Analisis Daya Pembeda Arikunto, 2009: 211

Mean = jumlah skor peser ta tes pada butir soal ter tentu banyak siswa yang mengikuti tes Dilanjutkan proses berikut. P = mean skor maksimum yang ditetapkan Indeks kesukaran diklasifikasikan menjadi berikut. a. Soal dengan ≤ P 0,3 adalah soal sukar. b. Soal dengan 0,3 ≤ P 0,7 adalah soal sedang. c. Soal dengan 0,7 ≤ P ≤ 1,0 adalah soal mudah. Arikunto, 2009: 210 Berdasarkan analisis, dari 15 soal pilihan ganda terdapat 3 soal mudah yaitu nomor 1, 4, dan 7; terdapat 9 soal sedang yaitu nomor 2, 3, 5, 6, 8, 10, 11, 13, dan 14; serta terdapat 3 soal sukar yaitu nomor 9, 12, dan 15. Sedangkan untuk soal uraian, nomor 1 tergolong soal mudah serta nomor 2 dan nomor 3 tergolong soal sedang. Penghitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 13.

3.5.4 Analisis Daya Pembeda Arikunto, 2009: 211

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi, disingkat . Ada tiga titik pada daya pembeda yaitu: -1,00 0,00 1,00 Daya beda rendah negatif Daya beda tinggi positif Suatu soal yang dapat dijawab dengan benar oleh peserta didik pandai maupun peserta didik bodoh, maka soal itu tidak baik karena tidak mempunyai daya beda. Demikian pula jika semua peserta didik baik pandai maupun kurang pandai tidak dapat menjawab dengan benar, maka soal tersebut tidak baik juga karena tidak mempunyai daya beda. Soal yang baik adalah soal yang dapat dijawab dengan benar oleh peserta didik yang pandai saja. Seluruh pengikut tes dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu kelompok pandai atau kelompok atas upper group dan kelompok kurang pandai atau kelompok bawah lower group. Jika seluruh kelompok atas dapat menjawab soal tersebut dengan benar, sedang seluruh kelompok bawah menjawab salah, maka soal tersebut mempunyai daya beda paling besar yaitu 1,00. Sebaliknya jika semua kelompok atas menjawab salah, tetapi semua kelompok bawah menjawab benar, maka daya bedanya -1,00. Tetapi jika peserta didik kelompok atas dan peserta didik kelompok bawah sama- sama menjawab benar atau sama-sama salah, maka soal tersebut mempunyai daya beda 0,00, atau dengan kata lain tidak mempunyai daya beda sama sekali. Rumus untuk mencari daya beda soal adalah : = − Keterangan: = Daya Beda = Banyaknya peserta didik kelompok atas yang menjawab dengan benar = Banyaknya peserta didik kelompok atas x bobot soal = Banyaknya peserta didik kelompok bawah yang menjawab dengan benar = Banyaknya peserta didik kelompok bawah x bobot soal Untuk menginterpretasikan daya pembeda dapat digunakan kriteria berikut ini. a. Jika D bertanda negatif, maka soal dikatakan mempunyai daya pembeda jelek sekali. b. Jika 0,0 ≤ D 0,2 , maka soal dikatakan mempunyai daya pembeda jelek. c. Jika 0,2 ≤ D 0,4 , maka soal dikatakan mempunyai daya pembeda cukup. d. Jika 0,4 ≤ D 0,7 , maka soal dikatakan mempunyai daya pembeda baik. e. Jika 0,7 ≤ D ≤ 1,0 , maka soal dikatakan mempunyai daya pembeda baik sekali. Berdasarkan analisis, dari 15 soal pilihan ganda terdapat 5 soal berdaya beda jelek yaitu nomor 1, 5, 7, 9, dan 15; terdapat 2 soal berdaya beda cukup yaitu nomor 2 dan 10; serta terdapat 8 soal berdaya beda baik yaitu nomor 3, 4, 6, 8, 11,12, 13, dan 14. Sedangkan untuk soal uraian, nomor 1 berdaya beda cukup, nomor 2 berdaya beda jelek, dan nomor 3 berdaya beda baik. Penghitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 13.

3.6 Analisis Data Akhir

3.6.1 Uji Normalitas

Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui kenormalan distribusi data variabel terikat. Pada penelitian ini, uji normalitas data menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov berbantuan SPSS.

Dokumen yang terkait

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN TPS BERBANTUAN MOUSE MISCHIEF TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X MATERI FUNGSI KUADRAT

1 12 192

KEEFEKTIFAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERBANTUAN BOOKLET HIGHER ORDER THINKING SKILL TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X

7 30 165

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI LOGIKA MENGGUNAKAN ALAT PERAGA MAGIC BOX Peningkatan Hasil Belajar Matematika Pada Materi Logika Menggunakan Alat Peraga Magic Box (PTK Siswa Kelas XI SMK Harapan Kartasura TahunAjaran 2011/2012).

0 0 16

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI LOGIKA MENGGUNAKAN ALAT PERAGA MAGIC BOX Peningkatan Hasil Belajar Matematika Pada Materi Logika Menggunakan Alat Peraga Magic Box (PTK Siswa Kelas XI SMK Harapan Kartasura TahunAjaran 2011/2012).

0 0 18

Keefektifan Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS) terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Kelas X pada Materi Dimensi Tiga Berbantuan CD Pembelajaran.

0 0 1

PENGARUH MODEL INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA SUB MATERI SPERMATOPHYTA KELAS X

0 0 14

Pengaruh Penerapan Model Penemuan Terbimbing Berbantuan Power Point terhadap Hasil Belajar Materi Trigonometri Siswa Kelas X

0 0 8

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ROTATING TRIO EXCNHANGE (RTE) BERBANTUAN MEDIA COUPLE CARD PADA SUB MATERI TATA NAMA SENYAWA HIDROKARBON TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA SMA ADISUCIPTO SUNGAI RAYA

0 0 9

PENGARUH MODEL KOOPERATIF BERBANTUAN MEDIA FLIPBOOK TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMAN 3 MATERI BAKTERI

0 1 10

PENGARUH MODEL TGT BERBANTUAN LEAFLET PADA MATERI MONERA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X

0 0 13