35 sosial tersebut memiliki dampak yang berarti kepada keasyikan seseorang
dalam menggunakan obat-obatan, yang kemudian mengakibatkan timbulnya ketergantungan fisik dan psikologis.
3. Faktor Kesempatan Ketersediaan narkoba dan kemudahan memperolehnya juga dapat disebut
sebagai pemicu seseorang menjadi pecandu. Indonesia yang sudah menjadi tujuan pasar narkoba internasional, menyebabkan obat-obatan ini mudah
diperoleh. Bahkan beberapa media massa melansir bahwa para penjual narkotika menjual barang dagangannya di sekolah-sekolah, termasuk di
Sekolah Dasar. Pengalaman feel good saat mencoba drugs akan semakin memperkuat keinginan untuk memanfaatkan kesempatan dan akhirnya
menjadi pecandu. Seseorang dapat menjadi pecandu karena disebabkan oleh beberapa faktor
sekaligus atau secara bersamaan. Karena ada juga faktor yang muncul secara beruntun akibat dari satu faktor tertentu.
II. B. 3. 3. Akibat Kecanduan Narkoba
Menurut DSM – IV TR 2000, Sudirman dalam Alatas, 2001, dan Neale, dkk.2004, ada 3 bagian yang akan mengalami gangguan akibat dari
penggunaan narkoba, yaitu kondisi fisik, gangguan kehidupan mental emosional, dan gangguan terhadap kehidupan sosial.
a. Gangguan terhadap kondisi fisik
Universitas Sumatera Utara
36 Gangguan terhadap kondisi fisik akan mengakibatkan organ-organ tubuh
menjadi rusak dan tidak berfungsi sebagaimana mestinya, seperti: 1
Akibat zat itu sendiri Gangguan yang muncul adalah termasuk gangguan mental organic
akibat zat, misalnya intoksikasi, yaitu perubahan mental yang terjadi karena dosis berlebih yang memang diharapkan oleh pecandu.
Sebaliknya, bila pemakaiannya terputus maka akan terjadi kondisi putus zat.
2 Akibat bahan campuranpelarut
Bahaya yang mungkin timbul adalah infeksi dan emboli. 3
Akibat cara pakai atau alat yang tidak steril Tindakan ini akan mengakibatkan terjadinya infeksi, terjangkitnya
penyakit AIDS dan hepatitis. 4
Akibat pertolongan yang keliru Akibat pertolongan yang keliru yang diberikan kepada pecandu akan
mengakibatkan gangguan fisik, misalnya dalam keadaan tidak sadar, pecandu diberi minum.
5 Akibat tidak langsung
Pada individu yang mengkonsumsi alkohol akan terjadi stroke atau malnutrisi karena gangguan absorbsi.
b. Gangguan terhadap kehidupan mental emosional
Intoksikasi dari pemakaian narkoba dapat menimbulkan perubahan kehidupan mental emosional. Hal ini akan termanifestasi pada gangguan
Universitas Sumatera Utara
37 perilaku yang tidak wajar, seperti sindrom amotivasional dan depresi yang
menyebabkan bunuh diri. c.
Gangguan terhadap kehidupan sosial Gangguan mental emosional pada pecandu narkoba akan mengganggu
fungsinya sebagai anggota masyarakat, bekerja, atau sekolah. Hubungan anggota keluarga dan teman dekat akan terganggu. Selanjutnya akan
memungkinkan terjadinya tindak kriminal, keretakan rumah tangga sampai pada perceraian.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kecanduan narkoba akan merusak saraf pusat atau organ-organ tubuh lain. Hal ini mengakibatkan
melemahnya fisik, daya fikir, dan merosotnya moral. Selain itu juga akan merusak hubungan keluarga, menurunnya kemampuan belajar, produktivitas kerja menurun
drastis, perubahan perilaku menjadi perilaku anti sosial, gangguan kesehatan, meningkatnya tindakan kriminalitas, untuk memenuhi kebutuhan fisiknya, mereka
akan menghalalkan segala cara untuk memperoleh narkoba.
II. C. Proses Pengambilan Keputusan Berhenti Menggunakan Narkoba Telah dijelaskan sebelumnya, bahwa penyalahgunaan narkoba, yang
cenderung akan menyebabkan kecanduan dapat berisiko menyebabkan timbulnya gangguan jiwa dan juga gangguan perilaku. Menurut Pedoman Penggolongan dan
Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia PPDGJ-III, 1993 termasuk kategori diagnosis gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat psikoaktif.
Pemakai narkoba kehilangan kontrol terhadap perilaku penggunaan narkoba,
Universitas Sumatera Utara
38 sehingga dosisnya semakin lama semakin besar. Jika dihentikan akan
mengakibatkan gejala putus zat, dengan perubahan fisiologis tubuh yang sangat tidak menyenangkan, sehingga memaksanya untuk menggunakan zat tersebut lagi
atau yang sejenisnya untuk menghilangkan gejala putus zat tersebut. Penggunaan narkoba dapat menguntungkan bagi seorang pecandu, yaitu
memberikan rasa senang dan hilangnya rasa sakit yang ada dalam hidupnya, bahkan dapat memberikan rangsangan semangat. Namun di samping itu juga,
sangat banyak dampak negatif yang muncul dan sangat merugikan serta membahayakan pecandu tersebut. Identifikasi terhadap bahaya dan dampak
negatif tersebutlah yang mendorong pecandu untuk mengambil keputusan untuk berubah dan berhenti dari kehidupannya yang gelap dan menderita selama ini.
