Model Pembelajaran Kooperatif Model Pembelajaran Numbered Head Together

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1. KAJIAN TEORI

2.1.1. Model Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran hasil penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar yang dirancang berdasarkan analisis terhadap implemenasi kurikulum dan implikasinya pada tingkat operasional di kelas Suprijono, 2009:46. Dalam pembelajaran kooperatif diterapkan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda Hamdani, 2010: 30. Model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang banyak digunakan dan menjadi perhatian serta dianjurkan oleh para ahli pendidikan. Slavin dalam Rusman, 2012: 205 menyatakan bahwa: 1 penggunaan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dan sekaligus dapat meningkatkan hubungan sosial, menumbuhkan sikap toleransi, dan menghargai pendapat orang lain, 2 pembelajaran kooperatif dapat memenuhi kebutuhan siswa dalam berpikir kritis, memecahkan masalah, dan mengintegrasikan pengetahuan dengan pengalaman. Menurut Suprijiono 2009: 58 ada lima unsur dalam model pembelajaran kooperatif. Unsur-unsur tersebut antara lain: 1 saling ketergantungan positif; 2 14 tanggung jawab perseorangan; 3 interaksi promotif, 4 komunikasi antaranggota; 5 pemrosesan kelompok. Dari berbagai pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran dalam kelompok-kelompok kecil yang heterogen, mempunyai perbedaan kemampuan, jenis kelamin, ras atau suku dan memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk dapat terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran.

2.1.2. Model Pembelajaran Numbered Head Together

2.1.2.1. Pengertian Model Pembelajaran Numbered Head Together Numbered heads together merupakan suatu tipe model pembelajaran kooperatif dengan cara setiap siswa diberi nomor dan dibuat suatu kelompok, kemudian secara acak guru memanggil nomor siswa Hamdani, 2010:89. Number head together pertama kali di kembangkan oleh Spencer Kagan, model ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membagi-bagikan ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Selain itu, model ini juga mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerjasama mereka. Dalam model numbered head together dapat dipastikan seluruh siswa akan terlibat total dalam pembelajaran, hal ini yang menjadi alasan dipilihnya model numbered head together Lie, 2004:59 Pembelajaran kooperatif ini mengutamakan adanya kerjasama antar siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Para siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil dan diarahkan untuk mempelajari materi pelajaran yang telah ditentukan. Tujuan dibentuknya kelompok kooperatif adalah untuk memberikan kesempatan kepada siswa agar dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan dalam kegiatan-kegiatan belajar. Dalam hal ini sebagian besar aktivitas pembelajaran berpusat pada siswa, yaitu mempelajari materi pelajaran serta berdiskusi untuk memecahkan masalah Huda, 2013: 59. Hamdani 2010:90 menyatakan bahwa model numbered head together memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari model pembelajaran kooperatif ini adalah: 1 setiap siswa menjadi siap; 2 siswa dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh; 3 siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai. Sedangkan kekurangan dari model pembelajaran kooperatif ini adalah: 1 kemungkinan nomor yang telah di panggil, akan di panggil lagi oleh guru; 2 tidak semua anggota kelompok di panggil guru. Untuk kelemahan yang poin pertama sebenarnya guru bisa mengatasinya dengan memberikan ciri tertentu kepada setiap kelompok, misalnya dengan menamai warna-warna tertentu atau menggunakan gambar-gambar tertentu dan dengan cara mencatat nomor siswa yang sudah dipanggil oleh guru. Sedangkan untuk kelemahan yang kedua guru dapat memberikan kesempatan yang sama kepada setiap siswa yang tidak dipanggil oleh guru untuk mempresentasikan hasil diskusi dengan bertanya atau memberikan pendapatnya dalam proses pembelajaran. 2.1.2.2. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Numbered Head Together Suprijono 2009: 93 menjelaskan bahwa pembelajaran dengan mengguankan model numbered head together diawali dengan Numbering. Guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok kecil. Jumlah kelompok sebaiknya mempertimbangkan jumlah konsep yang dipelajari. Jika jumlah siswa dala satu kelas terdiri dari 40 orang dan terbagi menjadi 5 kelompok berdasarkan jumlah konsep yang dipelajari, maka tiap kelompok terdiri dari 8 orang. Tiap-tiap orang dalam tiap-tiap kelompok dibri nomor 1-8. Kemudian guru mengajukan beberapa pertanyaan dan tiap- tiap kelompok menyatukan kepalanya “Heads Together”berdiskusi memikirkan jawaban yang benar. Langkah berikutnya guru memanggil siswa yang memiliki nomor yang sama dari tiap-tiap kelompok. Mereka diberi kesempatan memberi jawaban atas pertanyaan yang telah diterimanya dari guru Hamdani 2010:90 menyebutkan langkah-langkah model pembelajaran Numbered Head Together adalah sebagai berikut: a Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam kelompok mendapat nomor. b Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya. c Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan setiap anggota kelompok mengetahui jawabannya. d Guru memanggil salah satu nomor siswa, dan siswa yang nomornya dipanggil melaporkan hasil kerja sama mereka. e Siswa lain diminta untuk memberi tanggapan, kemudian guru menunjuk nomor lain. f Kesimpulan

2.1.3. Media Pembelajaran

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL TREFFINGER BERBANTUAN MEDIA POWERPOINT PADA SISWA KELAS IV SDN MANGUNSARI KOTA SEMARANG

4 63 491

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL NHT DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS IV SDN SALAMAN MLOYO SEMARANG

0 5 427

PENERAPAN MODEL MIND MAPPING BERBANTUAN MEDIA VISUAL UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS IV SDN KANDRI 01 KOTA SEMARANG

3 15 216

PENERAPAN MODEL NUMBERED HEADS TOGETHER BERBANTUAN MEDIA VISUAL UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS V SDN PURWOYOSO 01 KOTA SEMARANG

0 7 230

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SDN SALAMAN MLOYO KOTA SEMARANG

17 347 300

PENERAPAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS KELAS III SDN SALAMAN MLOYO KOTA SEMARANG

0 8 328

MODEL NUMBER HEAD TOGETHER BERBANTUAN CD PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS IVB SDN PURWOYOSO 03 SEMARANG

0 17 319

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL STAD DENGAN MEDIA MICROSOFT POWERPOINT PADA SISWA KELAS V SDN SALAMAN MLOYO SEMARANG

0 17 258

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL NHT DENGAN MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS V SDN SALAMAN MLOYO SEMARANG

0 2 292

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL THINK PAIR SHARE DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS IV SDN SALAMAN MLOYO SEMARANG

1 7 273