k. Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan terhadap materi
pelajaran. l.
Guru memberikan evaluasi kepada siswa.
2.1.10. Teori belajar yang Mendasari Model Numbered Head Together
Berbantuan Microsoft PowerPoint
Lapono 2008: 1.3 mengemukakan keberhasilan sebagai seorang guru dalam mengelola pembelajaran di SDMI sangat ditentukan oleh pemahaman
tentang teori-teori belajar dan implikasi pedagogiknya. Ada beberapa teori yang akan dijadikan dasar atau pedoman dalam melakukan penelitan ini, teori tersebut
akan menjadi acuan dalam menerapkan model pembelajaran numbered head together berbantuan microsoft powerpoint antara lain:
1 Teori Belajar Konstruktivisme
Keaktifan peserta didik menjadi syarat utama dalam pembelajaran konstruktivisme. Konsep dasar belajar menurut teori belajar konstruktivisme
yakni pengetahuan baru dikonstruksi sendiri oleh peserta didik secara aktif berdasarkan pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya. Peranan guru hanya
sebagai fasilitator atau pencipta kondisi belajar yang memungkinkan peserta didik secara aktif mencari sendiri informasi, mengasimilasi dan mengadaptasi sendiri
informasi, dan mengkonstruksinya menjadi pengetahuan yang baru berdasarkan pengetahuan yang telah dimiliki masing-masing. Dengan kata lain, dalam
pembelajaran konstruktivisme peserta didik memegang peran kunci dalam mencapai kesuksesan belajarnya, sedangkan guru hanya berperan sebagai
fasilitator Lapono 2008:1.25.
Thobroni 2011: 109 menyatakan bahwa hal yang paling penting dari teori ini adalah guru tidak boleh hanya memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa
harus membangun pengetahuan di dalam benaknya. Seorang guru dapat membantu proses ini dengan cara membuat pembelajaran menjadi sangat
bermakna dan sangat relevan bagi siswa. Selain itu, memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau menrapkan ide-ide dan mengajak siswa
menggunakan strategi-strategi mereka sendiri untuk belajar. Teori belajar konstruktivisme mendukung model numbered head together
berbantuan microsoft powerpoint karena dalam pembelajaran ini siswa diajak menemukan dan membangun pengetahuan mereka sendiri melalui tayangan
powerpoint, kemudian siswa harus mengkonstruksi sendiri pengalaman belajarnya dengan menemukan jawaban terhadap masalah yang didiskusikan melalui
pembentukan kelompok dengan model number head together. 2
Teori Belajar Behaviorisme Teori belajar behavioristik mendefinisikan bahwa belajar merupakan
perubahan perilaku, khususnya perubahan kapasitas siswa untuk berperilaku yang baru sebagai hasil belajar, bukan sebagai hasil proses pematangan atau
pendewasaan semata. Menurut teori belajar behavioristik perubahan perilaku manusia sangat dipengaruhi oleh lingkungan yang akan memberikan beragam
pengalaman kepada seseorang. Lingkungan merupakan stimulus yang dapat mempengaruhi dan atau mengubah kapasitas untuk merespon Winataputra,
2008:2.4.
Individu berperilaku apabila ada rangsangan stimuli, sehingga dapat dikatakan peserta didik di SDMI akan belajar apabila menerima rangsangan dari
guru. Semakin tepat dan intensif rangsangan yang diberikan oleh guru akan semakin tepat dan intensif pula kegiatan belajar yang dilakukan peserta didik.
Dalam belajar tersebut kondisi lingkungan berperan sebagai perangsang stimulator yang harus direspon individu dengan sejumlah konsekuensi tertentu.
Konsekuensi yang dihadapi peserta didik, ada yang bersifat positif misalnya perasaan puas, gembira, pujian, dan lain-lain sejenisnya tetapi ada pula yang
bersifat negatif misalnya perasaan gagal, sedih, teguran, dan lain-lain sejenisnya. Konsekuensi positif dan negatif tersebut berfungsi sebagai penguat reinforce
dalam kegiatan belajar peserta didik Lapono 2008 :1.15. Teori ini mendasari model numbered head together dengan media
powerpoint karena dalam pembelajaran ini siswa akan diberikan rangsangan oleh guru berupa gambar dalam powerpoint agar respon siswa terhadap pembelajaran
akan semakin meningkat, karena siswa dituntuk untuk memberikan jawaban ataupun pendapat tentang apa yang diberikan oleh guru.
3 Teori Belajar Kognitivisme
Teori belajar kognitivisme menjelaskan bagaimana seseorang mencapai pemahaman atas dirinya dan lingkungannya lalu menafsirkan bahwa diri dan
lingkungan psikologinya merupakan faktor-faktor yang saling terkait. Teori ini dikembangkan berdasarkan tujuan melatarbelakangi perilaku, cita-cita, cara-cara,
dan bagaimana seseorang memahami diri dan lingkungannya dalam usaha untuk mencapai tujuan dirinya Winataputra, 2008:3.4
Teori ini lebih menekankan kepada proses belajar dari pada hasil belajar. Bagi yang menganut alira kognivitivistik, belajar tidak hanya melibatkan
hubungan antara stimulus dan respon. Lebih dari itu, belajar melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks. Menurut teori ini, ilmu pengetahuan dibangun di
dalam diri seseorang melalui proses interaksi yang berkesinambungan dengan lingkungan. Proses ini tidak hanya berjalan terpatah-patah, terpisas-pisah, tetapi
melalui proses mengalir, bersambung dan menyeluruh Thobroni, 2011: 93 Dari penjelasan dari berbagai teori belajar tersebut dapat disimpulkan bahwa
ketiga teori tersebut akan diimplemantasikan melalui model pembelajaran numbered head together berbantuan microsoft powerpoint pada siswa kelas IV
SDN Salaman Mloyo Semarang.
2.2. KAJIAN EMPIRIS