mengajar dan lebih memperhatikan siswa sehingga siswa tidak hanya melihat animasinya saja tetapi juga memperhatikan materi yang dijelaskan oleh guru.
Dalam penyusunan powerpoint perlu memperhatikan prosedur-prosedur pembuatan agar powerpoint yang dibuat akan berkualitas dan tepat sasaran.
Prosedur pembuatan powerpoint untuk presentasi, yaitu: a.
Identifikasi program, hal ini dimaksudkan untuk melihat kesesuaian antara program yang dibuat dengan materi, sasaran siswa terutama latar belakang
kemampuan, usia juga jenjang pendidikan. Perlu juga mengidentifikasi ketersediaan sumber pendukung seperti gambar, animasi, video, dll.
b. Mengumpulkan bahan pendukung sesuai dengan kebutuhan materi dan
sasaran seperti video, gambar, animasi, suara. c.
Setelah bahan terkumpul dan materi sudah dirangkum, selanjutnya proses pengerjaan di PowerPoint hingga selesai. Selanjutnya mengubah hasil akhir
presentasi apakah dalam bentuk Slide Show, Web Pages, atau Executable File exe.
d. Setelah program selesai dibuat, tidak langsung digunakan sebaiknya
dilakukan review program dari sisi bahasa, teks, tata letak, dan kebenaran konsep, selanjutnya di revisi dan siap digunakan Susilana, 2009:102-103.
2.1.5. Hakikat Belajar
2.1.5.1 Pengertian Belajar
Belajar menurut Hamalik 2011:27 adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan
dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi
lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan.
Djamarah dan Aswan Zain 2006: 38 berpendapat bahwa belajar adalah “perubahan” yang terjadi di dalam diri seseorang setelah berakhirnya melakukan
aktivitas belajar. Menurut Thobroni 2011: 21 belajar merupakan suatu proses yang berulang-ulang yang menyebabkan adanya perubahan perilaku yang disadari
dan cenderung bersifat tetap. Hakim dalam Hamdani, 2010:21 mengemukakan bahwa belajar
merupakan suatu proses perubahan dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah
laku, seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir dan lain-lain. Sedangkan Slameto 2010:2
mengungkapkan bahwa belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalamnnya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Dari pengertian belajar menurut para ahli tersebut maka dapat disimpulkan
bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang belum diperoleh sebelumnya sehingga dari perubahan tingkah
laku tersebut diharapkan kemampuan seseorang akan meningkat. 2.1.5.2
Ciri-ciri Belajar Ciri ciri belajar menurut Darsono dalam Hamdani, 2010: 22 adalah
sebagai berikut: 14
1 Belajar dilakukan dengan sadar dan mempunyai tujuan. Tujuan ini digunakan
sebagai arah kegiatan, sekaligus tolak ukur keberhasilan belajar. 2
Belajar merupakan pengalaman sendiri, tidak dapat diwakili orang lain. Jadi belajar bersifat individual.
3 Belajar mengakibatkan terjadinya perubahan pada diri yang belajar. Perubahan
tersebut bersifat integral, artinya perubahan dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik yang terpisahkan antara yang satu dengan yang lain..
Anitah 2009:1.3-1.7 berpendapat bahwa belajar memiliki ciri-ciri utama, antara lain yaitu: a belajar merupakan proses mental dan emosional atau proses
berpikir, seseorang dikatakan belajar apabila pikiran dan perasaannya aktif; b hasil belajar berupa perubahan tingkah laku atau perilaku; c belajar adalah
mengalami, artinya belajar terjadi di dalam interaksi antara individu dengan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial.
Dari pendapat beberapa ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri belajar adalah: 1 belajar merupakan sebuah proses yang berkesinambungan; 2
proses belajar tersebut berhubungan dengan pengalaman dan lingkungan; 3 proses belajar akan berakibat pada perubahan perilaku. Jika belum terjadi
perubahan perilaku berarti individu tersebut belum mengalami proses belajar. 2.1.5.3
Faktor- faktor yang Mempengaruhi Belajar Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar menurut Slameto 2010: 54
dibedakan atas dua kategori, yaitu:
1 Faktor Intern Faktor yang Berasal dari Dalam
Faktor intern dibagi menjadi tiga faktor, yaitu: faktor jasmaniah, faktor psikologis dan faktor kelelahan.
a Faktor jasmaniah, meliputi faktor kesehatan dan cacat tubuh
b Faktor psikologis, meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif,
kematangan dn kesiapan c
Faktor kelelahan, meliputi kelehan jasmani dan kelelhan rohani 2
Faktor Ekstern Faktor yang Berasal dari Luar Faktor ekstern yang berpengarus terhadap belajar dikelompokkan menjadi 3
faktor, yaitu: faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat. a
Faktor keluarga, meliputi cara orang tua mendidik, relasi antaranggota keluarga, suasana rumah dan keadaan ekonomi keluarga
b Faktor sekolah, meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru dan
siswa, relasi siswa dengan siswa, metode belajar. c
Faktor masyarakat, meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul.
2.1.6. Hakikat Pembelajaran