10. Penggairahan, yaitu penggunaan aneka cara penyuluhan atau pendekatan lain untuk menimbulkan sikap untuk selamat.
11. Asuransi, yaitu insentif finansial untuk meningkatkan pencegahan kecelakaan misalnya dalam bentuk pengurangan premi yang dibayar oleh
perusahaan, jika tindakan-tindakan keselamatan sangat baik.
2.3. Proses Manajemen Risiko
Mengelola risiko harus dilakukan secara komprehensif melalui pendekatan manajemen risiko sebagaimana terlihat dalam Risk Management Standard
ASNZS 4360, yang meliputi: a.
Penentuan konteks kegiatan yang akan dikelola risikonya b.
Identifikasi risiko, c.
Analisis risiko, d.
Evaluasi risiko, e.
Pengendalian risiko, f.
Pemantauan dan telaah ulang, g.
Koordinasi dan komunikasi.
a. Menentukan Konteks
Dalam menentukan konteks dilakukan dengan cara melihat visi misi perusahaan, ruang lingkup bisnis perusahaan mulai dari proses kerja awal sampai
akhir. Hal ini dilakukan karena konteks risiko disetiap perusahaan berbeda-beda sesuai dengan kegiatan bisnis yang dilakukan. Kemudian langkah selanjutnya
adalah menetapkan kriteria risiko yang berlaku untuk perusahaan berdasarkan aspek nilai kerugian yang dapat ditanggulangi oleh perusahaan. Kriteria risiko
didapat dari kombinasi kriteria tingkat kemungkinan dan keparahan
Universitas Sumatera Utara
b. Identifikasi Risiko
Identifikasi bahaya adalah salah satu tahapan dari manajemen risiko k3 yang bertujuan untuk mengetahui semua potensi bahaya yang ada pada suatu
kegiatan kerja proses kerja tertentu. Identifikasi bahaya memberikan berbagai manfaat antara lain :
a.Mengurangi peluang kecelakaan karena dengan melakukan identifikasi dapat diketahui faktor penyebab terjadinya keceakaan,
b.Untuk memberikan pemahaman bagi semua pihak mengenai potensi bahaya yang ada dari setiap aktivitas perusahaan, sehingga dapat meningkatkan
pengetahuan karyawan untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesadaran akan safety saat bekerja,
c.Sebagai landasan sekaligus masukan untuk menentukan strategi pencegahan dan penanganan yang tepat, selain itu perusahaan dapat memprioritaskan tindakan
pengendalian berdasarkan potensi bahaya tertinggi. d.Memberikan informasi yang terdokumentasi mengenai sumber bahaya dalam
perusahaan. Cara melakukan identifikasi bahaya adalah :
1. Tentukan pekerjaan yang akan diidentifikasi 2. Urutkan langkah kerja mulai dari tahapan awal sampai pada tahap akhir
pekerjaan. 3. Kemudian tentukan jenis bahaya apa saja yang terkandung pada setiap
tahapan tersebut, dilihat dari bahaya fisik, kimia, mekanik, biologi, ergonomic, psikologi, listrik dan kebakaran.
Universitas Sumatera Utara
4. Setelah potensi bahaya diketahui, maka tentukan dampakkerugian yang dapat ditimbulkan dari potensi bahaya tersebut. Dapat menggunakan metode What-If.
5. Kemudian catat dalam tabel, semua keterangan yang didapat. Salah satu metoda yang dapat digunakan dalam melakukan identifikasi bahaya
adalah dengan membuat Job Safety AnalysisJob Hazard Analysis. Selain JSA, ada beberapa teknik yang dapat dipakai seperti Fault Tree Analysis FTA, Event
Tree Analysis ETA, Failure Mode and Effect Analysis FMEA, Hazards and Operability Study Hazop, Preliminary Hazards Analysis PHA, dll.
c. Analisis Risiko