Hasil Kajian Penelitian Terdahulu

cara meningkatkan keterampilan komunikasi dengan benar, menjelaskan syarat komunikasi yang baik dengan benar, menyimpulkan cara menyampaikan informasi secara singkat, padat dan jelas, menyimpulkan cara menerima pesan secara singkat, padat dan jelas. Secara kontekstual, kompetensi dasar cara menerima dan menyampaikan informasi itu sendiri mencakup substansi materi yang cukup kompleks akan persoalan – persoalan yang muncul pada realita kehidupan.

2.5 Hasil Kajian Penelitian Terdahulu

Hasil penelitian terdahulu yang terkait dengan penerapan model pembelajaran berbasis masalah terdapat beberapa temuan penelitian diantaranya yaitu penelitian dari Ulya Brilian dengan judul Penerapan Problem Based Learning PBL Pada Mata Pelajaran Akuntansi Untuk Meningkatkan Kemampuan Bertanya, Kemampuan Menjawab Pertanyaan dan Hasil Belajar Siswa kelas XI-IS 4 SMA Negeri 2 Blitar. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 2 Blitar pada semester genap tahun pelajaran 20072008 dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas PTK dengan menggunakan metode PBL. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, siklus I dilaksanakan pada pokok bahasan jurnal penyesuaian metode Ikhtisar Laba Rugi sedangkan siklus II pada pokok bahasan jurnal penyesuaian metode Harga Pokok Penjualan HPP. Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI-IS 4 di SMA Negeri 2 Blitar yang terdiri dari 35 siswa. Analisis data dilakukan dengan menggunakan persentase peningkatan skor hasil kemampuan bertanya dan menjawab pertanyaan serta hasil belajar tiap siklus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan PBL dapat meningkatkan kemampuan bertanya, kemampuan menjawab pertanyaan serta hasil belajar siwa. Persentase skor rata - rata kemampuan bertanya siswa meningkat sebesar 15,45 dari 65,3 pada siklus I menjadi 80,75 pada siklus II, sedangkan persentase skor rata – rata kemampuan menjawab pertanyaan siswa meningkat sebesar 5,92 dari 79,84 pada siklus I menjadi 85,76 pada siklus II. Untuk hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan, persentase rata rata nilai siswa meningkat dari 68,86 pada siklus I menjadi 80,74 pada siklus II atau meningkat sebesar 11,88. Sehingga dapat disimpulkan model PBL dapat meningkatkan hasil belajar yang optimal. Temuan penelitian dari Merinda Dian Prametasari. 2012. Efektifitas Penggunaan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Problem Based Learning- PBL Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V di SD Gugus Hasanudin Salatiga Semester II Tahun Ajaran 20112012. Jenis penelitian adalah eksperimen yang menggunakan Quasi-Eksperimental Design, yaitu desain eksperimen yang digunakan Nonequivalent Control Group Design. Unit penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V di SD Negeri Kumpulrejo 01 Salatiga sebanyak 26 siswa sebagai kelompok eksperimen dan seluruh siswa kelas V di SD Negeri Tegalrejo 05 Salatiga sebanyak 30 siswa sebagai kelompok kontrol. Teknik pengumpulan data menggunakan tes dan non tes observasi, diskusi dan presentasi.Instrumen penelitian berupa butir soal tes dan lembar observasi serta rubrik penilaian. Teknik analisis data menggunakan uji t yang merupakan hasil belajar dari kelas eksperimen dan kelas kontrol pada taraf signifikansi 5 α = 0,05. Hasil penelitian menunjukkan ada efektifitas penggunaan model pembelajaran berbasis masalah Problem Based Learning-PBL. Hal ini ditunjukkan dengan adanya perbedaan rata-rata dari hasil belajar kelas kontrol dan kelas eksperimen dengan perolehan rata-rata nilai tes siswa kelas kontrol lebih rendah daripada rata-rata nilai tes siswa kelas eksperimen, yaitu 74,53 83,38 dengan perbedaan rata-rata mean difference sebesar 8,851. Perbedaan tersebut ditinjau dari kesignifikansiannya 45ontro t hitung t tabel 3.201 1.674 dengan taraf signifikansi diperoleh angka 0,002 0,05. Hal tersebut berarti terdapat perbedaan antara rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen dan kelompok 45ontrol.Berdasarkan hasil penelitian disarankan supaya guru dalam pembelajaran IPA menggunakan model pembelajaran berbasis masalah Problem Based Learning-PBL sebagai salah satu solusi untuk meningkatkan hasil belajar siswa.Pembelajaran menggunakan model pembelajaran berbasis masalah Problem Based Learning-PBL perlu dikembangkan oleh guru di sekolah agar siswa dapat belajar secara kontekstual ke taraf berpikir tingkat tinggi sehingga hasil belajar yang diperoleh meningkat. Temuan dari Karlimah. 2010. Kemampuan Komunikasi dan Pemecahan Masalah Matematis Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah. Penelitian ini adalah Peneltian Tindakan Kelas dengan deskripsi kualitatif. Subyek penelitian dilakukan terhadap 67 orang mahasiswa PGSD pada satu Universitas Negeri Bandung. Penetapan subyek dilakukan secara purposive yaitu mahasiswa yang sedang mengikuti perkuliahan Kapita Selekta Matematika. Instrumen penelitian menggunakan dua macam tes bentuk uraian yaitu tes komunikasi matematis dan tes pemecahan masalah matematis.Tes disusun sebanyak 20 soal dalam bentuk pilihan ganda beralasan. Berdasarkan perbandingan hasil tes kemampuan awal dan skor ideal tes, mahasiswa berkelompok pada dua kelompok yaitu level sedang 11 orang dam level kurang 57 orang. Pada akhir pembelajaran kedua kelas diberi tes komunikasi matematis dan tes pemecahan masalah matematis yang sama. Data penelitian dianalisis dengan ANOVA dua jalur untuk mengetahui pengaruh pembelajaran terhadap kemampuan komunikasi matematis, pemecahan masalah matematis. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas responden dengan kemampuan komunikasi matematis kategori tinggi 66,7 memiliki kemampuan pemecahan masalah matematis kategori tinggi. Kemudian, responden dengan kemampuan komunikasi matematis kategori sedang 54,3 memiliki kemampuan pemecahan masalah matematis kategori sedang. Begitu pula responden dengan kemampuan komunikasi matematis kategori rendah 73,1 memiliki kemampuan pemecahan masalah matematis kategori rendah. Hasil uji statistic menunjukkan bahwa pada tingkat kepercayaan 95 teruji adanya asosiasi yang signifikan antara kemampuan komunikasi matematis dengan kemampuan pemecahan masalah matematis. Hal ini tercermin dari nilai X 2 = 25,02 dengan indeks kontingensi sebesar C = 0,521. Hasil secara keseluruhan maupun pada tiap tingkat kemampuan awal matematis mahasiswa, menunjukkan kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah matematis mahasiswa yang memperoleh pembelajaran berbasis masalah masih tergolong sedang.Namun demikian, kemampuan yang didapatkan melalui pembelajaran berbasis masalah lebih unggul dibandingkan pembelajaran konvensional.

2.6 Perbandingan Penelitian Terdahulu Dengan Penelitian Yang Dilakukan