. Membangun Wacana Pada Tingkatan Mahasiswa di Kampus.

„‟Kami sebagai kader yang ditempatkan berjalan sesuai dengan kontrol dari pengurusan komisariat. Peran dan fungsi anggota- anggota seperti saya adalah mengejawantahkan nilai-nilai yang terdapat di komisariat. Jika dalam menjalankan fungsi kami yang ditempatkan berjalan tidak sesuai dengan apa yang dikendaki komisariat, maka komisariat melalui kepengurusan dapat memanggil kami dan melakukan evaluasi. Kami dapat dipanggil secara keanggotaan HMI. Menurut saya itu layak karena tujuannya adalah demi kebaikan‟‟. Wawancara Tanggal 14 Februari 2012 Aktifitas yang demikian merupakan aktifitas politik komisariat di kampus. Hal ini bersesuaian dengan usaha komisariat untuk mempengaruhi berjalannya organisasi intra. Pengaruh tersebut ditunjukkan sesuai dengan pandangan ideal yang terdapat di komisariat. Sebagaimana yang dinyatakan MG. Smith 1986:34-35 bahwa: „‟kehidupan politik merupakan sebuah aspek dalam kehidupan sosial. Sebuah sistem politik hanyalah sebuah tindakan politik. Tindakan sosial itu adalah tindakan politik manakala ia hendak mempengaruhi keputusan-keputusan yang berkenaan dengan masalah-masalah kemasyarakatan, yakni kebijakan umum itu. Isi dari keputusan tersebut berbeda dengan konteks kulturalnya, serta unit-unit sosial dimana ia diungkapkan , tetapi prosesnya sendiri mencapai puncaknya di dalam kerangka kompetisi antara individu dengan individu, dan kelompok dengan kelompok. Semua unit sosial yang berurusan dengan kompetisi atas dasar fakta ini memiliki karakter politiknya ‟‟. .

4.3 . Membangun Wacana Pada Tingkatan Mahasiswa di Kampus.

Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat FISIP USU juga harus memberikan perhatian khusus terhadap wacana yang berkembang untuk membangun basis gerakan. Memperhatikan wacana berkembang untuk membaca situasi yang tidak berpihak terhadap rakyat. Hal tersebut bertujuan untuk menemukan fokus dari gerakan komisariat. Sesuai dengan adanya fokus wacana dari gerakan yang ingin dibangun komisariat, maka komisariat dapat memantapkan posisinya sebagai organisasi gerakan mahasiswa. Sebagaimana UNIVERSITAS SUMATERA UTARA yang dinyatakan Donni Aditra yang juga merupakan Ketua Bidang PTKP HMI Komisariat FISIP USU Periode 2011-2012 bahwa : „‟Dalam membangun gerakan, sangat penting bagi komisariat untuk memperhatikan wacana yang sedang berkembang. Pembacaan situasi tersebut dapat mengantarkan kita untuk melihat segala kemungkinan yang terjadi efek baik dan buruknya dari situasi yang berkembang. Atas dari penilaian kita membaca setiap wacana yang berkembag itu kita bergerak, misalnya; walaupun pemerintah tidak pernah mengatakan pemerintah mempraktikkan agenda neoliberal, tapi kenyataan yang dipraktikkan pemerintah adalah sebaliknya. Hal tersebut dapat kita beri penilaian karena beberapa keputusan yang lahir mengarah kepada sistem neoliberal. Sebagaimana terdapatnya privatisasi dan swasatanisasi terhadap asset-aset nasional. Hasil penilaian dari pembacaan situasi oleh kita, akan kita kembangkan dalam bentuk wacana yang dibawa oleh gerakan komisariat. Seperti sistem BHMN di perguruan tinggi, yang katanya itu adalah wujud dari sistem pendidikan yang baik, tapi bagi kita itu adalah wujud dari sistem pendidikan yang salah dan tetap ha rus dilawan‟‟. Wawancara 16 Februari 2012 Foto 07 Donni Aditra, Ketua Bidang PTKP HMI Komisariat FISIP USU Periode 2011-2012, Saat Memimpin Aksi Long March Wacana berkembang yang dianalisis tidak produktif dari tujuan asalnya akan disikapi dengan kritis oleh komisariat. Munculnya reaksi yang kritis tersebut setelah komisariat melakukan pengkajian-pengkajian. Kajian terhadap wacana berkembang tidak hanya dinilai dari siapa yang menyampaikan, melainkan juga UNIVERSITAS SUMATERA UTARA akan dinilai dari motif di balik wacana tersebut disampaikan. Wacana-wacana yang mendapat perhatian khusus yakni wacana sosial, ekonomi, budaya dan politik. Sikap kritis terhadap wacana yang berkembang akan menjadi satu solusi bagi komisariat. Solusi tersebut merupakan satu wacana tersendiri yang akan dikembangkan komisariat. Seberapa tajam komisariat dalam menganalisis wacana yang berkembang dapat dilihat dari pengetahuan yang dimiliki oleh anggota-anggota komisariat. Analisis tersebut sangat menentukan dalam proses berjalannya komisariat sebagai organisasi gerakan mahasiswa. Oleh sebab itu, bagi komisariat meningkatkan kapasitas pengetahuan anggota itu penting. Sesuai dengan yang dinyatakan Antonio Gramsci dalam Listyono Santoso, 2006:86, kemampuan intelektualitas perlu ditingkatkan untuk dapat dipahami sebagai penanaman semangat perubahan, semangat yang bertumpu pada aspek kognisi yang tanggap terhadap realitas. Gerakan intelektual ini dapat dibaca sebagai daya cipta yang terus-menerus berhubungan secara dialektis dengan suasana sosial politik di zamannya. Selanjutnya Syari‟ati mengatakan 1998:42, orang yang memiliki intelektualitas adalah orang mempunyai tanggung jawab yang besar. Tanggung jawab yang dimaksud seperti mencari sebab-sebab yang sesungguhnya dari keterbelakangan masyarakatnya, dan menemukan penyebab sebenarnya dari kemandegan dan kebobrokan rakyat dalam lingkungannya Dalam beberapa tahun terakhir, wacana yang berkembang di komisariat dari pembacaan situasi adalah wacana menolak segala bentuk praktik neoliberalisme yang berlangsung. Sistem neoliberal yang dimaksud adalah paham UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ekonomi yang mengutamakan sistem kapitalis yaitu perdagangan bebas sistem kepemilikan modal, ekspansi pasar, privatisasi penjualan BUMN, deregulasi penghilangan campur tangan pemerintah dan pengurangan peran negara dalam layanan sosial seperti; kesehatan, pendidikan dan sebagainya. Praktik sistem neoliberal yang berlaku dinegeri ini dinilai sudah memasuki segala dimensi kehidupan sosial, ekonomi politik dan budaya. Pandangan serta penilaian seperti itu dalam beberapa tahun terakhir telah mengharuskan komisariat untuk melawan wacana tersebut. Gerakan perlawanan yang ditunjukkan dimulai dari diskusi-diskusi, sampai dengan aksi-aksi yang dilakukan komisariat. Walaupun pada kenyataannya, komisariat sulit untuk keluar dari sistem neoliberal yang berlangsung. Hal ini dikarenakan akibat dari sistem itu sendiri yang telah memasuki sendi-sendi kehidupan. Namun wacana tersebut tetap dikembangkan dan dilawan.

4.4. Aksi-aksi Yang Dilakukan HMI Komisariat FISIP USU Suatu Kasus.