A. 3. Proses Pengambilan Keputusan

18

II. A. 3. Proses Pengambilan Keputusan

Janis Mann 1977 mengemukakan, pada umumnya individu akan menghadapi konflik dalam mengambil suatu keputusan yang sangat penting. Munculnya konflik membuat pengambil keputusan akan sangat berhati-hati dalam mengambil keputusan untuk menghadapi risiko yang akan muncul. Konflik- konflik tersebut juga akan mempengaruhi individu untuk menerima atau menolak tindakan yang harus dilakukan sesuai keputusan yang dibuat. Simptom yang dominan muncul adalah keragu-raguan, kebimbangan, ketidakpastian, dan tanda- tanda stres ketika keputusan ditetapkan. Sesuai dengan hal tersebut, metode yang efektif dalam pengambilan keputusan adalah metode yang menggunakan conflict-theory model, dapat melihat segala konsekuensi yang mungkin terjadi ketika mengambil satu keputusan tertentu. Hal ini tergantung dari jawaban individu yang mengambil keputusan tersebut terhadap empat pertanyaan dasar dalam metode ini. Metode ini mencakup tiga hal besar yang harus diperhatikan, yaitu antecendent conditions kondisi-kondisi yang mendahului, mediating processes proses-proses yang terjadi, dan consequences akibat-akibatnya. Banyak hal yang mempengaruhi ketiga hal tersebut, baik internal maupun eksternal. Antecendent conditions sangat dipengaruhi oleh variabel komunikasi seseorang, yang kemudian sangat mempengaruhi mediating processes. Oleh sebab itu, variabel komunikasi ini sangat diperhatikan dalam satu proses pengambilan keputusan. Universitas Sumatera Utara 19 Faktor-faktor lain yang mempengaruhi antecendent conditions dapat berupa faktor situasional dan juga variabel kepribadian dan karakteristik- karakteristik lain dari seorang pengambil keputusan Elms dalam Janis Mann, 1974. Semua faktor ini sangat mempengaruhi kesediaan pengambil keputusan untuk memberikan jawaban-jawaban yang positif atau negatif terhadap keempat pertanyaan dasar tersebut. Keunikan dari model ini adalah spesifikasi kondisi- kondisi yang ada, berhubungan dengan konflik, harapan, dan waktu tertekan yang mengantarai pola pengambilan keputusan yang khusus. Kelima tahapan pengambilan keputusan menurut Janis Mann, yang telah dijelaskan di atas akan menunjukkan suatu proses yang unik dari tahap pertama ke tahap berikutnya, demikian seterusnya sampai tahap kelima. Proses yang terjadi dari satu tahapan ke tahapan berikutnya akan menggambarkan sisi negatif dan sisi positif yang mungkin terjadi dari jawaban setiap pertanyaan yang diajukan. Proses pengambilan keputusan tersebut akan menunjukkan kondisi-kondisi yang terjadi sebelumnya, kemudian proses apa saja yang akan muncul, serta apa yang menjadi akibatnya. Hal ini menolong pengambil keputusan untuk meneliti dan menganalisa setiap jawaban yang diberikan terhadap pertanyaan-pertanyaan dari setiap proses yang terjadi. Jawaban itu akhirnya akan mengarahkan pengambil keputusan kepada satu keputusan akhir, yang akan dianut dalam hidupnya, dengan setiap konsekuensi yang mungkin terjadi. Universitas Sumatera Utara 20 Proses pengambilan keputusan menurut Janis mann tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: Antecendent Conditions Mediating Processes Consequences TIDAK Mungkin atau Ya TIDAK Mungkin atau Ya TIDAK Mungkin atau Ya TIDAK Mungkin atau Ya START : Feedback positif atau negative sesuatu yang mendukung atau menghambat Question 1: Apakah ada risiko yang serius jika tidak berubah? Informasi tambahan tentang Penderitaan dari Ketidakberubahan Ketaatan yang bertentangan Question 2: Adakah risiko yang serius jika saya berubah? Informasi tentang Penderitaan dari Berubah Perubahan yang Bertentangan Tanda-tanda dari informasi yang mungkin dan sumber-sumber yang tidak digunakan Question 3: Apakah mungkin untuk berharap menemukan solusi yang lebih baik? Defensive Avoidance Informasi tentang batasan dan waktu yang tertekan Question 4: Apakah ada waktu yang cukup untuk mencapai dan dengan tenang? Hyper waspada waspada Akhir: Nilai pencapaian sepenuhnya dan kemungkinan rencana Akhir: Nilai pencapaian yang tidak sempurna dan kemungkinan rencana Universitas Sumatera Utara 21 Proses pengambilan keputusan yang digambarkan dalam bagan tersebut akan dijelaskan sebagai berikut: a. Diawali dari kondisi atau tanda-tanda yang mengancam, mengindikasikan penderitaan yang serius atau kegagalan untuk mendapatkan keuntungan yang diharapkan akan muncul jika ketaatan seseorang terhadap tindakan yang diambil atau ketidakgiatannya. Individu mencari informasi-informasi jika ia tidak berubah dari keadaan yang sekarang. Kerugian atau penderitaan apa yang akan ia alami jika tetap dalam kondisi sekarang. Pertanyaannya adalah: “Apakah ada risiko yang serius jika saya tidak berubah?” Jika individu berespon negatif menjawab “tidak”, maka ia akan tetap melakukan ketaatan yang bertentangan. Hal ini akan menyebabkan individu tersebut tidak mencapai nilai yang sempurna atas keputusan yang diambil serta rencana-rencana yang mungkin. Jika individu menjawab “mungkin atau iya”, maka kemungkinan dia akan menyadari bahwa kerja keras