Mean = jumlah skor peser ta tes pada butir  soal ter tentu
banyak siswa yang mengikuti tes
Dilanjutkan proses berikut.
P = mean
skor maksimum yang ditetapkan
Indeks kesukaran diklasifikasikan menjadi berikut. a.  Soal dengan
≤
P  0,3
adalah soal sukar. b.  Soal dengan
0,3
≤
P  0,7
adalah soal sedang. c.  Soal dengan
0,7
≤
P
≤
1,0
adalah soal mudah. Arikunto, 2009: 210
Berdasarkan  analisis,  dari  15  soal  pilihan  ganda  terdapat  3  soal  mudah  yaitu nomor 1, 4, dan 7; terdapat 9 soal sedang yaitu nomor 2, 3, 5, 6, 8, 10, 11, 13, dan
14; serta terdapat 3 soal sukar yaitu nomor 9, 12, dan 15. Sedangkan untuk  soal uraian, nomor 1 tergolong soal mudah serta nomor 2 dan nomor 3 tergolong soal
sedang. Penghitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 13.
3.5.4 Analisis Daya Pembeda Arikunto, 2009: 211
Daya  pembeda  soal  adalah  kemampuan  suatu  soal  untuk  membedakan antara  siswa  berkemampuan  tinggi  dengan  siswa  yang  berkemampuan  rendah.
Angka  yang  menunjukkan  besarnya  daya  pembeda  disebut  indeks  diskriminasi, disingkat  . Ada tiga titik pada daya pembeda yaitu:
-1,00 0,00
1,00 Daya beda rendah negatif
Daya beda tinggi positif
Suatu soal yang dapat dijawab dengan benar oleh peserta didik pandai maupun peserta didik bodoh, maka soal itu tidak baik karena tidak mempunyai daya beda.
Demikian pula jika semua peserta didik baik pandai maupun kurang pandai tidak dapat  menjawab  dengan  benar,  maka  soal  tersebut  tidak  baik  juga  karena  tidak
mempunyai  daya  beda.  Soal  yang  baik  adalah  soal  yang  dapat  dijawab  dengan benar  oleh  peserta  didik  yang  pandai  saja.  Seluruh  pengikut  tes  dikelompokkan
menjadi dua kelompok  yaitu kelompok pandai atau kelompok atas upper group dan kelompok kurang pandai atau kelompok bawah lower group.
Jika  seluruh  kelompok  atas  dapat  menjawab  soal  tersebut  dengan  benar, sedang seluruh kelompok bawah menjawab salah, maka soal tersebut mempunyai
daya beda paling besar yaitu 1,00. Sebaliknya jika semua kelompok atas menjawab salah, tetapi semua kelompok bawah menjawab benar, maka daya bedanya -1,00.
Tetapi jika peserta didik kelompok atas dan peserta didik kelompok bawah sama- sama menjawab benar atau sama-sama salah, maka soal tersebut mempunyai daya
beda 0,00, atau dengan kata lain tidak mempunyai daya beda sama sekali. Rumus untuk mencari daya beda soal adalah :
=
− Keterangan:
= Daya Beda = Banyaknya peserta didik kelompok atas yang menjawab dengan benar
= Banyaknya peserta didik kelompok atas x bobot soal = Banyaknya peserta didik kelompok bawah yang menjawab dengan benar
= Banyaknya peserta didik kelompok bawah x bobot soal
Untuk menginterpretasikan daya pembeda dapat digunakan kriteria berikut ini. a.  Jika D bertanda negatif, maka soal dikatakan mempunyai daya pembeda
jelek sekali. b.  Jika
0,0
≤
D  0,2
,  maka  soal  dikatakan  mempunyai  daya  pembeda jelek.
c.  Jika
0,2
≤
D  0,4
,  maka  soal  dikatakan  mempunyai  daya  pembeda cukup.
d.  Jika
0,4
≤
D  0,7
,  maka  soal  dikatakan  mempunyai  daya  pembeda baik.
e.  Jika
0,7
≤
D
≤
1,0
, maka soal dikatakan mempunyai daya pembeda baik sekali.
Berdasarkan  analisis,  dari  15  soal  pilihan  ganda  terdapat  5  soal  berdaya beda jelek yaitu nomor 1, 5, 7, 9, dan 15; terdapat 2 soal berdaya beda cukup yaitu
nomor  2 dan  10;  serta  terdapat 8  soal berdaya  beda baik  yaitu  nomor 3, 4, 6, 8, 11,12,  13,  dan  14.  Sedangkan  untuk  soal  uraian,  nomor  1  berdaya  beda  cukup,
nomor  2  berdaya  beda  jelek,  dan  nomor  3  berdaya  beda  baik.  Penghitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 13.
3.6 Analisis Data Akhir
3.6.1 Uji Normalitas
Uji  normalitas  data  digunakan  untuk  mengetahui  kenormalan  distribusi data  variabel  terikat.  Pada  penelitian  ini,  uji  normalitas  data  menggunakan  uji
Kolmogorov-Smirnov berbantuan SPSS.