i Pemecahan masalah dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata.
j Pemecahan masalah dapat mengembangkan minat siswa untuk secaraterus-menerus belajar sekalipun belajar pada pendidikan formal
telah berakhir.
2.2.5.2 Kelemahan Pembelajaran Berbasis Masalah
a Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan,
maka mereka akan merasa enggan untuk mencoba. b Keberhasilan model pembelajaran berbasis masalah membutuhkan
cukup waktu untk persiapan. c Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan
masalah yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka ingin pelajari.
2.3 Deskripsi Kemampuan Berpikir Kritis
2.3.1. Pengertian Berpikir Kritis
Telaah mengenai berpikir kritis telah dimulai sejak seratus tahun terakhir. Pendekatan belajar demikian mulai berkembang lebih dari 2000 tahun lalu, oleh
Socrates.Akan tetapi, John Dewey seorang tokoh pendidikan berkewarganegaraan Amer
ika, secara luas dipandang sebagai bapak tradisi ―berpikir kritis modern‖.Ia menanamkan tradisi berpikir kritis dengan berfikir reflektif. Dewey memberikan
pengertian mengenai berpikir kritis sebagai ―Pertimbangan yang aktif, persintent terus menerus, dan teliti
mengenai sebuah keyakinan atau bentuk pengetahuan yang diterima
begitu saja dipandang dari alasan – alasan yang mendukung dan
kesimpulan lanjutan yang menjadi kecenderungan Fisher, 2009 :2‖.
Edward Glaser dalam buku Watson-Glaser Critical Thinking Apprisial mendefinisikan berpikir kritis sebagai :
1 Suatu sikap mau berpikir secara mendalam tentang masalah –
masalah dan hal – hal yang berada dalam jangkauan pengalaman
seseorang; 2 Pengetahuan mengenai metode – metode pemeriksaan
dan penalaran yang logis; 3 ketrampilan untuk mengaplikasikan metode
– metode tersebut. Oleh karena itu, berpikir kritis menuntut upaya keras memeriksa setiap keyakinan dan pengetahuan asumtif
berdasarkan bukti pendukung dan kesimpulan – kesimpulan lanjutan
Fisher, 2009:2 Berfikir kritis merupakan sebuah proses yang terarah dan jelas yang
digunakan dalam kegiatan mental seperti memecahkan masalah, mengambil keputusan, membujuk, menganalisis asumsi, dan melakukan penelitian ilmiah.
Kemampuan seseorang untuk dapat berhasil dalam kehidupannya antara lain ditentukan oleh ketrampilan berpikirnya, terutama dalam upaya memecahkan
masalah – masalah kehidupan yang dihadapinya Johnson, 2008:183. D.N
Perkina dan R. Swartz 1990 menyatakan berpikir kritis berarti : 1 Bertujuan untuk mencapai penilaian yang kritis terhadap apa yang
akan kita terima atau apa yang akan kita lakukan dengan alasan yang logis. 2 Mempergunakan standar penilaian sebagai hasil dari berpikir
kritis dalam membuat alasan. 3 Menerapkan berbagai strategi yang tersusun dan memberikan alasan untuk menentukan dan menerapkan
standar tersebut. 4 Mencari dan menghimpun informasi yang dapat dipercaya untuk dipakai bukti dapat mendukung Hassoubah, 2002 :
86-87
Norris dan Ennis dalam Bahriah 2011 menyatakan berpikir kritis sebagai berpikir masuk akal dan reflektif yang difokuskan pada pengambilan keputusan
tentang apa yang dilakukan atau diyakini. Masuk akal berarti berpikir didasarkan atas fakta-fakta untuk menghasilkan keputusan yang terbaik, reflektif artinya
mencari dengan sadar dan tegas kemungkinan solusi yang terbaik. Dengan demikian berpikir kritis, menurut Norris dan Ennis adalah berpikir yang terarah
pada tujuan. Tujuan dari berpikir kritis adalah mengevaluasi tindakan atau keyakinan yang terbaik. Norris dan Ennis memfokuskan kerangkanya pada proses
berpikir yang melibatkan pengumpulan informasi dan penerapan kriteria untuk mempertimbangkan serangkaian tindakan atau pandangan yang berbeda.
Ciri khas kegiatan belajar dan mengajar yang mengembangkan kemampuan berpikir kritis meliputi : 1 meningkatkan interaksi antara siswa
sebagai pembelajar; 2 mengajukan pertanyaan open-enden; 3 memberikan waktu yang memadai kepada siswa untuk memberikan reaksi terhadap
pertanyaan; 4 teaching for transfer mengajarkan penggunaaan kemampuan yang baru saja diperoleh dengan kondisi nyata yang ada di masyarakat Amri dan
Khoiru Ahmadi, 2010 : 66.
2.3.2 Indikator Berfikir Kritis