2.1.3.3 Fase
Menurut Whittington Yacci 2008: 234, dalam pelaksanaan pembelajaran kooperatif sebagai pembelajaran aktif di kelas mengikuti 4 fase, yaitu sebagai
berikut.
Salah satu model pembelajaran kooperatif yaitu model pembelajaran tim siswa Student Team Learning. Dalam model ini, tugas harus dapat dikuasai oleh
setiap anggota kelompok, sehingga pembelajaran dapat dikatakan berhasil apabila setiap anggota kelompok dapat menguasai tugas atau bahan yang diberikan.
Berikut ini diberikan beberapa perbedaan antara kelompok belajar kooperatif dan kelompok belajar konvensional.
1 What Lecture
2 How In-class activity
3 Where Homework
4 Why Group reflective activity
Gambar 2.2 Fase Pembelajaran Kooperatif
Tabel 2.1 Perbedaan Kelompok Belajar Kooperatif dan Kelompok Belajar Konvensional
Kelompok Belajar Kooperatif Kelompok Belajar Konvensional
Adanya saling ketergantungan positif, saling membantu, dan saling
memberikan motivasi sehingga terjadi interkasi promotif.
Guru sering membiarkan adanya siswa yang mendominasi kelompok
atau bahkan menggantungkan diri pada kelompok.
Adanya akuntabilitas individual yang mengukur penguasaan materi
pelajaran tiap anggota kelompok, selanjutnya kelompok diberi umpan
balik tentang hasil belajar para anggotanya sehingga dapat saling
mengetahui siapa yang memerlukan bantuan dan siapa yang dapat
memberikan bantuan. Akuntabilitas individual sering
diabaikan sehingga tugas-tugas sering didominasi oleh salah seorang
anggota kelompok.
Kelompok belajar heterogen, baik dalam kemampuan akademik, jenis
kelamin, ras, etnik, dan sebagainya sehingga dapat saling mengetahui
siapa yang memerlukan bantuan dan siapa yang memberikan bantuan.
Kelompok belajar biasanya homogen.
Pemimpin kelompok dipilih secara demokratis atau bergilir untuk
memberikan pengalaman memimpin bagi para anggota kelompok.
Pemimpin kelompok sering ditentukan oleh guru atau kelompok
dibiarkan memilih pemimpin dengan cara masing-masing.
Keterampilan sosial yang diperlukan dalam kerja gotong-royong, seperti
kepemimpinan, kemampuan berkomunikasi, mempercayai orang
lain, dan mengelola konflik secara langsung diajarkan.
Keterampilan sosial sering tidak secara langsung diajarkan.
Pada saat pembelajaran kooperatif sedang berlangsung, guru terus
melakukan pemantauan melalui observasi dan melakukan intervensi
jika terjadi masalah dalam kerja sama antaranggota kelompok.
Pemantauan melalui observasi dan intervensi sering tidak dilakukan
oleh guru pada saat belajar kelompok sedang berlangsung.
Guru memperhatika proses kerja Guru sering tidak memperhatikan
kelompok. proses kerja kelompok.
Penekanan tidak hanya pada penyelesaian tugas tetapi juga pada
interpersonal hubungan antarpribadi yang saling menghargai.
Penekanan sering hanya pada penyelesaian tugas.
Sumber: Killen dalam Trianto, 2007: 43
2.1.4 Rotating Trio Exchange RTE