Sesuai dengan teori dari Janis Mann, tahap awal yang dilakukan dalam mengambil keputusan adalah menilai masalah yang ada. Pada tahap ini, seorang
pecandu akan mencoba mengenali permasalahan-permasalahan yang dihadapi akibat kecanduan, mencari informasi-informasi tentang pengaruh positif atau
negatif jika berhenti mencandu. Setelah pecandu menemukan segala informasi tersebut, maka akan ditentukan satu tujuan yang ingin dicapai untuk
menyelesaikan segala masalah yang ada. Pada tahap ini, pecandu cenderung akan mendapatkan feedback negatif
dari dirinya sendiri atau lingkungan tentang keinginannya untuk berhenti dari kecanduan. Namun jika keinginan itu kuat, maka kesempatan yang ada akan
dipandang sebagai suatu kesempatan yang menantang untuk menunjukkan bahwa pecandu bisa berubah dan memiliki masa depan yang lebih baik. Meskipun hal ini
Universitas Sumatera Utara
39 sangat sulit untuk dicapai, karena selama seseorang menjadi pecandu, sangat
banyak perubahan-perubahan kondisi fisik, terkhusus sistem saraf dan organ tubuh pokok lainnya, seperti otak, jantung, paru-paru, liver, dan jaringan tubuh.
Hal ini disarari penuh oleh seorang pecandu. Hal ini menyebabkan pecandu untuk mencari informasi-informasi tambahan tentang risiko yang serius yang mungkin
muncul jika tetap mencandu misalnya: melemahnya fungsi otak dan menurunnya kekebalan tubuh, yang dapat mengakibatkan disfungsi otak dan tubuh.
Meskipun sulit, namun dia akan terus menilai alternatif-alternatif yang ada, yang mungkin untuk dilakukan seorang pecandu. Setelah tahu risiko jika
tetap mencandu, maka dia juga akan mencari tahu risiko dan keuntungan jika berhenti dari mencandu. Dalam hal ini, pecandu harus menilai secara objektif, jika
menginginkan hasil yang terbaik. Meskipun kenikmatan ketika menggunakan narkoba sangat sulit untuk dilepaskan, namun satu hal yang harus diingat dengan
jelas, bahwa narkoba akan merusak sistem saraf Locus Coeruleus LC, yang merupakan nukleus adrenergik terbesar di otak. Jika sistem ini rusak, maka akan
mengakibatkan hilangnya kemampuan kontrol tubuh dan menjadi ketergantungan fisik secara penuh. Hal inilah juga yang menyebabkan sangat sulit seorang
pecandu dapat berhenti dari penggunaan narkoba. Pecandu kemudian akan menimbang alternatif-alternatif yang ada:
berhenti atau tetap mencandu dengan segala risiko dan konsekuensi yang mungkin dihadapi. Pada tahap ini, pecandu akan mendapatkan tanda-tanda dari setiap
informasi yang diperolehnya, baik yang buruk maupun yang positif. Selama proses ini, pecandu akan mengetahui keberadaannya yang sebenarnya sekarang
Universitas Sumatera Utara
40 sangat buruk, setelah menjadi seorang pecandu untuk sekian lama. Mungkin
pecandu akan merasa putus asa untuk mendapatkan solusi yang memuaskan. Karena jika berhenti, akan ada akibat negatifnya, tetapi jika tetap mencandu maka
tinggal kehancuranlah yang akan dihadapi. Sejalan dengan itu, pecandu yang ingin mengambil keputusan berhenti dari penggunaan narkoba akan semakin
mencari informasi dan segala sumber daya yang belum digunakan untuk lebih mencari kemungkinan solusi yang lebih baik dan memuaskannya.
Alternatif-alternatif yang ada akan membuat pecandu bingung dan merasakan ketegangan terhadap segala pertimbangan dari setiap alternatif. Hal ini
menuntut pecandu membuat suatu komitmen dalam dirinya untuk berubah dan akan menghadapi segala kemungkinan yang menyakitkan. Karena konsekuensi
negatif jauh lebih besar jika tetap mencandu daripada berhenti. Jika berhenti, memang akan merasakan sakit atau sakaw untuk masa-masa awal perubahan. Tapi
tindakan ini akan lebih memberikan kehidupan yang baik dan berharga. Setelah komitmen diambil, maka pecandu akan memikirkan tentang waktu
untuk melakukannya sampai berhasil dan akhirnya memberikan seperti yang diharapkannya sebelumnya. Meskipun komitmen telah diambil, tetapi masih ada
kemungkinan pecandu tidak melakukannya. Hal ini terjadi jika komitmen yang diambil membuatnya tertekan dan merasa stres. Pecandu sangat ketakutan
terhadap ancaman penderitaan yang diyakini akan muncul terus menerus sampai komitmen tersebut berhasil dilakukan. Namun jika pecandu merasa yakin penuh
dan yakin akan memiliki waktu yang cukup untuk mencapai komitmen tersebut sampai akhir, maka stresnya akan lebih rendah dan lebih memungkinkan pecandu
Universitas Sumatera Utara
41 untuk melakukan komitmen berhenti mencandu dengan lebih mudah. Pecandu
akan menjalani perubahan gaya hidup yang baru sesuai komitmennya tersebut dengan sangat berhati-hati dan dengan sungguh. Jika pecandu sampai pada tahap
ini, maka dia akan tetap melakukannya dan menganutnya meskipun ada umpan balik yang akan dihadapinya. Meskipun ada risiko negatif yang muncul selama
melakukan komitmen tersebut, maka pecandu tersebut akan terus berjuang dan menghadapinya dengan penuh keberanian. Tindakan ini tentunya akan
memberikan nilai pencapaian dan perencanaan yang sempurna terhadap keputusan yang diambil, yaitu berhenti menggunakan narkoba dan menjadi seorang manusia
yang kembali memiliki kehidupan yang layak dan berharga.
Universitas Sumatera Utara
42
BAB III METODE PENELITIAN