Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Masalah

e. Multiple Discrimination Learning Kegiatan Belajar Dengan Perbedaan Berganda Tipe ini berhubungan dengan kegiatan peserta didik membuat berbagai perbedaan respons yang digunakan terhadap stimulus yang beragam. Namun, berbagai respons dan stimulus itu saling berhubungan antara satu dan yang lainnya. f. Concept Learning Kegiatan Belajar Konsep Tipe ini berkaitan dengan berbagai respons dalam waktu yang bersamaan terhadap sejumlah stimulus berupa konsep – konsep yang berbeda antara satu dan yang lainnya.’ g. Principle Learning Kegiatan Belajar Prinsip – Prinsip Tipe ini digunakan peserta didik menghubungkan beberapa prinsip yang digunakan dalam merespons stimulus. h. Problem Solving Learning Kegiatan Belajar Pemecahan Masalah Tipe ini berhubungan dengan kegiatan peserta didik menghadapi persoalan dan memecahkannya sehingga pada akhirnya peserta didik memiliki kecapakan dan keterampilan baru dalam pemecahan masalah.

2.2 Model Pembelajaran Berbasis Masalah

2.2.1 Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Pada hakikatnya program pembelajaran bertujuan tidak hanya memahami dan menguasai apa dan bagaimana suatu terjadi tetapi juga memberi pemahaman dan penguasaan tentang ―mengapa hal itu terjadi‖. Berpijak pada permasalahan tersebut, maka pembelajaran pemecahan masalah menjadi sangat penting untuk diajarkan Made Wena, 2009:52. Menurut Gagne, 1985 dalam buku Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer bahwa: Pemecahan masalah dipandang sebagai suatu proses untuk menemukan kombinasi dari sejumlah aturan yang dapat diterapkan dalam upaya mengatasi situasi yang baru. Pemecahan masalah tidak sekedar sebagai bentuk kemampuan menerapkan aturan – aturan yang telah dikuasai melalui kegiatan – kegiatan belajar terdahulu, melainkan lebih dari itu, merupakan proses untuk mendapatkan seperangkat aturan pada tingkat yang lebih tinggi. Apabila seseorang telah mendapatkan suatu kombinasi perangkat aturan yang terbukti dapat dioperasikan sesuai dengan situasi yang sedang dihadapi maka ia tidak saja dapat memecahkan suatu masalah, melainkan juga telah berhasil menemukan sesuatu yang baru. Sesuatu yang dimaksud adalah perangkat prosedur atau strategi yang memungkinkan seseorang dapat meningkatkan kemandirian dalam berfikir. Problem Based Learning PBL dikembangkan sejak tahun 1970-an di McMaster University di Canada dan metode ini sudah merambah ke berbagai jenjang pendidikan. Dengan keunggulan metode ini, jenjang pendidikan yang lebih rendah pun sudah mulai menggunakan metode ini. Dengan perkembangannya yang pesat, rumusannya juga beragam. Salah satu yang cukup mewakili, adalah rumusan yang diungkapkan Prof. Howard Barrows dan Kelson dalam M. Taufiq Amir, 2010:21. Problem Based Learning PBL adalah kurikulum dari proses pembelajaran. Dalam kurikulumnya, dirancang masalah – masalah yang menuntut peserta didik mendapatkan pengetahuan penting, membuat mereka mahir dalam memecahkan masalah, dan memiliki strategi belajar sendiri serta memiliki kecapakan berpartisipasi dalam tim. Proses pembelajarannya menggunakan pendekatan yang sistematik untuk memecahkan masalah atau menghadapi tantangan yang nanti diperlukan dalam karier dan kehidupan sehari – hari. Mengacu rumusan dari Dutch 1994 bahwa PBL merupakan Metode instruksional yang menantang peserta didik agar ―belajar untuk belajar‖, bekerja sama dalam kelompok untuk mencari solusi bagi masalah yang nyata. Masalah ini digunakan untuk mengaitkan rasa keingintahuan serta kemampuan analisis peserta didik dan inisiatif atas materi pelajaran. PBL mempersiapkan peserta didik untuk berfikir kritis dan analistis dan untuk mencari serta menggunakan sumber pembelajaran yang sesuai dalam M. Taufiq Amir, 2010:21. Dari kedua definisi tersebut, terlihat bahwa materi pembelajaran terutama bercirikan masalah. Dalam proses PBL, sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai, pembelajar akan diberikan masalah – masalah. Masalah yang disajikan adalah masalah yang memiliki konteks dengan dunia nyata. Semakin dekat dengan dunia nyata, akan semakin baik pengaruhnya pada peningkatan kecakapan pembelajar. Dari masalah yang diberikan, pembelajar bekerjasama dalam kelompok, mencoba memecahkannnya dengan pengetahuan yang mereka miliki, dan sekaligus mencari informasi – informasi baru yang relevan untuk solusinya. Sedangkan tugas pendidik adalah sebagai fasilitator yang mengarahkan pembelajar untuk dalam mencari dan menemukan solusi yang diperlukan hanya mengarahkan, bukan menunjukkan dan juga sekaligus menentukan kriteria pencapaian proses pembelajaran itu.

2.2.2 Ciri