terdiri dari partisipasi efektif dan partisipasi tidak efektif. h. Penggolongan partisipasi berdasarkan siapa yang terlibat. i. Penggolongan partisipasi berdasarkan pada gaya partisipasi. j. Penggolongan partisipasi ini menerangkan klasifikasi partisipasi sampai pada tingkat tataran teknis. Penggolongan ini digunakan untuk memudahkan identifikasi pada setiap aspek partisipasi.

5. Dimensi Partisipasi Orangtua

Oakley 1991: 9 konsep partisipasi masyarakat adalah keterlibatan langsung masyarakat dalam hal ini berarti orangtua yang meliputi kontribusi orangtua, pengorganisasian orangtua, dan pemberdayaan orangtua dalam penanganan masalah program layanan pendidikan anak usia dini. Dari definisi konseptual tersebut diperoleh 3 tiga dimensi kajian, yakni: a. Dimensi kontribusi orangtua, keikutsertaan atau melibatkan diri dalam kerjasamanya. Kontribusi memberikan sumbangan dapat berupa materi atau tindakan. Adapun indikator-indikatornya: 18 1 kontribusi pemikiran 2 kontribusi dana 3 kontribusi tenaga 4 kontribusi sarana b. Dimensi pengorganisasian orangtua, turut serta dalam tata kelola atau manajemen di sekolah. Adapun indikator-indikatornya: 1 model pengorganisasian 2 struktur pengorganisasian 3 fungsi pengorganisasian c. Dimensi pemberdayaan orangtua, Adapun indikator-indikatornya: 1 peran orangtua 2 aksi orangtua 3 motivasi orangtua 4 tanggung jawab orangtua

6. Bentuk-Bentuk Partisipasi

Mengingat salah satu kunci sukses manajemen dalam menggalang partisipasi orangtua adalah menjalin hubungan yang harmonis, maka sekolah perlu memprogramkan beberapa hal Mulyasa 2003: 48-54 sebagai berikut: a. Melibatkan orangtua secara profesional dalam mengembangkan perencanaan, pelaksanaan program sekolah. b. Menjalin komunikasi secara intensif. Secara proaktif sekolah menghubungi orangtua siswa dengan cara berikut: 19 1 mengucapkan selamat datang dan bergabung dengan sekolah dan dewan pendidikan serta komite sekolah, bagi orangtua siswa. 2 mengadakan rapat secara rutin dengan orangtua, sehingga saat rapat dapat afektif dan orangtua dapat saling kenal. 3 mengirimkan berita tentang sekolah secara periodik, sehingga orangtua mengetahui program dan perkembangan sekolah. 4 membagikan daftar tenaga kependidikan secara lengkap termasuk alamat nomor telepon dan tugas pokok sehingga orangtua dapat berhubungan secara tepat waktu dan tepat sasaran. 5 mengundang orangtua dalam rangka mengembangkan kreatifitas dan prestasi siswa. 6 mengadakan kunjungan rumah untuk memecahkan masalah dan mengembangkan pribadi siswa. 7 Mengadakan pembagian tugas dan tanggungjawab antara sekolah dengan orangtua dalam pembinaan pribadi siswa. 8 Melibatkan orangtua dalam berbagai program dan kegiatan sekolah yang bersifat sosial kemasyarakatan, seperti bakti sosial, perpisahan, peringatan hari besar nasional, keagamaan dan pentas seni. Pelibatan orangtua disesuaikan dengan minat, kemampuan dan pekerjaan orangtua terkait program serta kegiatan yang akan dilakukan sekolah. 9 Melibatkan orangtua dalam mengambil keputusan, agar mereka merasa bertanggungjawab untuk melaksanakannya. 20 10 Mendorong guru untuk mendayagunakan orangtua sebagai sumber belajar dan menunjang keberhasilan peserta didik. Penyelesaian program di atas dalam rangka mendorong partisipasi orangtua Mulyasa, 2000:55-58, kepala sekolah perlu melakukan hal-hal sebagai berikut: 1 Mengidentifikasi kebutuhan sekolah dan partisipasi orangtua dalam program dan kegiatan sekolah. Upaya untuk melibatkan guru, tenaga kependidikan dan wakil dewan pendidikan serta komite sekolah dalam identifikasi kebutuhan. 2 Menyusun tugas-tugas yang dapat dilakukan bersamaan dengan orangtua secara fleksibel. 3 Membantu guru mengembangkan program pelibatan orangtua dalam berbagai aktifitas sekolah dan pembelajaran. 4 Menginformasikan secara luas program sekolah dan membuka peluang bagi orangtua untuk melibatkan diri dalam program tersebut. 5 Mengundang orangtua untuk menjadi relawan dalam berbagai aktivitas sekolah. 6 Memberikan penghargaan secara proporsional dan profesional terhadap keterlibatan orangtua dalam berbagai program dan kegiatan sekolah. Berdasarkan uraian di atas disimpulkan bahwa orangtua merupakan salah satu pilar penentu efektifitas berjalannya keterselenggaraan PAUD. Orangtua memiliki peran strategis dalam partisipasi penyelenggaraan program pendidikan anak usia dini. 21

B. Karakterstik Masyarakat Nelayan