yang dilakukan akan sangat melelahkan dan merusak kehidupan keluarganya. Dia mulai berfikir tentang alternatif lain. Jika alternatif-alternatif tersebut tidak menimbulkan respon yang negatif terhadap pertanyaan berikutnya tentang risiko perubahan, dia akan tetap pada keputusan yang sangat sulit, ingin berubah untuk menghindari risiko yang serius, tapi dalam waktu yang bersamaan juga tidak ingin berubah untuk menghindari harga dan risiko yang harus dibayar atas tindakan yang harus dilakukan. b. Individu kemudian mencari lagi informasi tentang penderitaan-penderitaan yang mungkin terjadi jika melakukan perubahan. Lebih besar komitmen yang Universitas Sumatera Utara 22 dibuat oleh individu yang mengambil keputusan, maka lebih besar kemungkinan untuk mengalami stres ketika sebuah komunikasi yang menantang atau peristiwa-peristiwa yang memotivasinya untuk mencapai tindakan yang lebih baik. Pertanyaannya adalah: “Apakah ada risiko yang serius jika saya berubah?” Jika individu menjawab “tidak”, maka dia akan mengalami perubahan yang bertentangan. Dia tidak menemukan suatu risiko jika ia berubah. Maka individu akan tetap melakukan tindakannya yang sebelumnya. Hal ini juga akhirnya akan menyebabkan individu tidak mencapai penilaian yang sempurna serta kemungkinan rencana-rencananya juga tidak sempurna. Tapi jika individu menjawab “Mungkin atau ya”, maka komitmen yang diambil tersebut akan terus ia kerjakan. Semakin ia berkomitmen, maka semakin besar ancaman baginya dari celaan sosial dan hukuman lain untuk berubah. c. Jika individu tersebut mengetahui bahwa keberadaannya sekarang sangat buruk, dia akan merasakan putus asa untuk dapat menemukan solusi yang memuaskan. Tapi individu tersebut akan semakin mencari informasi dan segala sumber daya yang belum digunakan untuk lebih lagi mencari kemungkinan solusi yang lebih baik dan memuaskan dirinya. Pertanyaannya adalah: “Apakah mungkin berharap untuk menemukan solusi yang baik dan memuaskan?” Universitas Sumatera Utara 23 Jika individu berespon negatif, maka dia akan kehilangan harapan untuk mendapatkan solusi yang lebih baik. Oleh sebab itu, dia akan menunjukkan pola perilaku yang menghindar dari kenyataan yang ada. Jika individu menjawab “mungkin atau ya”, maka dia akan merenungkan setiap hal yang telah pernah dia lalui dan melihat ke depan, kemungkinan yang bisa dilakukan lebih baik untuk kelanjutan hidupnya. d. Perenungan yang dilakukan pada langkah ke-3 di atas akan membuat perhitungan-perhitungan selanjutnya. Tindakan-tindakan yang mungkin dilakukan dengan waktu yang mungkin untuk mencapainya dengan tidak terburu-buru menjadi hal yang kemudian dipikirkan. Pertanyaannya adalah: “Apakah ada waktu yang cukup untuk mencapainya dan dengan tenang atau tidak tergesa-gesa?” Jika individu berespon negatif terhadap pertanyaan ini, maka dia akan sangat memperhatikan, apakah ada waktu yang cukup untuk mencapai solusi yang lebih baik. Pada tahap ini, pengambil keputusan berada pada tahap stress psikologis yang sangat tinggi. Dia akan menjadi sangat ketakutan terhadap ancaman penderitaan yang diyakini akan muncul terus menerus sampai mendekati waktu untuk mendapatkan solusi yang lebih baik, mengetahui bahwa satu atau lebih konsekuensi yang lain yang tidak diharapkan akan terwujud. Kondisi ini akan menjadikan individu tersebut menjadi sangat hypervigilance kewaspadaan yang berlebihan. Individu tersebut memberikan respon terhadap tekanan batasan waktu, ketika semua alternatif yang mungkin menimbulkan ancaman yang menimbulkan penderitaan yang sangat serius. Universitas Sumatera Utara 24 Keadaan ini akan berakhir juga dengan penilaian pencapaian yang tidak sempurna serta perencanaan yang mungkin dilakukan juga tidak sempurna. Jika individu berespon positif menjawab “mungkin atau ya” akan menghasilkan stres yang rendah, karena individu tersebut telah yakin dan pasti dengan solusi yang diambilnya. Individu tersebut akan melakukannya dengan berhati-hati dan dengan pertimbangan yang matang atas segala sesuatu yang telah ia lalui dari tahap pertama sampai kepada yang keempat ini. Hal ini akhirnya akan memberikan penilaian pencapaian yang sempurna serta perencanaan yang mungkin diambil akan mudah dilakukan dengan satu keyakinan bahwa rencana itu akan memberikan kondisi yang lebih baik bagi individu tersebut. Dari keempat proses tersebut dapat dilihat bahwa hanya ada dua kemungkinan yang dapat terjadi pada seseorang yang mengambil suatu keputusan: yang pertama, jika respon yang diberikan dari setiap pertanyaan yang muncul dalam proses tersebut selalu negatif menjawab ’tidak’, maka akan memberikan hasil yang tidak baik, yaitu kemampuan dan kemungkinan melaksanakan setiap rencana yang dibuat tidak akan sempurna. Kondisi ini akan menghasilkan keputusan yang tidak memuaskan. Sebaliknya, yang kedua, jika respon yang diberikan dari setiap pertanyaan selalu positif, maka keputusan yang diambil akan memuaskan, yaitu kemampuan dan kemungkinan melaksanakan setiap rencana akan sempurna dan berhasil. Universitas Sumatera Utara 25

II. B. Narkoba