Teori  ini  lebih  menekankan  kepada  proses  belajar  dari  pada  hasil  belajar. Bagi  yang  menganut  alira  kognivitivistik,  belajar  tidak  hanya  melibatkan
hubungan  antara  stimulus  dan  respon.  Lebih  dari  itu,  belajar  melibatkan  proses berpikir  yang sangat kompleks. Menurut teori ini, ilmu pengetahuan dibangun di
dalam  diri  seseorang  melalui  proses  interaksi  yang  berkesinambungan  dengan lingkungan.  Proses  ini  tidak  hanya  berjalan  terpatah-patah,  terpisas-pisah,  tetapi
melalui proses mengalir, bersambung dan menyeluruh Thobroni, 2011: 93 Dari penjelasan dari berbagai teori belajar tersebut dapat disimpulkan bahwa
ketiga  teori  tersebut  akan  diimplemantasikan  melalui  model  pembelajaran numbered  head  together  berbantuan  microsoft  powerpoint  pada  siswa  kelas  IV
SDN Salaman Mloyo Semarang.
2.2. KAJIAN EMPIRIS
Beberapa  hasil  penelitian  yang  memperkuat  peneliti  untuk  melakukan penelitian  melalui  model  numbered  head  together  adalah  penelitian  yang
dilakukan  oleh  Dika  Prestama  pada  tahun  2013  dengan  judul  “Peningkatan Kualitas  Pembelajaran  PKn  Melalui  Model  Cooperative  Learning  Tipe  NHT
dengan Media CD Pembelajaran pada Siswa Kelas IV SD Hj Istriati Baiturrahman 1 Semarang”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan guru pada siklus
I  memperoleh  skor  22  dengan  kategori  baik,  pada  siklus  II  memperoleh  skor  29 dengan  kategori  sangat  baik,  dan  pada  siklus  III  memperoleh  skor  34  dengan
kategori sangat baik, aktivitas siswa pada siklus I memperoleh rata-rata skor 13,85 dengan  kategori  cukup,  pada  siklus  II  memperoleh  rata-rata  skor  20,07  dengan
kategori  baik,  dan  pada  siklus  III  memperoleh  rata-rata  skor  27,23  dengan kategori baik, persentase ketuntasan klasikal pada siklus I sebesar 26,9 dengan
kualifikasi  tidak  tuntas,  pada  siklus  II  sebesar  39,3  dengan  kualifikasi  tidak tuntas dan pada siklus III sebesar 86,9 dengan kualifikasi tuntas. Nilai tersebut
memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Kondisi  ini  diperkuat  juga  dengan  penelitian  yang  dilakukan  oleh  Angelia
Puspita Sari pada tahun 2013 dengan judul” Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS melalui Model Pembelajaran Numbered Head Together pada Siswa Kelas VB
SD  Negeri  Ngaliyan  01  Semarang.  Hasil  penelitian  menunjukkan  bahwa keterampilan  guru  dalam  siklus  I  pertemuan  pertama  mendapat  skor23baik,
kemudian  meningkat  pada  siklus  I  pertemuan  keduamenjadi  27  baik,  siklus  II pertemuan  pertama  mendapat  skor  30  sangat  baik,  dan  siklus  II  pertemuan
keduamendapat skor35 sangat baik. 2 Aktivitas siswa pada siklus I pertemuan pertama  mendapat  skor  21,8  cukup,  kemudian  meningkat  pada  siklus  I
pertemuan kedua menjadi 25,3 baik, siklus II pertemuan pertama mendapat skor 28,6  baik,  dan  siklus  II  pertemuan  kedua  mendapat  skor  32  sangat  baik.  3
Persentase  ketuntasan  belajar  klasikal  pada  siklus  I  pertemuan  pertama  sebesar 54, kemudian meningkat pada siklus I pertemuan kedua menjadi 74 , siklus II
pertemuan  pertama  sebesar  77,  dan  pada  siklus  II  pertemuan  kedua  sebesar 91. Hal ini menunjukkan bahwa indikator keberhasilan yang ditetapkan sebesar
80 telah terpenuhi sehingga penelitian ini dinyatakan berhasil Penelitian yang lain juga dilakukan oleh Afrina Akbarleni pada tahun 2013
yang  berjudul  “Peningkatan  Kualitas  Pembelajaran  IPA  melalui  Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT dengan Media PowerPoint pada Siswa Kelas III  SDN  Bringin  02.  Hasil  penelitian  menunjukkan  bahwa    keterampilan  guru
siklus  I  memperoleh  skor  18  pada  pertemuan  1  dan  skor  22  pada  pertemuan  2 dengan  kriteria  baik.  Pada  siklus  II  memperoleh  skor  26  pada  pertemuan  1  dan
skor  29  pada  pertemuan  2  dengan  kriteria  sangat  baik.  Aktivitas  siswa  siklus  I memperoleh  skor  13,6  pada  pertemuan  1  dengan  kriteria  cukup  dan  skor  19,4
pada pertemuan 2 dengan kriteria baik. Siklus II meningkat dengan skor 24 pada pertemuan  1  dan  skor  26  pada  pertemuan  2  dengan  kriteria  sangat  baik.
Ketuntasan belajar klasikal siklus I adalah 67, siklus II meningkat menjadi 87. Dari  beberapa  penelitian  yang  telah  dipaparkan,  peneliti  menyimpulkan
bahwa  model  numbered  head  together  dan  media  microsoft  powerpoint  dapat meningkatkan  keterampilan  guru,  aktivitas  siswa,  dan  hasil  belajar  siswa,
sehingga  dapat  memperkuat  penelitian  yang  berjudul  “Peningkatan  Kualitas Pembelajaran  IPS  melalui  Numbered  Head  Together  berbantuan  Microsoft
PowerPoint  pada  Siswa  Kelas  IV  SDN  Salaman  Mloyo Semarang”  yang
dilakukan oleh peneliti
2.3. KERANGKA BERPIKIR