Kerangka Berpikir LANDASAN TEORI

32 persepsi untuk terlibat pada apa yang terjadi selama di kelas sehingga berujung pada terselesaikannya masalah yang timbul dari anak seperti rentang usia, kecacatan dan kesulitan belajar, bakat minat, serta masalah perilaku. Kedua, faktor orangtua dan guru yang meliputi perbedaan agenda, perbedaan bahasa yang digunakan serta perilaku. Ketiga, faktor sosial, meliputi isu demografi, historikal, politik dan ekonomi. Hal ini dapat mempengaruhi profesionalitas pendidikan untuk memperoleh pemahaman yang lebih besar dari kendala-kendala keterlibatan orangtua. Penelitian partisipasi orangtua terdahulu dapat disimpulkan bahwa kondisi sosial ekonomi dan riwayat pendidikan orangtua berpengaruh terhadap perlakuan kepada anak yang ditunjukan melaui tinggi-rendahnya partisipasi orangtua dalam mengusahakan dan mengoptimalkan layanan pendidikan anak usia dini. Tingkat pendidikan berpengaruh terhadap persepsi orangtua dalam memperlakukan anaknya. Tingkat pendidikan orangtua berkaitan erat pada profesi orangtua yang nantinya semakin menunjukan strata sosial dan kemampuan orangtua dalam memberikan fasilitas dan kontribusi terbaik bagi anaknya.

E. Kerangka Berpikir

Partisipasi orangtua yang tinggi memungkinkan ketercapaian efektivitas program penyelenggaraan PAUD yang tinggi juga. Ketika partisipasi orangtua rendah, maka efektivitas penyelenggaraan program PAUD juga rendah. Berbagai kajian telah disimpulkan bahwa orangtua termasuk bagian dari pilar penyokong keberhasilan pendidikan anak. 33 Berangkat dari hal inilah yakni yang melatarbelakangi kondisi orangtua, maka pertisipasi diyakini berpengaruh besar terhadap penyelenggaraan PAUD. Bagan 1. Kerangka Berpikir + + Ketarangan: Berawal dari kondisi yang melatarbelakangi orangtua menurut strata sosial yang terdiri dari pendidikan, penghasilan orangtua dan profesi yang dipengaruhi oleh lingkungan sosial geografis. Kondisi geografis berpengaruh besar membentuk kondisi sosial masyarakat. Tingkat kesadaran dan persepsi orangtua dalam memberi perlakuan pada anaknya yang kemudian tercermin pada tingkat partisipasi orangtua terhadap layanan pendidikan anak usia dini bagi anaknya. Semua aspek memiliki peran tersendiri dalam penyelenggaraan kegiatan baik yang terjadi selama Strata sosial keluarga pendidikan, profesi Partisipasi Orangtua Lingkungan Penyelengaraan PAUD PAUD Masyarakat Nelayan 34 aktivitas anak di sekolah maupun di rumah. Selanjutnya partisipasi orangtua terintegrasi dengan sekolah melalui segala hal yang diupayakan oleh sekolah dalam rangka penyelenggaraan PAUD. Penyelenggaran yang dimaksud meliputi aktivitas belajar di sekolah, di luar sekolah maupun agenda pembelajaran lainnya sebagai program khusus. Kerjasama yang baik antara orangtua dan sekolah akan membentuk pelayanan optimal bagi anak, hal ini diharapkan anak akan terfasilitasi dan seluruh aspek perkembangannya mampu berkembang secara optimal sehingga anak siap menjalani aktivitas dimasanya yang membutuhkan perhatian khusus. Hal inilah yang nantinya mampu mendorong anak untuk berkembang dan berprestasi sesuai bakat dan kemampuannya. 35

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini berjudul “Partisipasi Orangtua dalam Penyelenggaraan PAUD pada Masyarakat Nelayan Studi Kasus terhadap Lembaga PAUD di Masyarakat Nelayan Tanjungmas, Semarang”. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Bodgan dan Taylor Moleong, 2007:4 mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau suatu lisan dari orang- orang dan perilaku yang dapat diamati. Pendekatan ini diarahkan pada latar individu tersebut secara holistik. Menurut Sugiyono 2010:14 metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat pospositifisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah sebagai lawan eksperimen dimana peneliti adalah instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive, teknik pengumpulan data triangulasi gabungan, analisis data bersifat induktif kualifikasi, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi. Poerwandari 2007 mengungkapkan bahwa penelitian kualitatif menghasilkan dan mengolah data yang sifatnya deskriptif, seperti transkrip wawancara, catatan lapangan, gambar, foto, rekaman video dan lain sebagainya. Definisi di atas menunjukkan beberapa kata kunci dalam penelitian kualitatif,