dengan  cara  yang  tepat  dan  cepat  Arikunto,  2009:  32.  Joesmani 1988:  12  menyatakan  bahwa  pada  dasarnya  tes  dibagi  menjadi  2
tipe,  yaitu  tes  yang  mengukur  penampilan  maksimal  maximum performance
dan  tes  yang  mengukur  penampilan  khusus  typical performance
.  Tes  intelegensi,  tes  kemampuan,  dan  tes  kecakapan termasuk  dalam  pengukuran  maximum  performance,  hal  ini
disebabkan peserta tes diharuskan untuk mendapat skor maksimum. Jadi,  ada  jawaban  yang  benar  dan  jawaban  yang  salah.  Sedangkan
pada  typical  performance  digunakan  untuk  mengukur  kebiasaan peserta  tes  sehingga  tidak  ada  jawaban  yang  benar  dan  jawaban
yang salah. Bentuk  tes  yang  digunakan  pada  penelitian  ini  adalah  tes
tulis  tipe  maximum  performance  yang  instrumennya  telah  diteliti validitas  serta  reliabilitasnya  sebelum  digunakan.  Tes    dilakukan
untuk  memperoleh  data  kuantitatif  yang  selanjutnya  diolah  untuk menguji  hipotesis.  Pada penelitian  ini dilakukan  tes terhadap hasil
belajar  siswa  kelas  X  SMA  Negeri  1  Gombong  tahun  pelajaran 20122013 pada sub materi pokok jarak dalam ruang dimensi tiga.
3.3. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam  mengumpulkan  data  dengan  cermat,  lengkap,  dan  sistematis  sehingga
mudah  diolah  Arikunto,  2006:  60.  Pada  penelitian  ini,  instrumen  yang
digunakan  berupa  soal  objektif  dan  uraian  yang  kelebihan  serta  kekurangannya dijabarkan di bawah ini.
Tabel 3.1 Perbandingan Kelebihan dan Kekurangan Soal Objektif dan Soal Uraian
Aspek Perbedaan Soal Objektif
Soal Uraian 1. Kemampuan belajar
yang diukur Efisien untuk mengukur
pengetahuan tentang fakta.
Efisien untuk mengukur pemahaman,
keterampilan berpikir, menyusun ide, dan
pemecahan masalah.
2. Mempersiapkan soal  Jumlah soal relatif lebih
banyak sehingga waktu yang diperlukan lebih
lama. Jumlah soal relatif lebih
sedikit sehingga waktu yang diperlukan lebih
sebentar.
3. Sampel isi
pengajaran
Soal tes sebagai sampel yang representatif dan isi
pengajaran yang diberikan dapat
mencakup lebih luas karena jumlahnya relatif
banyak. Soal tes kurang
representatif dan isi pengajaran yang
diberikan lebih sempit karena jumlahnya relatif
sedikit.
4. Kontrol terhadap
responsi siswa
Karena struktur soal tersusun rapi maka
responsi siswa terbatas dan tidak ada jawaban
asal tulis. Namun, dapat muncul respon terkaan
guessing. Siswa dapat bebas
menyusun responsi sendiri dan tidak ada
responsi terkaan. Namun, dapat muncul responsi
asal tulis.
5. Skoring
Objektif, cepat, mudah, dan konsisten.
Subjektif, lambat, sukar, dan tidak konsisten.
6. Pengaruh terhadap
belajar siswa
Kurang mengembangkan kemampuan pengertian,
keterampilan berpikir, dan struktur berpikir
tidak terlatih. Melatih siswa untuk
konsentrasi pada kemampuan
mengorganisasi dan mengekspresikan ide-ide.
7. Reliabilitas
Apabila soal tes disusun dan dilaksanakan dengan
baik maka memiliki reliabilitas yang tinggi.
Reliabilitas rendah karena terjadi
ketidakkonsistensian pada pemberian skor.
8. Validitas
Validitas cenderung tinggi karena jumlah soal
banyak. Validitas cenderung
rendah karena jumlah soal sedikit.
9. Kerawanan
Diperlukan orang yang sudah cukup
Pendapat skorer sering muncul sehingga
berpengalaman menyusun soal.
menimbulkan pertentangan sendiri.
sumber: Joesmani 1988: 84 Pada penelitian ini, instrumen yang digunakan adalah soal tes tertulis hasil
belajar siswa kelas X pada sub pokok materi jarak dalam ruang dimensi tiga yang berbentuk pilihan ganda dan uraian. Adapun kisi-kisi, soal tes, dan kunci jawaban
baik  pada  saat  uji  coba  maupun  penelitian dapat dilihat  pada  lampiran  9  sampai dengan lampiran 11.
3.4 Analisis Data Awal