Konstruksi Nilai Gerakan HMI Komisariat FISIP dan Prinsip Gerakan HMI Komisariat FISIP.

Keulog dituntut untuk mencari sumber-sumber materi yang dapat menghasilkan. Materi yang dikumpulkan bukan untuk milik pribadi, melainkan materi untuk berlangsungnya gerak komisariat. Sumber-sumber untuk menghimpun materi yang biasa digunakan Bidang Keulog adalah bantuan dari alumni, iuran kepengurusan, iuran anggota, serta usaha-usaha komisariat. Sesuai nilai yang terdapat di komisariat FISIP USU, komisariat sangat tidak membenarkan jika kepengurusan mencari dana kepada pengusaha-pengusaha pasar dan elit politik. Hal tersebut untuk menghindarkan masuknya kepentingan ke komisariat dan mnghindarkan anggota dari watak- watak pragmatis. Sangat disarankan jika terkait dengan permintaan bantuan dana, permintaan itu ditujukan pada alumni-alumni yang berasal dari HMI Komisariat FISIP. Pentingnya hal seperti itu dilakukan karena berhubungan dengan alumni yang dapat mempererat tali silahturahmi di internal komisariat. Seperti yang diketahui salah satu peran dan fungsi kepengurusan secara keseluruhan adalah menjaga tali silahturahmi.

