4. Setelah potensi bahaya diketahui, maka tentukan dampakkerugian yang dapat ditimbulkan dari potensi bahaya tersebut. Dapat menggunakan metode What-If.
5. Kemudian catat dalam tabel, semua keterangan yang didapat. Salah satu metoda yang dapat digunakan dalam melakukan identifikasi bahaya
adalah dengan membuat Job Safety AnalysisJob Hazard Analysis. Selain JSA, ada beberapa teknik yang dapat dipakai seperti Fault Tree Analysis FTA, Event
Tree Analysis ETA, Failure Mode and Effect Analysis FMEA, Hazards and Operability Study Hazop, Preliminary Hazards Analysis PHA, dll.
c. Analisis Risiko
Setelah semua risiko dapat diidentifikasi, dilakukan penilaian risiko melalui analisa risiko dan evaluasi risiko. Analisa risiko dimaksudkan untuk
menentukan besarnya suatu risiko dengan mempertimbangkan kemungkinan terjadinya dan besarnya akibat yang ditimbulkan. Berdasarkan hasil analisa dapat
ditentukan peringkat risiko sehingga dapat dilakukan pemilahan risiko yang memiliki dampak besar terhadap perusahaan dan risiko ringan atau dapat
diabaikan.
d. Evaluasi Risiko
Membandingkan tingkat risiko yang ada dengan kriteria standar. Setelah itu tingkatan risiko yang ada untuk beberapa hazards dibuat tingkatan prioritas
manajemennya. Jika tingkat risiko ditetapkan rendah, maka risiko tersebut masuk ke dalam kategori yang dapat diterima dan mungkin hanya memerlukan
pemantauan saja tanpa harus melakukan pengendalian.
Universitas Sumatera Utara
e. Pengendalian Risiko
Melakukan penurunan derajat probabilitas dan konsekuensi yang ada dengan menggunakan berbagai alternatif metode, bisa dengan transfer risiko, dan
lain-lain.
f. Pemantauan dan telaah ulang
Pemantauan dan telaah ulang terhadap hasil sistem manajemen risiko yang dilakukan serta mengidentifikasi perubahan-perubahan yang perlu dilakukan.
g. Koordinasi dan komunikasi
Koordinasi dan komunikasi dengan pengambil keputusan internal dan
eksternal untuk tindak lanjut dari hasil manajemen risiko yang dilakukan. 2.4. Penilaian Risiko
Setelah semua tahapan kerja diidentifikasi, langkah selanjutnya adalah melakukan penilaian risiko untuk menentukan besarnya tingkatan risiko yang ada.
Penilaian risiko bertujuan untuk memberikan makna terhadap suatu bahaya yang terindentifikasi untuk memberikan gambaran seberapa besar risiko
tersebut. Sehingga dapat diambil tindakan lanjutan terhadap bahaya yang teridentifikasi, apakah bahaya itu dapat diterima atau tidak.
Dalam menilai suatu risiko berbagai standart dapat kita gunakan sebagai acuan, salah satu diantaranya adalah standart ASNZS 4360 yang membuat matrik
atau peringkat risiko sebagai berikut :
1. E : Extreme Risk kegiatan tidak boleh dilaksanakan atau dilanjutkan dan
pengendalian
2. H : High Risk kegiatan tidak boleh dilaksanakan atau dilanjutkan dan
pengendalian
3. M : Moderat Risk perlu tindakan untuk mengurangi risiko
Universitas Sumatera Utara
4. L : Low Risk risiko masih dapat ditoleransi oleh perusahaan .
Matrik atau peringkat risiko sebaiknya dikembangkan sendiri oleh perusahaan sesuai dengan kondisi masing-masing. Hal ini dikarenakan setiap
perusahaan memiliki berbagai potensi bahaya dan risiko kecelakaan kerja yang sangat beragam Ramli, 2010.
Analisa ini dilakukan berdasarkan konteks yang telah ditentukan oleh perusahaan, seperti nilai tingkat kemungkinan, nilai tingkat keparahan, dan nilai
tingkat risiko . Cara melakukan analisa adalah : 1. Lakukan analisa dari setiap langkah kerja yang telah diidentifikasi pada
tahapan identifikasi bahaya. 2. Mengukur tingkat kemungkinan terjadinya incident dari setiap tahapan
kegiatan yang dilakukan berdasarkan acuan konteks yang telah ditentukan pada tabel 1.
