Tingkat Kesukarelaan Partisipasi Tipe Partisipasi

15 Jadi Partisipasi orangtua adalah kesadaran dan kepedulian orangtua murid dalam melakukan aktivitas-aktivitas turut serta mengambil keputusan, melaksanakan dan mengevaluasi keputusan dalam suatu program pendidikan di sekolah secara proporsional dilandasi kesepakatan.

3. Tingkat Kesukarelaan Partisipasi

Dusseldorp dalam Mardikanto 2003:23 membedakan adanya beberapa jenjang kesukarelaan sebagai berikut: a. Partisipasi spontan, yaitu peran serta yang tumbuh karena motivasi intrinsik berupa pemahaman, penghayatan, dan keyakinannya sendiri. b. Partisipasi terinduksi, yaitu peran serta yang tumbuh karena terinduksi oleh adanya motivasi ekstrinsik berupa bujukan, pengaruh, dorongan dari luar; meskipun yang bersangkutan tetap memiliki kebebasan penuh untuk berpartisipasi. c. Partisipasi tertekan oleh kebiasaan, yaitu peran serta yang tumbuh karena adanya tekanan, atau peran serta yang dilakukan untuk mematuhi kebiasaan, nilai-nilai, atau norma yang dianut. Jika tidak berperanserta, khawatir akan tersisih atau dikucilkan. d. Partisipasi tertekan oleh alasan sosial-ekonomi, yaitu peranserta yang dilakukan karena takut akan kehilangan status sosial atau menderita kerugiantidak memperoleh bagian manfaat dari kegiatan yang dilaksanakan. 16 e. Partisipasi tertekan oleh peraturan, yaitu peran serta yang dilakukan karena takut menerima hukuman dari peraturanketentuan-ketentuan yang sudah diberlakukan. Partisipasi memiliki berbagai jenjang kesukarelaan dalam berpartisipasi. Jenjang kesukarelaan partisipasi dalam penyelenggaraan PAUD akan terlihat dari haimbauan partisipasi maupun nantinya inisiasi orangtua tanpa adanya himbauan.

4. Tipe Partisipasi

Dussedorp dalam Slamet Y, 1992 mencoba membuat klasifikasi dari berbagai tipe partisipasi. Klasifikasi didasarkan pada sembilan dasar. Masing- masing jarang terpisah satu sama lain, artinya dalam banyak hal mengidentifikasi suatu kegiatan partisipasif yang sama melalui masing-masing dari sembilan tipe yang ada. Klasifikasi Dusseldorp menunjukkan dua macam partisipasi yang dipilih secara tajam, namun kadangkala ada jenis partisipasi yang mungkin berada di tengah dari dua jenis yang tajam itu: a. Penggolongan partisipasi berdasarkan derajat kesukarelaan, terdiri dari partisipasi bebas dan artisipasi terpaksa. b. Penggolongan partisipasi berdasarkan cara keterlibatan, terdiri dari partisipasi langsung dan partisipasi tidak langsung. c. Penggolongan partisipasi berdasarkan keterlibatan di dalam berbagai tahap dalam proses pembangunan terencana, terdiri dari partisipasi lengkap dan partisipasi sebagian. 17 d. Penggolongan partisipasi berdasarkan tingkatan organisasi, terdiri dari partisipasi yang terorganisir dan partisipasi yang tidak terorganisir. e. Penggolongan partisipasi berdasarkan pada intensitas dan frekuensi kegiatan, terdiri dari partisipasi intensif dan partisipasi ekstensif. f. Penggolongan partisipasi berdasarkan pada lingkup liputan kegiatan, terdiri dari partisipasi tak terbatas dan partisipasi terbatas. g. Penggolongan partisipasi berdasarkan pada efektifitas, terdiri dari partisipasi efektif dan partisipasi tidak efektif. h. Penggolongan partisipasi berdasarkan siapa yang terlibat. i. Penggolongan partisipasi berdasarkan pada gaya partisipasi. j. Penggolongan partisipasi ini menerangkan klasifikasi partisipasi sampai pada tingkat tataran teknis. Penggolongan ini digunakan untuk memudahkan identifikasi pada setiap aspek partisipasi.

5. Dimensi Partisipasi Orangtua