3.2. Konstruksi Nilai Gerakan HMI Komisariat FISIP dan Prinsip Gerakan HMI Komisariat FISIP.

Ciri khas HMI Komisariat FISIP USU sebagai organisasi gerakan tidak hanya muncul dikarenakan pengetahuan maupun pemahaman di HMI. Faktor lain yang mendukung HMI Komisariat FISIP sebagai organisasi gerakan adalah pengaruh senior-senior di HMI Komisariat FISIP di masa awal perkembangan komisariat. Senior-senior yang dimaksud adalah mereka yang beraktifitas dengan UNIVERSITAS SUMATERA UTARA organisasi masyarakat Ormas dan Lembaga Swadaya Masyarakat. Di antara senior-senior yang dimaksud adalah kakanda Ridwan Rangkuti, kakanda Taufan Damanik, kakanda Henri Saragih dan lainnya. Mereka aktif di organisasi masyarakat yang berbasis kerakyatan. Keaktifan mereka di organisasi tersebut setelah mereka menyeselesaikan kepengurusan di HMI Komisariat FISIP USU. Persentuhan anggota-anggota komisariat dengan senior-senior tersebut telah memberikan pengetahuan dan pemahaman anggota mengenai pentingnya untuk melakukan kajian-kajian kemasyarakatan. Persentuhan itu telah mengarahkan anggota untuk berperan aktif dalam pembangunan masyarakat. Persentuhan yang dimaksud seperti keterlibatan anggota dalam diskusi-diskusi dan keterlibatan anggota-anggota untuk turun kebasis rakyat yang telah diorganisir oleh ormas-ormas dan LSM. Anggota komisariat yang telah mendapatkan pengetahuan, dan pemahaman dari persentuhan yang dimaksud mengakibatkan anggota-angota terus melakukan kajian-kajian untuk pengayaan nilai kerakyatan di tubuh komisariat. Sebagaimana yang dikatakan Kakanda Dadang Darmawan yang sebelumnya pernah menjadi Ketua Umum HMI bahwa: “Pada dasarnya nilai-nilai perjuangan HMI sudah termaksud didalam konstitusi HMI. Nilai-nilai yang sudah termaksud di konstitusi HMI yaitu: Nilai Dasar Perjuangan NDP, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tanggga HMI. Namun bagi HMI Komisariat FISIP USU, nilai perjuangan mempunyai pengayaan ketika kader-kader maupun anggota komisariat bersentuhan dengan dunia organisasi rakyat dan LSM. Nilai-nilai perlawanan diperkaya di HMI Komisariat FISIP USU. Sebetulnya menurut pandangan kader HMI Komisariat FISIP, HMI tidak mendorong tumbuhnya komunitas untuk melakukan perlawan yang kuat terhadap pemerintah. Pada komisariat peran-peran tersebut muncul, karena ada sentuhan anggota-anggota komisariat dengan organisasi rakyat UNIVERSITAS SUMATERA UTARA dan LSM-LSM yang membuat adanya pengayaan nilai. Nilai yang dapat diperkaya pada saat itu seperti: nilai-nilai anti kemapanan, nilai berbasis kerakyatan, mengorganisir rakyat untuk melakukan perlawanan terhadap pemerintah ”. Wawancara Tanggal 20 Januari 2012 Foto 02. Wawancara Penulis dengan Kakanda Dadang Darmawan Pengayaan pengetahuan tersebut terus dikembangkan di organisasi melalui kajian- kajian. Terlebih pada era pasca jatuhnya orde baru. Bahan-bahan bacaan yang dulunya terlarang di era orde baru, seperti bahan-bahan bacaan yang berbau ekonomi sosialis komunis tidak lagi sulit untuk didapatkan. Tahun-tahun pasca orde baru, buku tersebut telah menjadi bahan bacaan anggota. Demikian juga bahan bacaan anggota sangat berkaitan dengan apa yang dipelajari di FISIP. Kondisi tersebut juga telah mendasari nilai-nilai yang tumbuh di HMI Komisariat FISIP USU. Sebagaimana yang dinyatakan Kakanda Herdensi Adnin yang sebelumnya juga pernah menjadi Ketua Umum HMI FISIP bahwa : “Pada dasarnya nilai umum di HMI tidak terlepas dari 3 point, nilai kebangsaan, keilmuan dan keislaman. Hanya saja HMI FISIP lebih kedepan memandang persoalan-persoalan rakyat. HMI FISIP UNIVERSITAS SUMATERA UTARA dapat seperti itu, sangat berkaitan dengan buku-buku yang dibaca dan kajian-kajian yang sesuai dengan Fakultas yang ditempati ”. Wawancara tanggal 20 Januari 2012 Berbagai hal yang telah dipaparkan telah membentuk pengetahuan, serta pemahaman anggota HMI di FISIP USU. Pengetahuan yang dimiliki anggota organisasi telah mendasari terciptanya nilai-nilai di HMI Komisariat FISIP USU. Nilai tersebut di antaranya adalah nilai kerakyatan. Nilai kerakyatan yang dimaksud seperti nilai-nilai anti kemapanan, nilai pro terhadap rakyat, nilai keberanian, nilai anti penindasan. Nilai-nilai tersebutlah yang dijadikan landasan bergerak organisasi HMI Komisariat FISIP USU, selain nilai-nilai yang telah ada secara formal di HMI. Output dari nilai tersebut, mengharuskan HMI FISIP untuk terus terlibat dalam setiap persoalan rakyat. Oleh karena itu gerakan yang diperankan HMI Komisariat FISIP USU adalah gerakan atas kepentingan rakyat. Gerakan komisariat bukanlah gerakan kepentingan individu atau kelompok. Prinsip tersebut merupakan satu hal yang tidak bisa ditawar lagi. Ketika di tubuh internal komisariat terdapat anggota yang bergerak di luar prinsip tersebut, maka para pelaku akan menerima sanksi. Sistem pendidikan di perguruan tinggi pada kenyataan di lapangan saat ini, sangat tidak mendukung upaya-upaya mahasiswa untuk mengawal gerakan mahasiswa pada praktik di lapangan. Sistem pendidikan yang dinilai tidak mendukung gerakan mahasiswa di antaranya adalah upaya pembatasan studi, dan kuliah dengan Sistem Kredit Semester SKS. Sistem tersebut dianggap para aktifis organisasi mahasiswa sangat mencederai gerakan mahasiswa. Keadaan UNIVERSITAS SUMATERA UTARA tersebut cukup menjadi persoalan bagi komisariat dan organisasi mahasiswa yang lain. Namun dengan prinsip gerakan kerakyatan, komisariat masih tetap konsisten dalam hal mengawal gerakan mahasiswa. Sesuai dengan yang dikatakan Dedi Andika Ketua Umum Badan Kordinasi BADKO HMI Sumut yang sebelumnya juga pernah menjadi Ketua Umum HMI Cabang Medan pada periode 2009-2011 bahwa : “Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat FISIP USU memiliki karakter yang berbeda jika dibandingkan HMI Komisariat sekawasan Kota Medan. Kondisi tersebut karena, secara kajian keilmuan sangat mendukung kader dalam ber-HMI. HMI FISIP USU tetap stabil dalam hal gerakan, ditengah kemunduran HMI sekawasan mengenai gerakan ”. Wawancara Tanggal 22 Januari 2012

3.3. Posisi HMI FISIP Dalam Menyikapi Situasi Yang Tidak Berpihak Dengan Rakyat.