3. Mengukur tingkat keparahan yang dapat ditimbulkan dari setiap potensi bahaya pada setiap tahapan kerja yang telah diidentifikasi. Ukuran tingkat
keparahan ditentukan berdasarkan acuan konteks yang telah dibuat pada tabel 2. 4. Setelah tingkatan kemungkinan dan keparahan diketahui, lakukan perhitungan
menggunakan rumus berikut untuk mengetahui nilai risikonya : 5. Membuat matriks risiko.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1 Matriks Risiko
6. Tentukan tingkatan risiko pada setiap tahapan kerjanya berdasarkan nilai risiko yang telah didapat dari perhitungan. Ukuran tingkat risiko dinilai
berdasarkan acuan konteks yang telah dibuat pada tabel matriks risiko. 2.5.KERANGKA KONSEP
PENILAIAN RISIKO 1. Stasiun penerimaan TBS
2. Stasiun Perebusan 3. Stasiun Penebahan
4. Stasiun Pengempaan 5. Stasiun Pemurnian Minyak
Tingkat Risiko 1.
Extreme Risk
2.
High Risk
3.
Moderat Risk
4.
Low Risk
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah deskriptifyang bertujuan untuk mengetahui gambaranpenilaian risiko kecelakaan kerja pada bagian pengolahan kelapa sawit
PKS di PTP N IV kebun Sosa.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan di bagian pengolahan kelapa sawit mulai bulan Desember 2014.
3.3. Populasi Dan Sampel 3.3.1 Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pekerja dibagian pengolahan kelapa sawit PKS di PTP N IV kebun Sosatahun 2014 yaitu sebanyak 100 orang.
3.3.2 Sampel Penelitian
Sampel dalam penelitian ini diambil dari sebagian pekerja di bagian pengolahan kelapa sawit :
1. Stasiun penerimaan buah : 13 pekerja
2. Stasiun perebusan buah : 15 pekerja
3. Stasiun penebah : 4 pekerja
4. Stasiun pengempaan : 8 pekerja
5. Stasiun pemurnian minyak : 10 pekerja
Menggunakan rumus penentuan besar sampel Saryono, 2008 : � =
� �. �
2
+ 1
Universitas Sumatera Utara
Keterangan : n =
jumlah sampel N
= jumlah populasi
d
2
= presisi yang ditetapkan 0,1
Dari rumus diatas, maka diperoleh jumlah sampel sebagai berikut : � =
100 100
0,1
2
+ 1 =
100 1,0 + 1
= 100
2,0 = 50
Berdasarkan perhitungan diatas, maka jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 50 orang. Untuk menentukan pekerja yang akan dijadikan sampel
digunakan teknik Simple Random Sampling yaitu pengambilan sampel secara acak.
3.4. Definisi Operasional
1. Stasiun penerimaan buah yaitu proses penimbangan Tandan Buah Segar 2. Stasiun Perebusan yaitu dimana proses perebusan buah yang dimasukkan
kedalam perebusan untuk mempermudah brondolan lepas dari tandan 3. Stasiun PenebahanHoisting Crane adalah proses buah yang dimasukkan
didalam lori kemudian lori diangkat dan dituangkan isi lori hooper. 4. Stasiunpengempaanadalahdimanaprosespengambilanminyakdilakukanden
ganjalanmelumatdanmengempa buah.
Universitas Sumatera Utara
5. Stasiun Pemurnian Minyak adalah proses akhir yangsecara keseluruhan untuk memisahkan lumpur, kotoran dan air sehingga di dapatkan standart
mutu minyak yang baik 6. Penilaian risiko yaitu proses menentukan risiko kecelakaan yang ditinjau
dari kemungkinan kejadian dan keparahan yang ditimbulkan dalam proses pengolahan kelapa sawit.
7. Kemungkinan kejadian yaitu suatu kejadian yang mungkin terjadi seperti kejadian yang hampir pasti terjadi, sering terjadi, dapat terjadi dan
kadang-kadang terjadi di proses pengolahan kelapa sawit. 8. Keparahan yaitu seberapa parah kecelakaansakit yang terjadi seperti
kecelakaan bencana, kecelakaan berat, kecelakaan sedang, kecelakaan kecil, kecelakaan tidak signifikan di pengolahan kelapa sawit.
9. Tingkat Risiko merupakan hasil matriks dari kemungkinan kejadian dan keparahannya seperti risiko low,moderate,high, dan extreme high di
PTPN IV PKS SOSA.
3.5. Teknik Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan terdiri dari :